MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT BRONKIEKTASIS

BRONKIEKTASIS


DEFINISI

Bronkiektasis (Bronchiectasis)adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernafasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari:

•Sel penghasil lender
•sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernafasan
•sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.

Struktur saluran pernafasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernafasan sesuai kebutuhan.
Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang.
Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru.
Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan batuk darah.
Penyumbatan pada saluran pernafasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.

ETIOLOGI ATAU PENYEBAB

Bronkiektasis bisa disebabkan oleh:

1.Infeksi pernafasan
• Campak
• Pertusis
• Infeksi adenovirus
• Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza -Tuberkulosa
• Infeksi jamur
• Infeksi mikoplasma

2.Penyumbatan bronkus
• Benda asing yang terisap
• Pembesaran kelenjar getah bening
• Tumor paru
• Sumbatan oleh lendir

3.Cedera penghirupan
• Cedera karena asap, gas atau partikel beracun
• Menghirup getah lambung dan partikel makanan

4.Keadaan genetic
• Fibrosis kistik
• Diskinesia silia, termasuk Sindroma Kartagener
• Kekurangan alfa-1-antitripsin

5.Kelainan imunologik
• Sindroma kekurangan immunoglobulin
• Disfungsi sel darah putih
• Kekurangan koplemen
• Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa

6.Keadaan lain
• Penyalahgunaan obat (misalnya heroin)
• Infeksi HIV
• Sindroma Young (azoospermia obstruktif)
• Sindroma Marfan.

GEJALA

Gejalanya bias berupa;

• Batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk
• Batuk darah
• Batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring
• Sesak nafas yang semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas
• Penurunan berat badan
• Lelah
• Clubbing Fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang)
• Wheezingg (bunyi nafas mengi/bengek)
• Warna kulit kebiruan
• Pucat
• Bau mulut.

DIAGNOSA

Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, biasanya di paru-paru bagian bawah akan terdengar suara ronki
.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
• Rontgen dada
• CT scan dada
• Biakan dahak
• Hitung jenis darah
• Pemeriksaan keringat atau pemeriksaan fibrosis kistik lainnya
• Analisa serum immunoglobulin
• Serum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus)
• Tes PPD untuk infeksi TBC
.
PENATALAKSANAAN

Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernafasan serta mencegah komplikasi.
Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak.
Seorang terapis pernafasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif.
Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator Dan ekspektoran. Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.

PENCEGAHAN

Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka kejadian bronkiektasis.
Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu.
Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.
Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit.
Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya penyakit.

Masuknya benda asing ke saluran pernafasan dapat dicegah dengan:
• Memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya
• Menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol
• Mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).
• Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.11

WASPADAI KANKER LARING

KANKER LARING

DEFINISI
  • Kanker Laring merupakan keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di tenggorokan. Kanker laring atau karsinoma laring adalah sel-sel sekitar pita suara yang tumbuh menjadi sel ganas yang menyebabkan kanker. Tumbuh tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh dimana ia tumbuh. Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.
  • Kanker dapat mengembangkan dalam setiap bagian dari laring, namun angka kesembuhan dipengaruhi oleh lokasi tumor. Untuk keperluan staging tumor, laring dibagi menjadi tiga daerah anatomi: dengan glotis (pita suara benar, commissures anterior dan posterior); yang supraglottis (epiglotis, arytenoids dan lipatan aryepiglottic, dan kabel palsu), dan subglottis tersebut.Kebanyakan kanker laring berasal glottis. Kanker Supraglottic kurang umum, dan tumor subglottic paling tidak sering.
  • Kanker laring dapat menyebar dengan ekstensi langsung ke struktur yang berdekatan, dengan metastasis ke kelenjar getah bening daerah leher rahim, atau lebih jauh, melalui aliran darah. Metastates jauh ke paru-paru yang paling umum.
ETIOLOGI
  • Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring atau faktor resikonya yaitu : rokok, alkohol, sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu dll.
  • Beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya kanker laring adalah
    • Merokok: pembakaran tembakau dapat menghasilkan zat karsinogenik, Dan gerakan silia asap tembakau dapat membuat untuk menghentikan atau memperlambat, kemacetan dan edema mukosa, hiperplasia epitel, penebalan dan metaplasia skuamosa, secara karsinogenik 
    • Alkohol yang berlebihan: alcohol dalam jangka panjang dapat merangsang selaput lendir untuk degenerasi dan menyebabkan kanker.   
    • Kronis inflamasi seperti: radang tenggorokan kronis, atau radang pernafasan   
    • Polusi udara : Gas berbahaya dalam jangka panjang menghirup sulfur dioksida dan produksi debu industri cenderung menyebabkan kanker tenggorokan.   
    • Infeksi virus: Virus memungkinkan sel untuk mengubah sifat dari divisi yang abnormal, virus ini juga dilampirkan ke gen meng-upload ke generasi berikutnya sel kanker. HPV-16,18jenis infeksi dan virus berhubungan denga kanker tenggorokan.   
    • Perubahan prakanker: Tenggorokan keratosis dan tenggorokan jinak, seperti kanker tenggorokan yang berulang.   
    • Radiasi: Karsinogenik ketika terapi radiasi dan tumor leher. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh   
    • Hormon seksual : Penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker tenggorokan dengan sel reseptor estrogen positif secara signifikan lebih tinggi.
    • Faktor keturunan. Jika terdapat riwayat kelurga gejala kanker laring ini, rasio menurunnya lebih tinggi dibandingkan keluarga yang tidak pernah ada riwayat kanker ini. Seperti jenis kanker yang mungkin dapat diturunkan yaitu gejala kanker payudara, kanker indung telur, gejala kanker kulit maupun gejala kanker usus besar. 
PENYEBARAN
  • Kebanyakan kanker laring adalah karsinoma sel skuamosa, yang mencerminkan asal-usul mereka dari sel skuamosa yang membentuk mayoritas epitel laring. Kejadian kanker tenggorokan sekitar 1 sampai 5% dari tumor sistemik di bidang THT, kedua setelah rongga nasofaring dan hidung, kanker sinus menempati urutan ketiga. Baik usia untuk 50 sampai 70 tahun pada pria lebih umum daripada perempuan.
  • Kanker laring lima kali lebih umum pada pria dibandingkan pada wanita. Kebanyakan kasus kaker ini, berkembang pada orang dewasa yang berusia 40 tahun. Tiga perempat kasus mempengaruhi orang-orang yang berusia 60 tahun atau lebih. Merokok adalah satu-satunya faktor risiko terbesar untuk kanker laring. Minum alkohol saat merokok meningkatkan risiko lebih lanjut. Jika pendiagnosisan pada tahap awal penyakit ini, ada kesempatan yang bagus bahwa orang dengan gejala kanker laring akan mencapai kesembuhan. Namun apabila penyakit kanker baru ditemukan telah dalam tingkatan lanjut, mengurangi peluang untuk mencapai penyembuhan menyeluruh.
HISTOPATOLOGI
  • Karsinoma sel skuamosa meliputi 95 – 98% dari semua tumor ganas laring, dengan derajat difrensiasi yang berbeda-beda. Jenis lain yang jarang kita jumpai adalah karsinoma anaplastik, pseudosarkoma, adenokarsinoma dan sarkoma
  • Karsinoma Verukosa. Adalah satu tumor yang secara histologis kelihatannya jinak, akan tetapi klinis ganas. Insidennya 1 – 2% dari seluruh tumor ganas laring, lebih banyak mengenai pria dari wanita dengan perbandingan 3 : 1. Tumor tumbuh lambat tetapi dapat membesar sehingga dapat menimbulkan kerusakan lokal yang luas. Tidak terjadi metastase regional atau jauh. Pengobatannya dengan operasi, radioterapi tidak efektif dan merupakan kontraindikasi. Prognosanya sangat baik.
  • Adenokarsinoma. Angka insidennya 1% dari seluruh tumor ganas laring sering dari kelenjar mukus supraglotis dan subglotis dan tidak pernah dari glottis. Sering bermetastase ke paru-paru dan hepar. two years survival rate-nya sangat rendah. Terapi yang dianjurkan adalah reseksi radikal dengan diseksi kelenjar limfe regional dan radiasi pasca operasi.
  • Kondrosarkoma. Adalah tumor ganas yang berasal dari tulang rawan krikoid 70%, tiroid 20% dan aritenoid 10%. Sering pada laki-laki 40 – 60 tahun. Terapi yang dianjurkan adalah laringektomi total
KLASIFIKASI
  • Berdasarkan Union International Centre le Cancer (UICC) 1982, klasifikasi dan stadium tumor ganas laring terbagi atas :
    • Supraglotis. Yang termasuk supraglotis adalah : permukaan posterior epiglotis yang terletak disekitar os hioid, lipatan ariepiglotik, aritenoid, epiglotis yang terletak di bawah os hioid, pita suara palsu, ventrikel.
    • Glotis. Yang termasuk glottis adalah : pita suara asli, komisura anterior dan komisura posterior.
    • Subglotis. Yang termasuk subglotis adalah : dinding subglotis.
GEJALA
  • Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
  • Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan.
  • Kadang sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening, muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.
Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
  • Nyeri tenggorokan
  • Nyeri leher
  • Penurunan berat badan
  • Batuk
  • Batuk darah
  • Bunyi pernafasan yang abnormal (strdor/ ngorok timbul saat tidur)..
  • Bau mulut
  • Telinga sakit
DIAGNOSA
  • Untuk menegakkan diagnosa tumor ganas laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan antara lain karena letaknya dan sulit untuk dicapai sehingga dijumpai bukan pada stadium awal lagi. Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan yang diberikan kurang memuaskan. Yang terpenting pada penanggulangan tumor ganas laring ialah diagnosa dini 
  • Untuk menegakkan diagnosis dilakukan selain melalui anamnesia dan pemeriksaan fisik juga dengan pemeriksan laringoskop dan biopsi. CT scan dan MRI kepala atau leher juga bisa menunjukkan adanya kanker laring.
DIAGNOSA BANDING

Tumor ganas laring dapat dibanding dengan :
1. TBC laring
2. Sifilis laring
3. Tumor jinak laring.
4. Penyakit kronis laring

PENGOBATAN

  • Pengobatan tergantung kepada lokasi kanker di dalam laring. Kanker stadium awal diatasi dengan pembedahan atau terapi penyinaran. Jika menyerang pita suara, lebih sering dilakukan terapi penyinaran karena bisa mempertahankan suara yang normal. Kanker stadium lanjut biasanya diatasi dengan pembedahan, yang bisa meliputi pengangkatan seluruh bagian laring (laringektomi total atau parsial), diikuti dengan terapi penyinaran. Pengangkatan seluruh pita suara menyebabkan penderita tidak memiliki suara.


Suara yang baru dibuat dengan salah satu dari cara berikut:
1. Esophageal speech, penderita diajari untuk membawa udara ke dalam kerongkongan ketika bernafas dan secara perlahan menghembuskannya untuk menghasilkan suara.
2. Fistula trakeoesofageal, merupakan katup satu arah yang dimasukkan diantara trakea dan kerongkongan.
Katup ini mendorong udara ke dalam kerongkongan ketika penderita bernafas, sehingga menghasilkan suara.
3. Jika katup mengalami kelainan fungsi, cairan dan makanan bisa secara tidak sengaja masuk ke dalam trakea.
4. Elektrolaring adalah suatu alat yang bertindak sebagai sumber suara dan dipasang di leher.
Suara yang dihasilkan oleh ketiga cara tersebut dirubah menjadi percakapan dengan menggunakan mulut, hidung, gigi, lidah dan bibir. Suara yang dihasilkan lebih lemah dibandingkan suara normal.

 PENCEGAHAN
Kurangi atau hindari rokok dan alkohol


TBC BUKAN KUTUKAN

TUBERKULOSIS

DEFINISI

Penyakit Tuberkulosis: adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman Tuberkulosis. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

ETIOLOGI

Bakteri Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.



PATOFISIOLOGI

• Infeksi Primer :
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran linfe akan membawa kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 ? 6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.


• Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) :
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

• Komplikasi Pada Penderita Tuberkulosis :
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut
- Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan napas
- Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
- Bronkiectasis dan fibrosis pada paru.
- Pneumotoraks spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
- Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat inap di rumah sakit.
Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis. Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik.

GEJALA

Pada awalnya penderita hanya merasakan tidak sehat atau batuk. Pada pagi hari, batuk bisa disertai sedikit dahak berwarna hijau atau kuning. Jumlah dahak biasanya akan bertambah banyak, sejalan dengan perkembangan penyakit. Pada akhirnya, dahak akan berwarna kemerahan karena mengandung darah.
Salah satu gejala yang paling sering ditemukan adalah berkeringat di malam hari. Penderita sering terbangun di malam hari karena tubuhnya basah kuyup oleh keringat sehingga pakaian atau bahkan sepreinya harus diganti.
Sesak nafas merupakan pertanda adanya udara (pneumotoraks atau cairan (efusi pleura) di dalam rongga pleura. Sekitar sepertiga infeksi ditemukan dalam bentuk efusi pleura.
Pada infeksi tuberkulosis yang baru, bakteri pindah dari luka di paru-paru ke dalam kelenjar getah bening yang berasal dari paru-paru. Jika sistem pertahanan tubuh alami bisa mengendalikan infeksi, maka infeksi tidak akan berlanjut dan bakteri menjadi dorman.
Pada anak-anak, kelenjar getah bening menjadi besar dan menekan tabung bronkial dan menyebabkan batuk atau bahkan mungkin menyebabkan penciutan paru-paru. Kadang bakteri naik ke saluran getah bening dan membentuk sekelompok kelenjar getah bening di leher. Infeksi pada kelenjar getah bening ini bisa menembus kulit dan menghasilkan nanah.
Tuberkulosis bisa menyerang organ tubuh selain paru-paru dan keadaan ini disebut tuberkulosis ekstrapulmoner.
Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah ginjal dan tulang. Tuberkulosis ginjal bisa hanya menghasilkan sedikit gejala, tetapi infeksi bisa menghancurkan sebagian dari ginjal. Lalu tuberkulosis bisa menyebar ke kandung kemih.



DIAGNOSIS

Diagnosis tuberkulosis pada orang dewasa.
Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif.

Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen.
Dada atau pemeriksaan specimen SPS diulang.
- Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB BTA
   positif.
- Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan.

Bila tiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1/2 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS :
- Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif.
- Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB.

Bila hasil rontgen mendukung TB, diagnosis sebagai penderita TB BTA negatif rontgen positif. Bila hasil ropntgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB. UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk difoto rontgen dada.

Di Indonesia, pada saat ini, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan diagnosis TB pada orang dewasa, sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi dengan Mycobacterium Tuberculosis Karena tingginya prevalensi TB. Suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan Mycobacterium Tuberculosis . Dilain pihak, hasil uji tuberkulin dapat negatif meskipun orang tersebut menderita tuberkulosis. Misalnya pada penderita HIV / AIDS, malnutrisi berat, TB milier dan Morbili.

PENATALAKSANAAN

Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan.

Suatu infeksi tuberkulosis pulmoner aktif seringkali mengandung 1 miliar atau lebih bakteri, sehingga pemberian 1 macam obat akan menyisakan ribuan organisme yang benar-benar resisten terhadap obat tersebut. Karena itu, paling tidak, diberikan 2 macam obat yang memiliki mekanisme kerja yang berlainan dan kedua obat ini akan bersama-sama memusnahkan semua bakteri.
Setelah penderita benar-benar sembuh, pengobatan harus terus dilanjutkan, karena diperlukan waktu yang lama untuk memusnahkan semua bakteri dan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kekambuhan.

Antibiotik yang paling sering digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol.


Isoniazid, rifampicin dan pirazinamid dapat digabungkan dalam 1 kapsul, sehingga mengurangi jumlah pil yang harus ditelan oleh penderita.
Ketiga obat ini bisa menyebabkan mual dan muntah sebagai akibat dari efeknya terhadap hati. Jika timbul mual dan muntah, maka pemakaian obat harus dihentikan sampai dilakukan tes fungsi hati.
Jika tes fungsi hati menunjukkan adanya reaksi terhadap salah dari ketiga obat tersebut, maka biasanya obat yang bersangkutan diganti dengan obat yang lain.

Pemberian etambutol diawali dengan dosis yang relatif tinggi untuk membantu mengurangi jumlah bakteri dengan segera. Setelah 2 bulan, dosisnya dikurangi untuk menghindari efek samping yang berbahaya terhadap mata.
Streptomisin merupakan obat pertama yang efektif melawan tuberkulosis, tetapi harus diberikan dalam bentuk suntikan. Jika diberikan dalam dosis tinggi atau pemakaiannya berlanjut sampai lebih dari 3 bulan, streptomisin bisa menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan.
Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian paru-paru.
Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberculosis.

KOMPLIKASI

Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita TB Paru stadium lanjut:

•Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
•Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
•Bronkiectasis dan fribosis pada Paru.
•Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru.
•Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya..
•Insufisiensi Kardio Pulmoner

PENCEGAHAN

Terdapat beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis:

•Sinar ultraviolet pembasmi bakteri, bisa digunakan di tempat-tempat dimana sekumpulan orang dengan berbagai penyakit harus duduk bersama-sama selama beberapa jam (misalnya di rumah sakit, ruang tunggu gawat darurat). Sinar ini bisa membunuh bakteri yang terdapat di dalam udara.

•Isoniazid sangat efektif jika diberikan kepada orang-orang dengan resiko tinggi tuberkulosis, misalnya petugas kesehatan dengan hasil tes tuberkulin positif, tetapi hasil rontgen tidak menunjukkan adanya penyakit. Isoniazid diminum setiap hari selama 6-9 bulan.

•Penderita tuberkulosis pulmoner yang sedang menjalani pengobatan tidak perlu diisolasi lebih dari beberapa hari karena obatnya bekerja secara cepat sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penularan. Tetapi penderita yang mengalami batuk dan tidak menjalani pengobatan secara teratur, perlu diisolasi lebih lama karena bisa menularkan penyakitnya
Penderita biasanya tidak lagi dapat menularkan penyakitnya setalah menjalani pengobatan selama 10-14 hari

Di negara-negara berkembang, vaksin BCG digunakan untuk mencegah infeksi oleh M. Tuberculosis.

EPIDEMIOLOGI

Tiap tahun selalu terdapat peningkatan jumlah penderita TBC yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
TBC membunuh lebih banyak kaum muda dan wanita dibandingkan penyakit menular lainnya.Terdapat sekitar 2 sampai 3 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahun. Sesungguhnya setiap kematian akibat TBC itu bisa dihindari. Setiap detik, ada 1 orang yang meninggal akibat tertular TBC.Setiap 4 detik, ada yang sakit akibat tertular TBC.
Setiap tahun. 1 % dari seluruh populasi di seluruh dunia terjangkit oleh penyakit TBC.
Sepertiga dari jumlah penduduk di dunia ini sudah tertular oleh kuman TBC (walaupun) belum terjangkit oleh penyakitnya. Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan pentakit kepada sekitar 10 ? 15 orang dalam jangka waktu 1 tahun. Seperti halnya flu, kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah atau berbicara.
Kuman TBC biasanya menyerang paru-paru.
Sekitar 50 % dari jumlah pengungsi di seluruh dunia kemungkinan telah tertular TBC, Setiap tahunnya, lebih dari 17.000 orang pengungsi menderita sakit akibat TBC. Populasi pengungsi menghadapi peningkatan masalah akibat TBC; jumlah pengungsi dan pelarian di seluruh dunia telah berlipat 9 kali selama 20 tahun terakhir. Penderita TBC yang tidak dirawat dapat menyebarkan penyakitnya secara cepat, terutama di lingkungan penampungan dan kamp pengungsi, Amatlah sulit memberikan perawatan TBC bagi penduduk yang berpindah-pindah.
WHO merekomendasikan bahwa TBC harus menjadi prioritas utama, sesegera mungkin setelah fase darurat bagi para pengungsi itu berlalu.
Turisme, perjalanan antar-negara dan migrasi menunjang terjadinya penyebaran kuman TBC. Di banyak negara industri maju, paling tidak setengah dari jumlah kasus TBC, ditemukan pada orang-orang yang lahir di negara lain. Di Amerika Serikat, 1/3 dari jumlah kasus TBC, ditemukan pada orang yang tempat kelahirannya bukan di AS. Jumlah kasus TBC di AS diantara orang-orang yanglahirnya bukan di AS, senantiasa meningkat setiap tahun. Kaum gelandangan di negara maju merupakan golongan yang resiko tertular TBC-nya semakin meningkat.
Pada tahun 1995, dilaporkan bahwa hampir 30 % dari populasi gelandangan di San Francisco (AS) dan sekitar 25 % dari populasi gelandangan di London (Inggris) telah tertular oleh kuman TBC ? jauh lebih tinggi daripada rata-rata nasional di kedua negara tersebut.

MENGENAL SEDINI MUNGKIN GEJALA KANKER PARU

KANKER PARU PARU


PENGENALAN

Fungsi utama paru adalah mengeluarkan karbon dioksida dari darah dan menggantikan oksigen. Dinding dada dan diafrahma berfungsi sebagai pengembus untuk menggerakan udara masuk-keluar paru sehingga dapat terjadi pertukaran gas disepanjang membrane alveolokapiler. Jelaslah, kesempatan timbulnya penyakit di system organ ini banyak sekali. Penyakit paru dapat dikelompokkan kepada penyakit yang mengenai saluran nafas, interstisium dan system vascular paru. Penyakit pada satu kompartemen umumnya disertai perubahan morfologi dan fungsi pada kompartemen yang lain.
Sistem pernafasan mencakup paru, diafragma, otot dinding dada, sirkuit saraf pengatur, rongga pleura, dan saluran nafas atas (nasofaring, trakea, laring). 1
dalam p4enentuan diagnosisi terhadap penyakit paru sebaiknya dilakukan dalam prosedur prosedur yang di paparkan di bawah ini


PEMERIKSAAN



Anamnesis


•Batuk dengan dahak purulen atau mukopurulen: kemungkinan infeksi seperti oleh bronkitis, pneumonia, abses paru atau bronkiektasis terinfeksi.
•Riwayat penyakit katup jantung, mitral stenosis. Darah merah terang, berasal dari anastomosis v. bronkopulmoner pada dinding bronkus.
•Pasca trauma torak; ruptur trakheobronkial atau kista paru.
•Disertai perdarahan berbagai tempat: kemungkinan perdarahan luas oleh diatesa hemoragik atau kelainan darah.
•Perokok berat dan lama atau kontak Tb paru, kemungkinan Ca bronkogenik atau Tb paru.
•Disertai nyeri atau bengkak kaki dan nyeri dada: infark paru.
•Disertai hematuri: granul Wegener, Sindrom Goodpasture atau lupus enitematosus.

Pemeriksaan fisik


•Umum: periksa kulit terhadap adanya petekhiae, ekimosis, spider nevi, aneunisma av; phlebitis.
•Sistim respirasi: tanda-tanda penyakit paru kronik. Ronkhi lokal oleh perdarahan bronkial; ronki umum; sindrom Good- pasture.
•Jantung: stenosis mitral, kardiomegali.
•Ekstremitas: sianosis-kemungkinan shunt intrakardiak atau fistel AV pulmoner yang besar.

Pemeriksaan penunjang

•Foto toraks PA dari lateral, dan posisi lain bila diperlukan.
•Sputum, untuk pemeriksaan bakteriologik dan patologik.
•Analisis gas darah, dapat membantu dalam hal aneurisma AV.
•Lain-lain - pemeriksaan urine., Hb, hematokrit, lekosit, trombosit, pemeriksaan waktu perdarahan/pembekuan atau lainnya. Bila penlu bronkoskopi, tomografi paru, angiografi atau scanning paru.





HEMOPTISIS

Pendahuluan

• Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektoran darah atau mukus berdarah akibat pendarahan pada saluran napas di bawah laring, atau pendarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring. Hemoptisis bisa banyak, atau bisa pula sedikit sehingga hanya berupa garis merah cerah di dahak. Batuk darah masif yaitu batuk darah lebih 600mL darah dalam 24 sampai 48 jam. Hemoptisis juga bisa berupa bekuan darah hitam bila darah sudah terdapat dalam saluran napas berhari-hari sebelum dapat didahakkan. Bila ditemukan gejala ini, maka pasein harus diawasi dengan ketat karena tidak dapat dipastikan akan berhenti atau berlanjut, dan harus dicari asal serta sebab perdarahan.
• Pendarahan yang berasal dari sirkulasi bronkial adalah 95% radang paru, kanker paru sementara yang berasal dari sirkulasi pulmonal 5% infark paru, emboli paru, aneurisma Rassmussen.


Etiologi

•Infeksi : tuberkulosis, necrotizing pneumonia (Staphyllococcus, Klebsiella, Legionell), jamur, parasit virus.
•Kelainan paru seperti bronkitis, bronkiektasis, emboli paru, kistik fibrosis, emfisema bulosa.
•Neoplasma : kanker paru, adenoma bronkial, tumor metastasis.
•Kelainan hematologis : disfungsi trombosit, trombositopenia, disseminated intravascular coagulation.
•Kelainan jantung : stenosis mitral, endokarditis trikuspid.
•Kelainan pembuluh darah: hipertensi pulmonar, malformasi arterivena, aneurisma aorta.
•Trauma : jejas toraks, ruptur bronkus, emboli lemak.
•Iatrogenik : bronkoskopi, biopsi paru, kateterisasi Swan-Ganz, limfangiografi.
•Kelainan sistemik : sindro Goopasture, idiopathic pulmonary hemosiderosis, sistemic lupus erithematosus, vaskulitis (granulomatosis Wagener, purpura Henoch-Schoenlein, sindrom Chrug-Strauss).
•Lain-lain : endometriosis, bronkolitiasis, fistula bronkopleura, benda asing, hemoptisis kriptogenik, amiloidosis.


Patogenesis


• Secara anatomis dan tipe, asal perdarahan berbeda untuk setiap proses patologis tertentu. Perdarahan pada lesi endobronkial berasal dari sirkulasi bronkialis, sedangkan lesi pada parenkim berasal dari sirkulasi pulmonal. Pada keadaan kronik dimana terjadi perdarahan berulang maka perdarahan sering kali berhubungan dengan peningkatan vaskularitas di lokasi tersebut.
• Pada tuberkulosis, perdarahan mungkin terjadi karena robekan aneurisma arteri pulmonalis pada dinding kavitas (aneurisma Rassmussen), karena pecahnya anastomosis bronkopulmonal, atau karena proses erosif pada arteri bronkialis yang membesar. Perdarahan akibat ulserasi mukosa bronkus juga bisa terjadi, namun jarang masif. Sedangkan pada bronkitis, perdarahan berasal dari pembuluh darah superfisial di mukosa.3
• Pada karsinoma bronkogenik, perdarahan berasal dari nekrosis tumor serta terjadi hipervaskularisasi pada tumor, atau juga bisa berhubungan dengan invassi tumor ke pembuluh darah besar. Pada adenoma bronkial, perdarahan sering terjadi dari ruptur pembuluh-pembuluh darah permukaan yang menonjol. Pada bronkiektasis perdarahan terjadi akibat iritasi oleh infeksi dari jaringan granulasi yang menggantikan dinding bronkus yang normal.
• Pada emboli paru, hemoptisis timbul akibat infark jaringan paru. Bisa juga perdarahan akibat aliran darah berlebihan pada anastomosis bronkopulmonar pada sebelah distal dari tempat sumbatan.
• Pada trakeostomi, perdarahan bisa terjadi akibat fistula trakeoarteri terutama dari arteri inominata.
• Perdarahan difus intra pulmonar yang berasal dari pecahnya kapiler bisa terjadi pada berbagai penyakit autoimun.


DIAGNOSIS
Diagnosis banding
KANKER PARU


KANKER PARU

Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

Jenis Kanker Paru-paru


: Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut

karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
• Karsinoma sel skuamosa
• Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
• Karsinoma sel besar
• Adenokarsinoma.

Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.

Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
• Adenoma (bisa ganas atau jinak)
• Hamartoma kondromatous (jinak)
• Sarkoma (ganas)

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain.
Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.


ETIOLOGI DAN PATOGENESIS KANKER PARU


Kebiasaan merokok dipastikan sebagai faktor etiologi paling penting dalam proses terjadinya kanker paru. Secara statistik, terdapat korelasi yang tidak diragukan lagi antara frekuensi kanker paru dan lamanya, serta jumlah rokok. Secara klinis terlihat perubahan hiperplastik dan atipikal pada epitelium bronkus para perokok dan di sekitar kanker bronkus. Secara eksperimental, telah diketahui sejumlah besar karsinogen dalam asap rokok (vinyl chloride, benzo (a) pyrenes, nitroso-nor-nicotine). Pajanan linkungan meliputi radiasi (misalnya radon), asbes (khususnya bila bercampur dengan asap), polusi udara (partikel) dan zat-zat di lingkungan kerja yang terhirup (misalnya nikel, kromat, arsen).
Mekanisme genetik meliputi onkogen yang dominan (c-MYC, K-RAS, EGFR dan HER-2/neu) dan kehilangan gen supresor tumor(misalnya p53, RB, p16INK4a)6


GEJALA

Gejala-gejala kanker paru bervariasi tergantung dari dimana dan berapa luas tersebarnya tumor. Tanda-tanda peringatan dari kanker paru tidak selalu hadir atau mudah diidentifikasikan. Seseorang dengan kanker paru mungkin mempunyai macam-macam dari gejala-gejala berikut:

•Tidak ada gejala-gejala


Pada sampai dengan 25% dari orang-orang yang mendapat kanker paru, kanker pertama kali ditemukan pada suatu x-ray dada dan CT scan secara rutin sebagai suatu massa kecil yang terpencil kadangkala disebut suatu luka coin (coin lesion). Pasien-pasien ini dengan massa-massa tunggal yang kecil seringkali melaporkan tidak ada gejala-gejala kanker paru pada saat itu ditemukan.

•Gejala-Gejala yang berhubungan dengan kanker


Pertumubuhan kanker dan penyerangan (invasi) jaringan-jaringan paru dan lingkungan-lingkungannya mungkin mengganggu pernapasan, menjurus pada gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, mencuit-cuit (wheezing), nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis). Jika kanker telah menyerang syaraf-syaraf, contohnya, ia mungkin menyebabkan nyeri pundak yang bergerak kebawah bagian luar lengan (disebut Pancoast's Syndrome) atau kelumpuhan pita-pita suaru menjurus pada suara serak (parau). Penyerangan kerongkongan mungkin menjurus pada kesulitan menelan (dysphagia). Jika suatu saluran udara yang besar terhalangi, mengempisnya sebagian dari paru mungkin terjadi dan menyebabkan infeksi-infeksi (abscesses, pneumonia) pada area yang terhalangi.

•Gejala-Gejala yang berhubungan dengan metastasis

Kanker paru yang telah menyebar ke tulang-tulang mungkin menghasilkan sakit yang sangat menyiksa pada tempat-tempat tulang yang terlibat. Kanker yang telah menyebar ke otak mungkin menyebabkan sejumlah gejala-gejala penyakit syaraf yang mungkin termasuk penglihatan yang kabur, sakit kepala, serangan-serangan (seizures), atau gejala-gejala stroke seperti kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh.

•Gejala-Gejala Paraneoplastic


Kanker-kanker paru seringkali diiringi oleh apa yang disebut paraneoplastic syndromes yang berakibat dari produksi unsur-unsur yang menyerupai hormon oleh sel-sel tumor. Paraneoplastic syndromes terjadi paling umum dengan SCLC namun mungkin terlihat dengan tipe tumor mana saja. Suatu paraneoplastic syndrome yang umum yang dikaitkan dengan SCLC adalah produksi dari suatu hormon yang disebut adrenocorticotrophic hormone (ACTH) oleh sel-sel kanker, menjurus pada pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan oleh kelenjar-kelenjar adrenal (Cushing's syndrome). Sindrom paraneoplastik (paraneoplastic syndrome) yang paling sering terlihat dengan NSCLC adalah produksi dari suatu unsur serupa dengan hormon paratiroid, berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang meningkat dalam aliran darah.

•Gejala-Gejala Nonspesifik
Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan banyak kanker-kanker termasuk kanker paru meliputi kehilangan berat badan, kelemahan, dan kelelahan. Gejala-gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-perubahan suasana hati adalah juga umum.5

PEMERIKSAAN

Anamnesis

Tanyakan iwayat penyakit dahulu?
Tanyakan riwayat merokok pasein?
Tanyakan pajanan asbestos?
Pernahkah menjalani radioterapi?
Pernahkah menjalani kemoterapi
Tanyakan riwayat atau pajanan di tempat kerja?
Tanyakan fungsi paru dan penyakit kardiorespiratorius lain (jika bermaksud melakukan pneumonektomi/lobektomi)?

Pemeriksaan fisik

Bagaimana kondisi umum pasein:kurus/gizi baik, anemis, ikterus?
Periksa suara pasein(apakah parau)? Periksa batuk pasein(apakah seperti sapi bovine)?
Adakah jari tubuh(sepertiga pasein kanker paru mengalami jari tabuh)?
Adakah pada kuku pasein tampak noda nikotin?
Adakah pada tubuh pasein ditemukan tanda radioterapi?
Periksa pernafasan: distress pernafasan, sianosis dan takipnea.
Lakukan pemeriksaan fisik dada: adakah efusi pleura, ronki, ambilan udara tidak seimbang, atau parut lobektomi?
Periksa limfadenopati.
Keadaan umum penderita, nilai “performance status” menurut skala Karnofsky.
Kelainan yang terlihat atau dicari dengan sengaja, misalnya asimetris wajah, pelebaran vena di leher dan dada, kelainan bentuk dan gerakan toraks, perubahan suara, perubahan pada sendi kecil atau jari, sindrom Horner, pembesaran kelenjar getah bening terutama di daerah supraklavikula dan leher.
Pemeriksaan dada dan paru. Dicari tanda yang mungkin berhubungan dengan tumor, misalnya suara napas yang beurbah, suara napas tambahan, tanda atelektasis, hidrotoraks, tempat yang terasa nyeri.
Gejala metastasis misalnya ikterus,nyeri hepatic,lesi kulit. Adakah gejala yg menungjukkan penyebaran sekunder dari tumor primer lain?7

Pemeriksaan radiologi


Pada kanker paru, pemeriksaan foto rontgen dada ulang perlu dilakukan untuk menilai doubling time-nya. Kebanyakan kanker paru mempunyai duobling time antara 37-465 hari. Bila doubling time-nya lebih dari 18 bulan, berarti tumornya benigna. Tanda-tanda tumor benigna lainnya adalah lesi berbentuk bulat konsentris, solid dan adanya kalsifikasi yang tegas.
Pemeriksaan Computed Tomografi pada torak lebih sensitif daripada pemeriksaan foto dada biasa, karena bisa mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal 3 mm,walaupun positif palsu untuk kelainan sebesar itu mencapai 20-60%. CT Scan bisa menjadi skrining kedua setelah foto dada biasa..
Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak rutin dilakukan karena ia hanya terbatas untuk menilai kelainan tumor yang menginvasi ke dalam vertebra, medula spinalis, mediastenum, di samping biayanya juga cukup mahal.
Positron Emission Tomography (PET) dapat membedakan tumor jinak dan ganas berdasarkan perbedaan biokimia dalam metabolisme zat-zat seperti glukosa, oksigen, protein, asam nukleat. Contoh zat yang dipakai : methionine 11C dan F-18 fluorodeoxyglucose (FD6).
Pemeriksaan Bone Scanning diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasi ke tulang. Insiden tumor Non Small Cell Lung Cancer ke tulang dilaporkan sebesar 15%.

Pemeriksaan Laboratorium


• Pemeriksaan rutin darah, urin, tinja
• Pemeriksaan sitologi sputum dianjurkan sebagai pemeriksaa rutin dan skrinning untuk diagnosis dini kanker paru.
• Pemeriksaan lain untuk mengetahui faal alat tubuh seperti faal hati, ginjal.
• Kadar kalsium darah, terutama bila keadaan umum kurang baik.
• Bila ada cairan pleura dilakukan pemeriksaan jumlah sel,jenis sel, fosfataselindi serta sitologi.
• Pemerriksaan faktor pembekuan darah seperti waktu perdarahan, waktu pembekuan serta jumlah trombosit.


Pemeriksaan histopatologi


Standar emas diagnosis kanker paru. Penting untuk menentukan ganas atau tidaknya suatu kelainan, sekaligus menentukan jenisnya. Cara pengambilan spesimen dapat dengan cara biopsi melalui trans bronchiol lung biopsi(TBLB) dengan tuntutan fluoroskopi atau ultrasound. Selain itu pengambilan juga melalui ultrasound bronchoscopy dan trans-bronchial needle-aspiration(TBNA).

Pemeriksaan serologi


Beberapa tes yang dipakai adalah CEA(Carcinoma Embryonic Antigen), NSE (Neuron-specific enolase) dan Cyfra 21-1(cytokeratin fragments). Tes ini lebih banyak dipakai untuk evaluasi hasil pengobatan kanker paru.

DIAGNOSIS

1. Menentukan apakah lesi intra torakal tersebut sebagai tumor jinak atau ganas
2. Menentukan staging penyakit
3. Kemudian menentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang bertujuan untuk menentukan bagaimana cara pengambilan jaringan tumor. Untuk lesi perifer, kombinasi bronkoskopi dengan biopsi, sikatan, bilasan, transtorakal biopsi/aspirasi dan tuntunan USG atau CT Scan akan memberikan hasil yang lebih baik. Sedangkan untuk lesi sentral, pemeriksaan sitologi sputum diikuti bronkoskopi fleksibel.
4. Secara radiologis dapat ditentukan ukuran tumor (T), kelenjar getah being torakal (N) dan metastasis ke organ lain (M).

PENATALAKSANAAN

Non medika mentosa


Cara yang diketahui mengurangi resiko pada kanker :
•Menghindari merokok atau terkena asap tembakau.
•Menghindari occupational carcinogen (misalnya, asbestos).
•Menghindari terkena sinar matahari yang lama tanpa perlindungan tabir surya.
•Menghindari asupan alkohol yang berlebihan.
•Menghindari penggunaan terapi hormon (misalnya, estrogen dan progesterone).

Cara yang bisa mengurangi resiko pada kanker :
•Membatasi asupan makanan berlemak tinggi, terutama sekali dari bahan-bahan hewani (misalnya, daging berlemak tinggi, produk yang berasal dari lemak susu).
•Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayur-sayuran.
•Menjadi aktif secara fisik.
•Menjaga berat badan dibawah tingkat obesitas.

Medika mentosa


Pengobatan kanker parudi dasarkan atas jenis histologi, derajat (stage, stadium) dan tampilan (performance status) penderita. Di samping itu perlu juga diperhatikan faktor umur, faal paru, faal jantung dan faal organ lainnya.
Tujuan pengobatan kanker secara kuratif menyembuhkan atau memperpanjangkan masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup pasein. Secara paliatif mengurangi dampak kanker dan meningkatkan kualitas hidup. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal untuk mengurangi dampak fisik maupun psikologis kanker baik pada pasein maupun keluarga. Pengobatan suportif menunjang pengobatan kuratif paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, transfusi darah dan komponen darah, growth factors obat anti nyeri dan obat anti infeksi.

• Operasi tergabtung T dan N
• radiasi bila operasi tidak absolut pascabedah
• kemoterapi bila perlu diberikan pascabedah
• pembedahan pada karsinoma alkeal yang terbatas, sesuai stadi I/II
• kemoterapi pada epidermid Ca masih amat diragukan hasilnya

Kebanyakan obat sitostatik mempunyai aktivitas cukup baik pada NSCLC dengan tingkat respons antara 15-33%, walaupun demikian penggunaan obat tunggal tidak mencapai remisi komplit. Resimen CAMP yang terdiri dari siklofosfamid, doksorubisin metrotreksat dan prokarbasin, tingkat respon regimen 26%. Beberapa protokol resimen lainnya kemudian dikembangkan dan diperbandingkan dengan CAMp seperti CAV memberikan tingkat respon 26%.
Obat-obat baru saat ini telah banyak dihasilkan dan dicobakan sebagai obat tunggal seperti Paclitaxel, Docetaxel, Vinorelbine, Gemcitabine dan Irenotecan denga hasil yang cukup menjanjikan, begitu juga bila dimasukkan ke regimen lama menbentuk regimen baru.
Selain terapi biologi seperti BCG, levamisole, interferon dan interleukin tetapi penggunaannya dengan kombinasi modalitas lainnya hasilnya masih kontroversial.
Terapi gen dengan cara transplantasi stem sel dari darah tepi maupun sumsum tulang alogenik. 4

EPIDEMIOLOGI
• Insidens dan angka kematian kangker paru diseluruh dunia meningkat dalam 3 sampai 4 dekade terakhir. Insidens kangker paru meningkat 0,5 % per tahun dan peningkatan ini terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan semua jenis paru dengan derajat yang bervariasi. Penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini menunjukan perubahan pola histologis kanker paru. Hal ini antara lain disebabkan oleh perubahan kriteria klasifikasi histopatologi, kemajuan metode diagnosis dan factor etiologi. Peran faktor etiologi terhadap perubahan jenis histopatologi kanker paru belum dapat dijelaskan.
• Lebih dari 90 % tumor paru-paru merupakan tumor ganas, dan sekitar 95 % tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Bila mana kita menyebut kanker paru-paru maka yang dimaksudkan adalah karsinoma bronkogenik, karena kebanyakan tumor ganas primer dari system pernafasan bagian bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkus
Meskipun pernah dianggap sebagai suatu bentuk keganasan yang jarang terjadi, insiden kanker paru-paru dinegara industri telah meningkat sampai tahap epidemic sejak 1930. Kanker paru-paru sekarang ini telah menjadi sebab utama dari kematian akibat kanker pada pria maupun wanita. Insiden tertinggi terjadi pada usia antara 55-65 tahun. Peningkatan ini dipercaya ada hubungannya dengan makin tingginya kebiasaan merokok sigaret yang sebenarnya sebagian besar dapat dihindari. 5

MEMPERHATIKAN GIZI ANAK

GIZI TEPAT ANAK

Kecerdasan dan keterampilan anak selalu dikaitkan dengan kemampuan otak. Namun sesungguhnya banyak faktor yang menentukan kecerdasan dan keterampilan anak, antara lain faktor genetik (bawaan), pemberian stimulasi dari lingkungan, dan nutrisi.

Nutrisi merupakan modal penting bagi otak anak. Berdasarkan bukti ilmiah yang dipaparkan Nicola Graimes, konsultan gizi sekaligus penulis buku Brain Foods for Kids, kemampuan otak anak dapat ditingkatkan dengan nutrisi khusus. Menurutnya, orangtua dapat membantu meningkatkan kecerdasan bawaan anak melalui makanan.

Seiring bertambahnya usia, aktivitas anak pun kian meningkat. Untuk itu, diperlukan makanan yang mencukupi kebutuhan nutrisi otaknya. Variasi dan keseimbangan jumlah merupakan kunci utama, karena bila kekurangan jenis nutrisi tertentu dapat mengakibatkan gangguan pada performa otak anak. Tidak ada nutrisi yang berdiri sendiri. Setiap nutrisi merupakan bagian dari kesatuan pola makan yang seimbang. Nutrisi yang lengkap dan seimbang menjadi penggerak sistem kerja otak. Meski otak memiliki bobot hanya 2 persen dari total berat tubuh, namun otak memerlukan 30 persen dari total pasokan energi dalam tubuh. Untuk itu, orangtua perlu memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang dalam meningkatkan tumbuh kembang anak khususnya perkembangan otaknya.

Saat bayi baru lahir, keseimbangan asupan nutrisi bisa terpenuhi oleh ASI. ASI mengandung zat gizi dalam jumlah dan kompisisi yang tepat untuk bayi. ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan sistem saraf pusat anak karena mengandung asam lemak penting termasuk Omega-3 dan 6. Keduanya telah terbukti positif mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Bahkan dapat membantu meningkatkan kecerdasan jangka panjang.

Meski tidak sebaik ASI, ibu tetap boleh memberikan susu formula, karena beberapa susu formula dibuat dengan mengikuti komposisi ASI. Beberapa komponen nutrisi pada susu formula diekstrak dari tumbuh-tumbuhan yang diolah hingga menyerupai komponen yang terdapat pada tubuh manusia. Bahkan diperkaya juga dengan asam lemak esensial yang berpengaruh meningkatkan memori dan IQ. Namun zat tersebut tak mudah diserap tubuh, sebagaimana terdapat dalam ASI. “Komponen nutrisi yang diekstrak melalui tumbuhan dan manusia tentu tidak sama sehingga mempengaruhi penyerapannya,” ujar Sri.
Selain jenis sumber nutrisi, orangtua juga perlu memperhatikan jumlah atau komposisi nutrisi dalam menu keseharian anak.

Ketidaklengkapan nutrisi, dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan zat gizi tertentu yang akan berdampak pada perkembangan otaknya.
Sedangkan kelebihan zat tertentu, seperti kelebihan AA dan DHA, sangat kecil kemungkinannya akan menimbulkan kecacatan otak. Apalagi jika anak mendapatkan gizi tersebut dari sumber makanan alami, bukan suplemen. Jika metabolisme tubuh anak berfungsi baik, maka anak hanya akan menyerap nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sisanya akan dibuang.

Sumber Makanan Pelemah Otak


Meski tubuh dapat membuang kelebihan nutrisi, namun lebih baik bila orangtua menghindari konsumsi zat-zat tertentu secara berlebihan. Terutama zat-zat tertentu akan menurunkan kemampuan otak anak untuk memperhatikan, mengingat dan belajar. Salah satunya adalah gula olahan yang terdapat pada makanan yang telah diproses, seperti permen, kue, biskuit, dan sereal manis. Gula olahan hampir tak punya nilai gizi, dan jika dikonsumsi dalam jumlah besar malah dapat menurunkan kinerja otak. Klaim bahwa minyak hati ikan cod, sebagai sumber utama lemak esensial untuk anak rupanya perlu dikaji ulang. Justru dianjurkan agar tidak terlalu sering dikonsumsi anak karena pada hati ikan cod tersimpan sisa polutan. Minyak jenuh, minyak terhidrogenasi tergolong sebagai lemak jahat yang berpengaruh buruk pada kinerja otak. Makanan siap saji, seperti kentang goreng, ayam goreng, dan sebagainya, mengandung lemak jenuh dalam jumlah besar.

WHO menganjurkan agar anak-anak makan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran per hari, atau tiga porsi buah dan dua porsi sayuran. Yang dimaksud dengan satu porsi ialah jumlah makanan yang dapat dipegang oleh tangan anak. Segelas jus buah segar dan semangkuk kacang juga dihitung sebagai satu porsi.

Karbohidrat

Otak memerlukan pasokan glukosa yang konstan, sebagai sumber energi. Sumber pasokan glukosa pada anak sebaiknya berupa gula intrinsik dan karbohidrat kompleks non-olahan seperti kentang, biji-bijian, beras merah, dan sayur-sayuran. Sebaiknya batasi sumber karbohidrat sederhana (gula) pada anak. Karbohidrat non-olahan lebih baik dibanding olahan, karena masih kaya nutrisi dan serat yang penting untuk memasok energi ke otak secara konstan dalam waktu lama. Makanan dengan gula olahan menyebabkan melonjaknya gula darah diikuti penurunan daya tangkap dan konsentrasi anak. Idealnya, orangtua memasukkan sepertiga bahan pangan berkarbohidrat dalam pola makan anak.

Protein

Zat gizi ini terbentuk dari 25 jenis asam amino. Delapan diantaranya dikenal sebagai asam amino esensial yang tak dapat diproduksi oleh tubuh, namun dapat diperoleh dari sumber di luar tubuh. Salah satu peran asam amino esensial bagi otak ialah memproduksi neurotransmitter yang berfungsi dalam penyampaian pesan dalam otak. Keberadaan neurotransmitter ini sangat penting untuk mengoptimalkan kerja otak dan kepekaan emosi. Asam amino bisa ditemukan dalam ikan, produk susu, telur, oat, dan kalkun. Anak-anak usia 4- 10 tahun memerlukan 15-28 gram protein per hari.

Lemak

Enam puluh persen komposisi otak berupa lemak yang diperoleh dari makanan. Jenis lemak yang dikonsumsi akan mempengaruhi komposisi lemak di otak. Itu sebabnya orangtua perlu memasukkan jenis lemak yang tepat dalam makanan anak, karena akan mempengaruhi perkembangan serta kemampuan otak anak. Kelompok lemak paling berguna untuk fungsi otak ialah asam lemak tak jenuh ganda misalnya omega-3, EPA, dan DHA. Sumber omega-3 yaitu jenis ikan berlemak seperti makarel, tuna, sarden, salmon, kembung, bawal, mujair, kakap, tenggiri. Jika anak alergi ikan, bisa diganti dengan kacang kenari, telur, dan kacang kedelai.
Omega-6 dapat ditemukan pada tanaman kacang-kacangan dan biji-bijian, telur, ikan, dan kacang kedelai. Konsumsi omega-3 dan 6 per hari pada anak perlu disesuaikan dengan kebutuhan serta aktivitasnya sehari-hari. Tanda-tanda anak kekurangan asam lemak adalah haus terus menerus, sering buang air kecil, rambut dan kulit kering, kuku rapuh dan tipis, berketombe, sulit belajar, hiperaktif, penglihatan buruk, kulit lengan dan kaki kasar dan kusam. Dianjurkan anak-anak mengkonsumsi satu dosis suplemen minyak ikan per minggu.

Vitamin dan Mineral

Fungsi otak dipengaruhi oleh berbagai jenis vitamin dan mineral. Anak-anak banyak memerlukannya dalam setiap tahap pertumbuhannya. Vitamin A,C, dan E adalah antioksidan yang melindungi otak dari racun dan polusi. Sedangkan vitamin B penting untuk fungsi otak, dan sistem saraf yang sehat. Kekurangan vitamin B bisa menyebabkan rendahnya konsentrasi dan daya ingat, kurang berenergi dan insomnia. Sementara itu kekurangan kolin (senyawa serupa vitamin) sering dikaitkan dengan gangguan memori dan daya pikir. Selain vitamin, jenis mineral kalsium dan magnesium dapat menenangkan sel saraf.
Untuk meningkatkan fungsi otak dan memori diperlukan asupan nutrisi seng, boron, dan zat besi. Kekurangan zat besi dapat membuat anak-anak sulit berkonsentrasi, sehingga mempengaruhi kemampuan anak menyerap informasi. Riset membuktikan adanya hubungan antara kandungan zat besi dalam makanan dengan tingkat IQ. Sedangkan untuk melindungi otak dari logam berat dibutuhkan selenium. Sejumlah kecil logam berat seperti timbal dan merkuri dapat terakumulasi dalam jaringan dan mengganggu zat kimia otak.


Mineral penting beserta sumbernya;
1. Kalsium; produk susu, almond, biji-bijian, sarden, dan sayuran berdaun hijau.
2. Magnesium; kacang kedelai, padi-padian, kacang-kacangan, daging, dan sayuran berdaun hijau.
3. Kolin; kuning telur, sarden, hati, dan biji-bijian.
4. Seng; daging kalkun merah, kerang-kerangan, polong-polongan, dan padi-padian
5. Boron; kacang-kacangan, apel, brokoli, kapri dan anggur.
6. Zat Besi; telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, hati, kerang, sereal yang difortifikasi.
7. Selenium; padi-padian, sereal, tuna, kerang, hati, produk susu dan telur.
8. Kromium; daging merah, telur, keju, hidangan laut, padi-padian.


ASIH, ASUH, ASAH

Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tua / orang dewasa lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan.
Kebutuhan dasar seorang anak adalah

 ASUH ( kebutuhan biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman , perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan timbulnya gejal penyakit.

 ASIH ( kebutuhan emosianal)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, ,pengalaman baru, , pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan , tetapi lebih banyak memberikan contoh – contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya.

 ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Cikal bakal proses pembelajaran , pendidikan , dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian ,ketrampilan dan produktivitas yang baik.

Beberapa tingkat perkembangan yang harus dicapai pada anak umur tertentu ;
 4-6 minggu : tersenyum spontan , dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
 12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri , menoleh ke arah suara , memegang benda yang ditaruh ditanggannya , bermain cilukba.
 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya , duduk dengan bantuan kedua tangannya ke depan , makan biskuit sendiri.
 9 – 10 bulan : menunjuk dengan jari , memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk, merangkak , bersuara da… da…. .
 13 - 15 bulan : berjalan tanpa bantuan , mengucapkan kata – kata tungggal , memasukkan mainan ke dalam cangkir , bermain dengan orang lain , minum dari gelas , dan mencoret –

MENGENAL PERKEMBANGAN ANAK 1

TUMBUH KEMBANG ANAK

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya

Pertumbuhan (growth)

Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Peertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh.Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan stuktur pertumbuhan otaknya juga bertambah.Akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir. Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi dari pada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukut dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat.

Perkembangan (development)

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental,motorik, bahasa, sosial, emosi dan pekembangan moral.Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel tubuh, jaringan, organ, sistim organ sehingga masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Hail ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain, berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Faktor post natal yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial. Contoh dari komponen biologis adalah kesehatan tubuh/organ,keadaan gizi, kekebalan penyakit. Yang termasuk komponen fisik misalnya perumahan, kebersihan lingkungan, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Komponen psiko-sosial misalnya kesehatan jiwa,stimulasi mental,pengaruh keluarga dan sekolah, nilai budaya dll.

Proses tumbuh kembang dipemgaruhi oleh 2 faktor.


1.Mikro kosmos (keadaan anak itu sendiri )
Termasuk disini adalah sifat dasar konstitusi anak sejak lahir dan keadaan biologis anak .

2. Makro kosmos (keadaan lingkungan anak)
Termasuk disini adalah sikap orang tua, teman bermain dan guru serta masyarakat.

3 Kesehatan Anak
Kesehatan anak merupakan suatau hal yang penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.Golongan bayi dan anak justru merupakan golongan yang sangat rentan terhadap penyakit infeksi dan gizi kurang.
Pemberian imunisasi aktif pada bayi adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya tbc,difteri, pertusis, tetenus, polio, campak, hepatitis b dll.
Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibodi maternal dan asi yang akan menolong bayi untuk mencegah dan menghadapi infeksi selama bulan-bulan pertama kehidupan.Karena daya imunitas itu akan menurun dan kontak dengan lingkungan akan makin meningkat, kejadian penyakit infeksi akan bertambah secara cepat dan menetap pada tingkat yang tinggi selama tahun kedua dan ketiga kehidupan
Bayi yang mendapat asi eksklusif mempunyai resiko yang jauh lebih rendah terhadap penyakit diare jika dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu formula atau menerima makanan lain selain susu, karena bayi yang mendapat asi akan menerima zat protektif disamping proses penyediaan susu formula atau makanan tambahan tersebut sering kurang higienis.
Bayi atau anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik,berbeda dengan anak yang sering terkena infeksi, biasanya pertumbuhannya akan terganggu.

4. Pola Konsumsi Bayi 0-4 Bulan
Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesatdisertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Selama periode ini bayi sepenuhnya tegantung pada perawatan dan pemberian makan oleh ibunya.
Asi tanpa makanan lain dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 4 bulan dan sesudahnya hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, mineral utama bagi bayi.Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut maka mulai usia 4 sampai 24 bulan disamping asi juga diberikan makanan pendamping asi.

Dahulu pemberian makanan tambahan diberikan sedini mungkin tetapi setelah ada laporan tentang bahaya yang ditimbulkannya maka dianjurkan agar makanan tambahan diberikan secara bertahap mulai usia 5 bulan.
MPASI hendaknya diperhatikan dan diberikan secara bertahap, bervariasi, dan perhatikanlah adanya resiko alergi pada bayi, apalagi bila salah satu atau kedua orangtua mempunyai riwayat alergi.

5. ASI
5.1 Komponen ASI

Asi merupakan substansi bahan yang hidup dengan kompleksitas biologi yang luas yang mampu memberikan daya perlindungan baik secara aktif melalui pengauran imunologis.Asi bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi, tetapi juga mengandung inunoglobulin a (Ig a) yang memainkan peran penting dalam fungsi proteksi. Asi juga mengandung kadar lisozim yang tinggi yang sangat menguntungkan untuk menghancurkan bakteri didalam rongga usus.

Kolustrum yaitu asi yang bewarna kekuningan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir mengandung protein yang terdiri dari lactalbumin, lactalglobin,casein, minyak, mineral, vitamin A dan Ig a. Kandungan Ig a dalam kolustrum jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terkandung dalam asi. Kolustrum menjamin bayi baru lahir dapat beradaptasi dan berhasil melewati masa trasnsisi.

5.1.2 Manfaat ASI

Asi merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi untuk masa 0-4 bulan,
Menurut depkes RI 1994 manfaat asi adalah :
• Mudah dicerna
• Mengandung zat berkualitas tinggi untuk kecerdasan dan pertumbuhan
• Mengandung zat kekebalan
• Aman dan bersih
• Suhu tepat
• Menghindarkan bayi dari alergi dan diare
• Asi praktis dan ekonomis, dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Disamping itu asi juga bebas dari kesalahan dalam penyediaan dan penyajian.

Keuntungan untuk ibu:
• Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.
• Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
• Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
• Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui sangat rendah.
• Metode LAM – The lactational amenorrhea method (LAM) adalah salah satu teknik Kontrasepsi atau KB alamiah yang didasarkan pada Ibu memberikan ASI ekslusif akan menyebabkan tidak mendapatkan menstruasi.

5.1.3 Pola Menyusui
Pola menyusui dalam hal ini meliputi cara pemberian,sikap dan tingkah laku ibu dalam menyusukan bayinya. Sebaiknya bayi disusui secara call feeding maksudnya setiap saat bayi menginginkannya. Yang juga penting adalah ibu harus berada dalam keadaan tenang dan bebas dari ketegangan fisik maupun mental. Cara menyusui sebaiknya pada kedua buah payudara secara bergantian









MENGENAL RHEUMATOID ARTHRITIS, osteoarthritis, dan rheumatoid arthritis

ARTHRITIS

Berarti radang pada sendi. Berdasarkan penyebabnya arthritis terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain septic arthritis, osteoarthritis, dan rheumatoid arthritis.

Septic arthritis
Bersifat akut, ditandai dengan radang membrane sinovial dengan efusi purulen ke dalam sendi, paling sering disebabkan Staphlylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, S. pneumoniae, atau Neisseria gonorrhoeae, biasanya disebabkan oleh penyabaran hematogen dari tempat primer infeksi, meskipun sendi mungkin juga terinfeksi melalui inokulasi langsung atau penyebaran local.

Rheumatoid arthritis
Adalah penyakit otoimun, penyakit dimana tubuh menyerang dirinya sendiri untuk alasan yang tidak diketahui. Arthritis tipe ini dapat menyerang persendian manapun, tapi yang paling sering di lengan dan pergelangannya. Persendian membengkak dari dalam dan tampak luar membengkak, merah dan panas.

Osteoarthritis
Biasa disebut the wear-and-tear arthritis karena penggunaan sendi jangka lama itulah yang menyebabkannnya. Struktur sendi berubah seirin dengan waktu, menyebabkan rasa sakit pada persendian. Sendi yang biasa terkena adalah lutut, pinggul, dan tulang belakang.

SEPTIC ARTHRITIS

Etiologi

• Dapat disebabkan oleh Pasteurella multocida, Capnocytophaga sp. (gigitan anjing atau kucing), Eikenella corrodens, bakteri-bakteri anaerob (misalnya Fusobacterium nucleatum dan Streptococcus sp.), Aeromonas hydrophila (myelogenous leukemia), S aureus, CONS, bakteri gram-negatif, P. aeruginosa, Serratia sp, Candida sp. (biasanya pada penyalahgunaan injeksi IV), Mycobacterium marinum, S. schenckii, dan S. pneumoniae (sickle cell anemia).
• Tidak ada kespesifikan ras.
• 56% penderitanya adalah pria (USA).
• Usia lebih dari 65 tahun (45%).

Patofisiologi

Organisme dapat menginvasi sendi melalui inokulasi langsung misalnya penyebaran dari jarinagn periarticular yang terinfeksi atau melalui aliran darah (rute tersering).

Persendian normal memiliki beberapa komponen pelindung. Sel synovial sehat memiliki aktifitas fagositik yang signifikan, dan normalnya cairan synovial aktifitas bakterisidal yang signifikan pula.

Pada kerusakan sendi, khususnya akibat rheumatoid arthritis, merupakan yang paling memungkinkan terjadinya infeksi. Membrane synovial dari persendian-persendian ini mengeksebisi neovaskularisasi dan meningkatkan factor adhesi; kedua kondisi ini meningkatkan kesempatan bakteremia, yang kemudian menginfeksi persendian. Beberapa mikroorganisme property yang membuat mereka dapat menyerang sinovium. Staphylococcus aureus mengikat articular sialoprotein, fibronectin collage, elastin, hyaluronic acid, dan material prosthetic melalui faktor adhesi jaringan spesifik (komponen permukaan microbial mengenali adhesive matrix molecules [MSCRAMMs]). Pada orang dewasa, anastomosis arteriolar diantara epifisis dan sinovium memungkinkan penyebaran osteomyelitis ke dalam rongga persendian.

Konsekuensi mayor dari invasi bakteri adalah kerusakan kartilago persendian. Ini mungkin karena properti patologik dari organism, seperti kondrosit protease dari S. aureus, serupa dengan respon PMN leukosit host. Sel-sel menstimulasi sintesis sitokin dan produk pembengkakan lain, akibatnya hidrolisis dari kolagen esensial dan proteoglikan. Infeksi N. gonorrhoeae menginduksi influx ,bersifat relative, WBC ke persendian. Destruksi minimal persendian diobservasi dengan infeksi oleh organism ini dibandingkan denagn destruksi akibat infeksi S. aureus.

Sejalan dengan proses lanjut destruksi, dimulailah pannus formation dan erosi kartilago terjadi pada margo lateral dari sendi. Efusi yang besar, yang dapat terjadi pada infeksi dari sendi panggul, suplai darah terganggu, dan hasilnya aseptic nekrosis tulang.Proses destruksi ini berkembang 3 hari pada untreated infection.

Infeksi viral menyebabkan invasi langsung (rubella) atau produksi kompleks antigen/antibody. Seperti mekanisme imun terjadi pada infeksi oleh HBV, parvovirus B19, dan virus-virus choriomeningitis limfositik.
Reactive, atau postexposure, arthritis biasanya ditemukan pada pasien dengan HLA-B27,histocompatibility antigens. Infeksi yang bervariasi dapat menyebabkan reaktif arthritis, tetapi yang paling sering adalah akibat proses gastrointestinal.

Bakteri yang pathogen terhadap GIT yang dpat mengakibatkan reaktif arthritis antara lain:
• Salmonella enteritidis
• Salmonella typhimurium
• Yersinia enterocolitica
• Campylobacter jejuni
• Clostridium difficile
• Shigella sonnei
• Entamoeba histolytica
• Cryptosporidium

Pemeriksaan laboratorium

• Cairan sendi yang terinfeksi berwarna kuning kehijauan akibat peningkatan level sel berinti. Evaluasi terhadap cairan synovial merupakan cara yang baik untuk menilai poteinsial infeksi, misalnya hitung leukosit, gram stain, tes polarisasi mikroskopi.
• Mengkulturkan cairan synovial atau jaringannya adalah metode definitive untuk mendiagnosa septic arthritis.
• Jika di mikroskop tidak tampak kristal, jika walaupun gram stain negative, pasien dapat dicurigai terinfeksi. Karena gram stain kurang spesifik dalam mendeteksi bakteri dalam cairan synovial. Lakukan kultur.
• Jika setelah lima hari tidak ada perkembangan yang signifikan, persendian harus diaspirasi ulang dan di uji. Umumnya sendi terinfeksi mempunyai WBC count lebih dari 50,000/μL dnegan lebih dari 75% PMN.
• Hasil uji synovial pada Lyme arthritis serupa dengan hasil uji infeksi yang disebabkan oalh bakteri tipe lain.
• Pada kemungkina infeksi bakteri gonococcal, kulturkan juga dari rectum, leher rahim, urethra, pharynx dan lesi kulit sangat membantu.
• PCR menjanjikan deteksi DNA bakteri. PCR sudah digunakan untuk mendiagnosis Yersinia sp., B. burgdorferi, N. gonorrhoeae, dan Ureaplama sp.
• Silver stains dapat digunakan utuk mendeteksi organism pada 5% kasus Lyme arthritis.
• Cairan synovial dari sendi yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis menunjukkan marked leukocytosis. Hasil acid-fast stain biasnya negatif.

Terapi
• Antibiotic yang merupakan pilihan utama terhadap bakteri yang menginfeksi
• Analgesic untuk mengurangi rasa sakit
• Anti inflammatory untuk mengurangi pembengkakan
Pada pemberian obat-obatan diperhatikan kondisi penderita dan efek samping dari obat-obatan.


RHEUMATOID ARTHRITIS

Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit gangguan sistem autoimmune yang tidak diketahui etiologinya. Hal hal yang sangat membedakan adalah penyakit ini bersifat kronis, simetris dan erosif synovial pada sendi sendi peripher. Keparahan dari penyakit sangat berfluktuasi tetapi pada akhirnya perkembangan penyakit yang progresif ini dengan beberapi disfungsi sendi,kecacatan dan ketidakmampuan (disability)

Rasio Rheumatoid Arthritis
Penyakit sistemik ini mengenai 1-2% populasi orang dewasa di setiap belahan dunia. RA mengenai lebih dari 2 juta penduduk Amerika. Dengan bertambahnya umur penyakit ini meningkat baik wanita maupun laki laki. Puncak kejadianya pada umur 20 -45 tahun. Prevalensi lebih tinggi wanita dibandingkan dengan laki laki, lebih dari 75 % penderita RA adalah wanita. Rheumatoid Faktor pada serum darah ditemukan 85% pasien penderita RA

Patofisiologi

Peradangan pada sendi di mulai dari synovium ( jaringan sendi tipis yang berada di sendi) yang biasanya akan mepengaruhi kerusakan cartilago. Kerusakan kartilago akan menyebabkan penyempitan ruang sendi dan menyebabkan kerusakan sendi serta tulang. Synovitis mempunyai potensi dapata membaik kembali biasanya dengan obat obatan. Synovitis ini cenderung berpola fluktuasi. Synovitis Aktif mempunyai tanda tanda hangat, pembengakakan di sekitar sendi yang radang. Sendi-sendi yang terkena biasanya sendi sendi superficial dimana kapsul sendi mudah dilihat seperti, lutut, pergelangan tangan dan sendi jari jari. Kerusakan struktural biasanya dimulai setelah satu dan dua tahun penyakit ini. hal ini ditandai degan hilangnya kartilago dan erosi periartikuler. Proses ini bersifat irreversible dan berlangsung sebanding lurus dengan adanya sinovitis. Gejala mengalami remisi biasanya terjadi pada dua tahun pertama penyakit ini.

Manifestasi klinis

Kelainan sendi pada RA akibat dari Synovitis seperti pembentukan pannus(jaringan granular) disekitar sendi. Kerusakan tulang dan cartilago di akibatkan karena peradangan kronis. Pasien pasien yang menghindari posisi rasa nyeri sehingga akan mengakibatakan bentuk posisi sendi pada posisi dengan nyeri yang paling minimal. Yang termasuk dapat menyebabkan kelainan sendi :
• Immobilisasi sendi
• Spasme dan pemendekan otot
• Kerusakan Tulang dan cartilago
• laxity ligamen
• Berubahnya fungsi tendon

Sendi sendi yang biasa terkena

Tulang tulang cervical
• sering terjadi
• gerakan leher terbatas
• instabilitas C1 - C2 karena adanya tenosynovitis ligamen tranversalis

Sendi bahu
• adanya pembengkakan sering tidak terdeteksi
• keterbatasan gerakan -- frosen shoulder syndrome
• gejala ini biasanya memburuk diwaktu malam hari)

Sendi Siku
• sangat mudah untuk dideteksi
• deformitas fleksi sering terjadi pada umumnya
• neuropathy saraf ulnaris dapat terjadi.

Tangan/ Pergelangan tangan
• hampir setiap pasien dengan RA terkena bagian tangan, pergelangan tangan, MCP (metacarpalphalangeal) dan PIP (proximal Interphalangeal)
• deviasi ke arah ulnar bagian MCP
• sedangkan untuk pergelangan tangan ke arah deviasi radial,
• deformity swan neck
• deformity boutonniere,
• "Z" deformity
• rheumatoid Nodules sepanjang lapisan tendon.
• Penebalan "nodular" sepanjang tendon fleksor telapak tangan.
• Putusnya tendon-- yang biasanya adalah otot Ektensor Pollicis Longus

Lutut
• Terdapat efusi dan penebalan synovial
• Baker's cyst
• Fleksi dengan valgus dan rotasi external tibia, subluksasi posterior dari tibia

Pangkal paha
• mula mulanya terjadi gangguan fungsi biasanya saat penderita melepas satu sepatu atau kaos kaki

Kaki dan pergelangan kaki
• Anggota bagian bawah yang terkenan mengakibatkan disfungsi lebih besardan nyeri, sebagai akibat tumpuan berat badan
• "dropping metatarsal head"
• " displacement metatarsal
• deviasi ke arah lateral jari pertama
• ibu jari "hammer"/palu atau "claw"/cakar
• Pronasi dan eversi dari kaki
• Dapat terjadi "tarsal tunnel" yang mengakibatkan "parasthesia"

claw foot

Masalah masalah apa lagi yang timbul di luar persendian


• General malaise
• Lemah
• gejala flu, termasuk demam yang ringan
• Rheumatoid nodules (20 % kasus)
• Rheumatoid Faktor positif
• Jantung -- Pericarditis
• Anemia
• Saluran nafas-- peradangan sendi cricoaryteroid, nyeri laryng, dysphoni, nyeri pada saat menelan
• Kehilangan Penglihatan --- scleretis ( peradangan pada pembuluh darah mata)


TANDA TANDA REMATHOID ARTHRITIS

Menurut American College of Rheumatology , adalah apabila menunjukkan 4 gejala dari 7 gejala yang ada :
1. Morning stiffness lebih dari 1 jam, setiap hari lebih dari 6 minggu
2. Radang sendi pada 3 sendi yang berlangsung minimal selama 6 minggu
3. Radang sendi tangan paling minimal selama 6 minggu
4. Radang Sendi simetris yang berlangsung minimal 6 minggu
5. Rheumatoid nodule
6. Rheumatoid Faktor positif
7. Perubahan struktur sendi pada pemeriksaan x- ray

Prognosa

Prognosa dari Rheumatoid arthritis tidaklah jelas, dikarenakan perjalan penyakit yang cukup lama dan untuk setiap pasien berbeda terdapat perbedaan.
Faktor yang memprediksi keparahan dan menetapnya RA adalah :
• Di temukannya Rheumatoid Faktor
• Adanya nodules
• HLA-DR4 haplotype (genetic marker)

Terapi

Tujuan dari treatment ini adalah mengurangi rasa nyeri, mengurangi peradangan sendi, menjaga dan memperbaiki fungsi sendi ,mencegah kerusakan tulang dan cartilago, serta memaksimalkan kualitas hidup .

• Terapi secara cepat dan penghambatan peradangan sedini mungkin merupakan terapi yang biasa dipakai.

• Pola Saat ini menyarankan, bagi sebagian besar pasien dengan diagnosa Rheumatoid Arthritis harus dimulai dengan DMARD (disease-modifying antirheumatic drugs) terapi selama 3 bulan.

• Edukasi --penjelasan penyakit dan tatalaksana gejala

• "Rest" dan latihan -- Fisioterapi akan menolong mengatur keseimbangan yang baik.

• "joint protection " --- splints, braces , Support, alat-alat bantu

• Diet - supplement minyak ikan yang mengandung asam lemak omega-3 akan membatu mengurangi peradangan.

• Medikasi--- NSAIDS (non-steroidal anti-inflammatory drugs)

• Obat ini akan mengurangi nyeri sendi dan peradangan, ini akan memperbaiki fungsi sendi karena akan memberikan efek analgesic dan efek anti peradangan. Akan tetapi obat ini tidak akan mengubah perjalanan penyakit atau kerusakan sendi dan biasanya tidak digunakan sebagai obat tunggal RA.

• SAARDS (slow-acting antirheumatic drugs) / DMARDS (disease-modifying antirheumatic drugs) -obat obat inilah yang membuktikan mengontrol atau memperlambat progresifitas dari penyakit Rheumatoid Arthritis.

• Methotrexate biasanya dianjurkan pada permulaan terapi.

• Biologic response modifiers -- obat yang mempengaruhi autoimmune response pada RA.

• Prosorba Column - secara mekanik menghilangkan antibodies peradangan dalam darah.

• Oral Corticosteroids - Terbukti sangat berguna untuk mengurangi gejala dan untuk menghambat proses kerusakan sendi pada
Rheumatoid Arthritis.Penggunaan jangka panjang akan mengakibatkan adverse effect dan menghambat penggunaanya bagi pasien

• Penurun Rasa nyeri Topikal---creams , spray
• Operasi - biasanya dilakukan pada sendi lutut, siku, dan bahu.

OSTEOARTHRITIS

Etiologi


Tidak diketahui dengan pasti. Namun terdapat bebarapa factor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini:
• Usia diatas 40 tahun
• Lebih sering pada wanita
• Suku bangsa
• Kegemukan dan penyakit metabolic
• Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
• Kelainan pertumbuhan
• Kepadatan tulang, dll

Patofisiologi


Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi(proteoglikan dan kolagen) terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi secara progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi serta tepi sendi (osteofit). Osteofit terbentuk sebagai suatu proses perbaikan untuk membentuk kembali persendian, sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif.

Manifestasi klinis

Gejala utama ialah nyeri pada sendi yang terkena, terutama saat bergerak. Umumnya timbul perlahan, mulanya rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan.
Tempat predileksinya adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I, apofiseal tulang belakang, lutut, dan paha. Pada falang distal timbul nodus Heberden dan pda sendi interfalang proksimal timbul nodus Bouchard.
Tanda-tanda peradangan sendi tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gannguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan.

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi, dan cairan sendi umumnya tidak ada kelainan, kecuali osteoarthritis yang disertai peradangan.
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sklerosis tepi persendian. Mungkin terjadi deformitas, osteofitosis, atau pembentukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak gambaran taji (spur formation), liping pda tepi-tepi tulang, dan adanya tulang-tulang yang lepas.

Terapi

Tidak ada yang bersifat spesifik, hanya bersifat simptomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid bekerja hanya sebagai analgesic dan menhurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis.
Sealin itu dilakukan perlindungan terhadap sendi, diet untuk menurunkan berat badan, dan sebagainya.
Fisioterapi
Terapi panas dan dingin, serta program latihan yang tepat dan sesuai kondisi penderita.

Prognosis

Umunya baik. Sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan pemberian obat-obat konservatif. Hanya kasus berat yang memerlukan operasi.


PEMERIKSAAN FISIK PADA PENYAKIT MUSKULOSKELETAL

Meliputi inspeksi pada saat diam, pada saat bergerak, dan palpasi.
• Gaya berjalan
• Sikap/ postur berjalan
• Deformitas
• Perubahan kulit
• Kenaikan suhu sekitar sendi
• Bengkak sendi
• Nyeri raba
• Pergerakan
• Krepitus
• Bunyi lainnya
• Atrofi dan penurunan kekuatan otot
• Ketidakstabilan/goyah
• Gannguan fungsi
• Nodul
• Perubahan kuku
• Evaluasi sendi

PENCITRAAN UNTUK DIAGNOSA ARTHRITIS

• Foto polos adalah pilihan pertama, namun terbatas dalam mengevaluasi infeksi terhadap persendian.
o Jaringan lunak periartikular yang membengkak paling sering ditemukan.
o Foto polos dapat menunjukkan deposisi kalsium pirofosfat. Radiografi terhadap reaktif arthritis biasanya terbatas pada pembengkakan jaringan lunak. Periartikular osteoporosis bias saja dideteksi.
• Ultrasonography dapat digunakan untuk mendiagnosa efusi pada chronically distorted joints (akibat trauma atau rheumatoid arthritis).
• CT scans dan MRIs lebih sensitive untuk osteomyelitis, abses periartikular, dan efusi persendian.

FISIOTERAPI

Fase perawatan untuk pasien arthritis yang sudah ada kemajuan/penyembuhan.
Bertujuan meredakan nyeri, baik nyeri yang berkaitan dengan operasi atau penyakit; menghasilkan kekuatan otot dan perubahan mobilitas; kemampuan untuk meningkatkan keterampilan dasar hidup seperti berdiri, membungkuk, berjalan, dan menggenggam untuk individu yang secara fisik tertantang atau mulai sembuh dari penyakit berat atau kecelakaan. Kondisi yang memerlukan tindakan fisioterapi, antara lain: rheumatoid arthritis—bahkan termasuk semua kondisi rheumatoid arthritis termasuk lupus, fibromialgia dan ankilosing spondilitis.
Fisioterapi dapat membuat perubahan besar pada kualitas hidup individu dengan kelainan arthritis. Tanda-tanda proses arthritis adalah keadaan berulang, seperti inflamasi,kemudian berubah menjadi nyeri dan terbatasnya gerakan, dan akhirnya simptom ini berakhir dengan abnormalnya fungsi sendi dan otot. Tujuan fisioterapi adalah memperbaiki fungsi sendi dan otot agar mendekati normal dan juga mengurangi nyeri.
Perawatan dimulai saat sendi dan otot pasien dapat mulai berfungsi, menambah olahraga dan pendekatan lainnya sedikit demi sedikit yang dapat menggerakkan pasien arthritis menuju tingkat optimal kesehatan sendi mereka.
Intervensi fisioterapi yang paling baik untuk arthritis secara umum termasuk pendidikan pasien tentang bagaimana melakukan latihan dan mengatur tingkat energi dan keterbatasan individu, seperti panas, pemijatan, dan olahraga. Ilmu ini berfokus pada pasien secara keseluruhan, daripada hanya penyakitnya saja, sehingga lamanya perawatan sangat individualistik.
Hasil fisioterapi bervariasi, tergantung dari berat ringannya arthritis, tingkat kebugaran pasien sebelumnya, motivasi pasien dan faktor lain yang bervariasi. Pada umumnya, semakin berkurangnya proses arthritis, semakin meningkat hasil yang didapat dari fisioterapi, tetapi pada beberapa kasus arthritis berat, potensi untuk mendapatkan hasil tetap ada.
Setelah latihan dengan fisioterapis, pasien biasanya dipulangkan dengan program home-based yang merupakan kelanjutan dari latihan dibawah pengawasan terapis. “Setelah pasien berlatih mandiri untuk beberapa saat, fisioterapis secara berkala melakukan peninjauan atas kemajuan yang ada dan merekomendasikan jalur yang diperlukan untuk terus mencapai kemajuan. Semakin pasien benar-benar melanjutkan latihannya walau tanpa diawasi, akan makin baik hasil jangka panjang yang akan dicapai.


WASPADAI ENDOLFTALMITIS DAPAT MENYEBABKAN KEBUTAAN

BAB I
PENDAHULUAN

Endotalmitis merupakan suatu penyakit yang serius dapat menyebabkan kebutaan sebagai komplikasinya. Endotalmitis dapat disebabkan bakteri maupun jamur, dan sering terjadi oleh karena trauma pada bola mata, pos operasi, filtrasi bleb.
Insiden endotalmitis bakteri dilaporkan mencapai 0,06% pada level terendah dan tertinggi sebanyak 0,5%. Pada penelitian yang dilalukan oleh Weinstein dkk terhadap 22 kasus endotalmitis pada anak-anak, ditemukan bahwa 86% infeksi disebabkan oleh trauma pada bola mata, dan pada hasil kultur ditemukan kuman gram positiv sebanyak 75%.
Pada pasien yang diterapi imunosupresan, alkoholik, penderita diabetes mellitus dan penyakit berhubungan dengan sistem imun berisiko terjadi septikemia bakteri yang akan menjadi endotalmitis.
Endotalmitis merupakan penyakit yang memerlukan perhatian pada tahun-tahun terakhir ini karena dapat memberikan penyulit yang gawat akibat suatu trauma tembus atau akibat pembedahan mata intra okular.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Endotalmitis secara etimologi berasal dari bahasa Yunani end;dalam, ophthalmos; mata, itis; radang. Jadi endotalmitis merupakan bentuk respon peradangan akibat suatu infeksi setelah trauma, bedah, atau endogen akibat sepsis pada jaringan intra okuler.
B. Etiologi
Penyebab endotalmitis supurtif adalah kuman dan jamur yang masuk melalui trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah (endogen).
Mikroorganisme yang meupakan penyebab endotalmitis supuratif adalah;
Bakteri yaitu: Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus sp, Bacillus sp, Pseudomonas aeruginosa.
Jamur yaitu : Actinomyces, Aspergilus, Fitomikosis, Sportrikum, dan kokidiodes.
Penyebab endotalmitis non supuratif adalah infeksi kuman nonpiogen yang membentuk granuloma seperti Tuberkulosis, Sifilis, Lepra, Protozoa (Toxoplasma, Histoplasma, Cacing).
Penyebab endotalmitis non supuratif non granulomatosa adalah oleh karena suatu reaksi hipersensitiv akibat infeksi Protozoa, fokal infeksi di tempat lain atau suatu trauma mekanis.
C. Klasifikasi
Endotalmitis : 1. Supuratif ; Granulomatosa
2. Non Supuratif ; Granulomatosa
Non Granulomatosa
Endotalmitis berdasarkan cara terjadinya;
1. Endotalmitis pos operatif
2. Endotalmitis akibat trauma
3. Endotalmitis bleb
4. Endotalmitis endogen
D. Pembahasan
Endotalmitis Supuratif
1. Endotalmitis bakteri
2. Endotalmitis jamur

ENDOFTALMITIS BAKTERI
Endotalmitis bakteri merupakan suatu peradangan supuratif jaringan intraokuler yang disebabkan oleh kuman piogenik yaitu ; Staphylococcus aereus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus,Baccilus, Pseudomonas aeruginosa.
Masuknya mikroorganisme kedalam rongga intra ocular dapat secara eksogen sesudah suatu trauma, operasi mata ataupun tukak kornea yang menembus, data pula secara endogen melalui septikemi atau bakteremi yang berasal dari focus di tempat lain. Umumnya endotalmitis bkteri bersifat hiperakut dan disebabkan oleh kuman yang pathogen yang menghasilkan toksin dan enzim dan mengakibatkan timbulnya nekrosis yang berat.
Gambaran Klinis:
Gejala Subjektif
1. Onset 72 jam setelah pembedahan, dapat juga terjadi
kemudian secara perlahan-lahan.
2. Rasa nyeri
3. Kemunduran penglihatan
Gejala objektif
1. Tampak edem palpebra
2. Kimosis dan hiperemi konjungtiva
3. Edem kornea dan infiltrasi struma
4. Hipopion
5. Kekeruhan pada badan kaca berupa massa berwarna kuning dibagian anterior retrolental
Kadang-kadang pasien tidak mengeluh rasa nyeri, tetapi merasa tidak nyaman dan fotofobia. Ketajaman visus harus selalu diperiksa. Perubahan pada vitreus, reaksi ruang anterior, Hipopion dan gejala yang tidak khas lainnya merupakan tanda yang signifikan dalam menegakkan diagnosis endotalmitis bacterial.
Sumber Infeksi
Sumber infeksi pada pos operasi mata disebabkan oleh pasien itu sendiri, instrumen, cairan, obat-obatan yang terkontaminasi dan digunakan pada operasi.
Ahli bedah juga dapat menjadi sumber infeksi yang terjadi oleh karena pemakaian masker yang tidak benar sehingga mememungkinkan penularan melalui hidung dan mulut. Namun berbagai cairan yang tidak tertutup rapat akan terkontaminasi dengan udara di ruang operasi sebelum cairan tersebut dimasukkan kedalam mata.
Sumber infeksi yang berasal dari trauma pada segmen anterior yang terinfeksi biasanya timbul infiltrasi selular di sekitar area luka, dan berhubungan dengan iritis berat dan hipopion. Bila terinfeksi oleh organisme pathogen virulen akan mengakibatkan endotalmitis, panoptalmitis, dan selulitis yang diperberat oleh benda asing yang tertinggal di dalam mata dan mengakibatkan nidus infeksi. Oleh sebab itu trauma tembus pada mata harus diobati secara rutin dan bersifat profilaksis untuk memastikan bahwa tidak ada pertumbuhan mikroorganisme di dalam mata.
Pemeriksaan laboratorik yaitu kultur cairan bilik mata depan dan badan kaca dilakukan apabila telah terdiagnosis endotalmitis bakteri untuk menentukan etiologi sehingga dapat memberikan terapi antibiotik spesifik.
Penatalaksanaan
Pengobatan secara umum dengan pemberian antibiotik sesuai dengan jenis kuman penyebab; bila kuman penyebab adalah Staphylococcus maka diberikan antibiotic basitrasin (topical), metisilin (subkonjungtiva dan IV), sedangkan bila Pneumokokus, Streptococcus dan Staphylococcus berikan antibiotic penisilin G (topical,subkonjungtiva dan intravena). Bila kuman penyebab adalah Pseudomonas maka diberikan gentamisin, tobramisin dan karbesilin (topical,subkonjungtiva, dan IV) , kuman batang gram lainnya diberi Gentamisin (topical,subkonjungtiva, dan IV).
Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes mata, apabila pengobatan gagal dapat dilakukan eviserasi.
Penyulit; apabila sclera dan tenon terkena maka akan terjadi panoftalmitis.

ENDOFTALMITIS JAMUR

Jarang menyebabkan infeksi pada intra ocular, onset infeksi jamur pos operasi atau trauma lambat biasanya 2 bulan atau lebih, hal ini berhubungan dengan masa inkubasi jamur.
Biasanya disebabkan oleh aktinomices, aspergilus, Fitomikosis,Sporotrikum dan koksideus, yang menyebabkan gejala mata merah dan sakit.
Pengobatan diberikan obat-obatan anti jamur yaitu ; Amphoterisin B 150 mikrogram sub konjungtiva, Natamycin, Miconazole.


ENDOFTALMITIS NON SUPURATIF

Merupakan peradangan non supuratif jaringan intra ocular yang disebabkan oleh kuman non piogen.
Secara histopatologik pada jenis non granulomatosa terdapat destruksi jaringan yang lebih ringan daripada peradangan supuratif, selalu ditemukan sebukan sel radang baik secara difus ataupun berupa fokus-fokus pada koroid.
Pada endotalmitis granulomatosa terdapat infiltrasi sel mononuklir makrofag dan sel epiteloid. Kemudian akan terjadi nekrosis jaringan yang diakhiri dengan fibrosis jaringan. Pada endotalmitis non granulomatosa proses ini dimulai dengan sebukan sel leukosit PMN yang segera diikuti oleh sel limfosit dan sel plasma.
Gambaran klinis
Biasanya berupa uveitis berat tanpa supurasi, berjalan lambat walaupun peradangan non granulomatosa berjalan lebih cepat daripada jenis granulomatosa.
Pada jenis granulomatosa terdapat granuloma yang bentuk dan letaknya tergantung penyebabnya.
Penatalaksanaan ditujukan terhadap penyebabnya dan kortikosteroid.


ENDOFTALMITIS FAKOANAFILAKTIK

Endotalmitis fakoanalitik merupakan endoftalmitis unilateral ataupun bilateral yang merupakan reaksi uvea granulomatosa terhadap lensa yang mengalami rupture. Merupakan suatu penyakit autoimun terhadap jaringan tubuh tidak mengenal jaringan lensa yang tidak terletak di dalam kapsul (membrane basalis lensa).
Protein lensa ini bersifat organ spesifik dan tidak spesies spesifik, pada badan berbentuk antibody terhadap lensa sehingga terjadi reaksi antigen antibody yang akan menimbulkan gejala endotalmitis fakoanalitik atau fakoantigenik.
Bila masa lensa keluar dari kapsul lensa pada katarak hipermatur dan lensa yang keluar ini menimbulkan reaksi makrofag dan mengakibatkan tertutupnya saluran cairan aliran air mata yang akan menimbulkan glaucoma maka akan terjadi glaucoma fakolitik.
Kadang-kadang penyakit ini berjalan bersama trauma lensa yang menimbulkan fakoanafilaktik sehingga terjadi uveitis simpatika.


PANOFTALMITIS

Merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sclera dan kapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Infeksi kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah (endogen) atau perforasi bol;a mata (eksogen) dan akibat tukak kornea perforasi.
Bila panoftalmitis akibat bakteri maka perjalanan penyakit cepat dan berat, sedang bila akibat jamur perjalanan penyakit perlahan-lahan dan gejala terlihat beberapa minggu setelah infeksi.
Panoftalmitis akan memberikan gejala kemunduran tajam penglihatan disertai rasa sakit, mata menonjol, edem kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh, bilik mata dengan hipopion dan refleks putih di dalam fundus okuli.
Pengobatan panoftalmitis ialah dengan antibiotic dosis tinggi dan bila gejala radang sangat berat dilakukan segera eviserasi isi bola mata.
Penyulit panoftalmitis dapat membentuk jaringan granulasi disertai vaskularisasi dari koroid. Panoftalmitis dapat berakhir dengan terbentuknya jaringan fibrosis yang akan mengakibatkan ftisis bulbi.




BAB III
KESIMPULAN


Secara umum infeksi intraokuler dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit. Banyak cara masuk mikroorganisme tersebut kedalam mata yaitu melalui pos operatif akibat penggunaan instrumen, obat-obatan yang terkontaminasi dengan kuman tersebut. Trauma pada mata dapat menyebabkan infeksi karena masuknya benda asing yang terkontaminasi dengan berbagai mikroorganisme yang menjadi sumber penularan infeksi.
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan menimbulkan abses di dalam badan kaca. Penyebab endotalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui darah (endogen). Penyebab endotalmitis eksogen karena trauma tembus atau infeksi sekunder pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata. Endotalmitis eksogen terjadi akibat penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit dari focus infeksi di dalam tubuh.
Diagnostik ditegakan secara klinis, dan terapi pengobatan menggunakan antibiotic melalui periokular atau subkonjungtiva.
Penyulit endoftalmitis adalah bila proses peradangan mengenai ketiga lapisan mata meliputi retina, koroid, sclera dan badan kaca maka akan mengakibatkan panoftalmitis. Prognostik endoftalmitis dan panoftalmitis sangat buruk terutama bila disebabkan oleh jamur atau parasit.