Nyeri punggung bawah akibat peradangan Tulang sacrum

                  LOW BACK PAIN (LBP) et CAUSA SACROLITIS


PENDAHULUHAN 

           Low Back Pain (LBP) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi dan merupakan kejadian yang penting pada semua negara. Pada usia kurang dari 45 tahun, LBP menjadi penyebab kemungkinan yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima penyebab masuk rumah sakit, dan masuk dalam tiga besar tindakan pembedahan.                
LBP juga merupakan penyebab disabilitas yang paling tinggi pada usia produktif (19-45 tahun).
           Penelitian mengemukakan bahwa LBP adalah konsekuensi logis dari perkembangan manusia dari kuadripedal menjadi bidpedal sehingga walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh maupun selama pergerakan tubuh.
            Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak ada yang benar-benar memuaskan. Sangat beragamnya klasifikasi ini menunjukkan betapa banyaknya penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan LBP. ( DISINI)
Penatalaksanaan pasien LBP dilakukan tirah baring (bed rest), obat-obatan dan modalitas fisik, merupakan upaya untuk mencegah kekambuhan serta penanganan yang multidisipliner.
gambar LBP


DEFINISI
            Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar, umumnya merupakan masalah yang terjadi karena gangguan pada otot bagian belakang. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga pasien mengalami kesulitan dalam setiap pergerakan (salah tingkah) dan pasien harus istirahat di rawat di rumah sakit.
            LBP termasuk salah satu gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumboskaral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, kadang-kadang disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki.
Nyeri pinggang bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehari-harinya melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan, mendorong atau menarik benda berat.
Tulang sacrum
             Sakroiliitis adalah inflamasi yang terdapat pada persendian sakrum dan iliaka. Pasien dengan gangguan ini dapat menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi. Kadang pasien dengan sacroiliitis akan datang kepada dokter dengan keluhan deman mendadak, nyeri, dan penurunan gerakan/aktivitas anggota gerak. Pasien dengan sakroiliitis akut akan menunjukkan gejala-gejala seperti sering sakit, berjalan pincang, dan menunjukkan penurunan aktivitas anggota gerak badan, tapi gejala-gejalanya biasanya masih samar-samar. Semua pasien dengan sacroiliitis akan mengalami nyeri pada sendi di sakroiliac, tapi kadang gejala tersebut dilewatkan oleh karena pada pemeriksaan pasien seringkali menolak dengan alasan nyeri pada anggota gerak yang akan diperiksa.

Anatomi Pinggang
Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang nyeri pinggang atau LBP, ada baiknya kita lihat dulu susunan normal/anatomi yang membentuk pinggang. Struktur penting yang membentuk pinggang antara lain :

  • Tulang belakang (vertebra)
  • Sendi tulang belakang
  • Ligamentum yang mengikat tulang belakang
  • Serat saraf
  • Otot
  • Organ
  • Organ dalam perut dan pelvis
  • Kulit yang menutupi daerah pinggang.


Tulang belakang diciptakan sedemikian rupa sehingga mampu bergerak sesuai kehendak sembari melindungi serat saraf yang ada di dalamnya. Di bagian belakang setiap tulang, terbentuk tonjolan khusus yang disebut prosesus spinosus yang salah satu fungsinya adalah melindungi serat saraf yang lewat di depannya. Diskus atau piringan sendi adalah bagian atas dan bawah dari tulang belakang yang menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain. Selain memudahkan pergerakan, diskus ini juga berfungsi untuk meminimalisasi tekanan yang terjadi pada rongga serat saraf. Ligamentum adalah jaringan ikat yang sangat kuat guna memegang tulang belakang agar tidak terlepas satu dengan yang lainnya. Serat saraf yang lewat melalui tulang belakang berfungsi untuk menghantarkan rangsangan sensoris.

Fisiologi Pinggang
Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan, dan melindungi beberapa organ penting. Saat kita berdiri, pinggang berfungsi sebagai penyangga sebagian besar berat badan. Saat kita menggoyangkan pinggul, pinggang akan ikut membantu pergerakan. Sehingga untuk mendeteksi kelainan pada pinggang dapat dilakukan dengan menyuruh pasien berdiri tegak atau menggoyangkan pinggulnya. Fungsi terpenting dari semuanya adalah sebagai pelindung susunan saraf yang melintas sepanjang tulang belakang dan organ yang terdapat dalam rongga perut.

Faktor Resiko Timbulnya LBP
Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya keluhan LBP adalah :

  • Faktor personal
  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Berat badan dan tinggi badan
  • Kelenturan mobilitas sendi tulang punggung
  • Kekuatan otot sekitar pinggang
  • Riwayat nyeri panggul sebelum bekerja
  • Merokok dan alkohol
  • Psikososial
  • Faktor lingkungan (job risk factor)
  • Pekerjaan fisik yang berat
  • Pekerjaan mengangkat
  • Pekerjaan mendorong
  • Pekerjaan menarik
  • Duduk atau berdiri lama
  • Kecelakaan.


EPIDEMOLOGI
Low Back Pain pada umumnya terkena pada pria dan wanita sebanding, dengan onset lebih sering pada usia 30-50 tahun. Kebanyakan karena pekerjaan. Seperti dijelaskan diatas, faktor resiko paling tinggi terjadinya LBP adalah usia dan kondisi kesehatan yang buruk.

Insiden
         LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunnya bervariasi dari 15-45% dengan point prevalence rata-rata 30%.
Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita LBP, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 2-17%.9

ETIOLOGI ATAU PENYEBAB
           Penyebab LPB adalah multifaktorial mulai dari yang paling ringan (kelelahan otot) sampai pada yang paling berat (tumor ganas). Kenyataan dalam masyarakat menunjukkan bahwa nyeri pinggang lebih disebabkan oleh adanya faktor mekanik yang tidak mendukung tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh (statika) maupun fungsinya selama pergerakan tubuh (dinamika).
           Nyeri pinggang dapat terjadi oleh berbagai macam penyebab antara lain : strain, sprain lumbal; neoplasma, infeksi; arthritis inflammatory; penyakit tulang; penyakit organ visceral.

Penyebab paling sering dari LB adalah cedera pada otot, ligament, sendi facet dan sendi sakroiliaka; tekanan pada akar-akar saraf dalam kanalis spinalis, yang antara lain dapat disebabkan oleh karena herniasi diskus, osteoarthritis, spondilosis, spondilolistesis, stenosis spinal, fraktur vertebra dan deformitas spinal; fraktur kompresi.

Pada sacroiliitis, kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya sacroiliitis seperti

  • trauma, 
  • kehamilan ( sebagai akibat dari panggul melebar dan peregangan sendi-sendi sacroiliac saat melahirkan
  • infeksi/peradangan pada kulit, 
  • osteomyelitis, 
  • infeksi/peradangan pada saluran kencing,
  •  endokarditis dan 
  • kecanduan obat/racun.
  • Artritis degeneratif, atau osteoartritis tulang belakang, menyebabkan degenerasi dari sendi sacroiliac dan pada gilirannya menyebabkan peradangan dan nyeri sendi 


KLASIFIKASI
Dalam diagnosis dan pemeriksan klinik, LBP dibagi sebagai berikut :

  • LBP atas dasar mekanik
    • LBP oleh mekanik akut biasanya lebih dari 6 minggu. Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak, melakukan gerakan melampaui batas kemampuan sendi dan otot atau dalam jangka waktu yang terlalu lama. 
    • LBP oleh mekanik sub-akut (6-12 minggu) 
    • LBP oleh mekanik kronik lebih dari 12 minggu, Paling sering disebabkan sikap tubuh yang jelek. Sikap tubuh membungkuk ke depan, kepada menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar akan mendorong titik berat badan bergeser ke depan sehingga sebagai kompensasi timbul hiperlordosis lumbal.
  • Kelainan organik 
    • Osteogenik : radang, trauma, keganasan primer dan sekunder, kongenital.
    • Diskogenik : dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebralis. Bentuk yang sering dijumpai adalah spondilosis, HNP, spondilosis ankilosa.
    • Lesi intrakranalis spinal : neoplasma, arakhnoiditis, stenosis kanal.

NYERI RUJUKAN
Penyakit yang sering menyebabkan nyeri pinggang bawah yang memerlukan rujukan adalah :

  • Kelainan traktus urogenital seperti ginjal dan kelainan ginekologis.
  • Perdarahan retroperitoneal
  • Aneurisma aorta abdominal
  • Psikogenik, Bila sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium tanpa respons pengobatan barulah dipikirkan kemungkinan terdapat gangguan jiwa.


GAMBARAN KLINIS
          Gejala dari LBP bermacam-macam dan berbeda satu dengan yang lain. Kebanyakan orang menganggap berbaring akan meningkatkan nyeri yang datang tiap episode, tapi ada juga yang mampu tidur tanpa merasa nyeri. Kebanyakan orang merasakan nyeri ketika mereka membungkuk, atau mengambil sesuatu. Yang lain merasa nyeri bila melengkungkan badan ke belakang.
           Nyeri pada kaki juga menjadi bagian dari masalah. Nyeri kebanyakan pada punggung atau samping luar paha dan kemudia menjalar ke kaki. Nyeri yang menjalar pada kaki dinamakan sciatica karena nyeri berasal dari perangsangan pada nervus ischiadikus, perangsangan saraf ischiadikus sering menjadi lebih nyeri bila bersin atau batuk.
           Pada episode akut, LBP dapat menjadi sangat akut untuk beberapa hari, atau seminggu dan akan lebih meningkat. Pada 2-4 minggu kemudian penderita akan merasa lebih baik. Episode panjangnya waktu nyeri berbagai macam pada tiap penderita, begitu juga dengan intensitas tiap episode nyeri, dan seberapa mampu penderita dapat menahan nyerinya.


Gejala Sakroiliitis 
Gejala yang paling umum dari sakroiliitis mencakup beberapa kombinasi dari berikut ini:

  • Demam
  • Nyeri, sakit punggung biasanya rendah, sakit kaki (mungkin di bagian depan paha), nyeri pinggul, dan / atau nyeri pantat
  • Rasa sakit yang lebih buruk saat duduk untuk waktu yang lama, dan lebih buruk ketika berguling di tempat tidur
  • Kekakuan terasa di pinggul dan pinggang, terutama setelah bangun tidur di pagi hari atau setelah duduk diam dalam waktu lama.


           Nyeri punggung yang disertai dengan nyeri rujuk pada sendi sakroiliaka merupakan keluhan utama spondilolistesis. Nyeri dapat menyebar ke pinggul, paha dan kaki, dan dapat berhubungan dengan otot-otot hamstring pada usia 11 – 17 tahun.

DIAGNOSA LBP
          Dalam menegakkan diagnosis perlu diperhatikan hal-hal seperti derajat nyeri, stadium penyakit, lokasi nyeri dan faktor mekanik, derajat disfungsi, faktor resiko dan pekerjaan, ada tidaknya trauma, serta hasil pemeriksaan penunjang.

  • Anamnesis
Hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu sejak kapan timbul keluhan nyeri, bagaimana sifat nyeri, lokasi nyeri, hal-hal yang menyebabkan nyeri semakin bertambah atau berkurang, gejala-gejala lain yang menyertai, tindakan dan obat apa yang telah diberikan, adakah riwayat keluarga yang mengalami sakit yang sama.

  • Pemeriksaan fisik

Perhatikan cara berdiri, berjalan, dan duduk. Perhatikan juga apakah ada gibus, skoliosis, atau deformitas lainnya. Pada pemeriksaan fisik harus dieprhatikan hal-hal pokok pada susunan neuromuskuloskeletal yaitu : penentuan lokasi nyeri dan ada-tidaknya nyeri tekan, penyelidikan terhadap nyeri gerak, penyelidikan terhadap nyeri saat kontraksi isometrik, penyelidikan terhadap pembatasan lingkup gerakan.

  • Pemeriksaan radiologis

Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral dapat membantu menegakkan diagnosis.

PENGOBATAN
          Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka penanganan LBP ditangani secara multidisipliner. Terapi rasional nyeri pinggang adalah terapi dengan memperhatikan hal-hal seperti : stadium penyakit (akut/kronik), derajat nyeri (ringan/sedang/berat), lokasi dan faktor penyebab timbulnya rasa nyeri, derajat nyeri dan faktor resiko yang dominan, serta ada tidaknya trauma kumulatif.
            Penatalaksanaan konservatif rehabilitasi medik pada LBP bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri, memulihkan lingkup gerak sendi dan gerak tubuh yang normal, memulihkan kekuatan otot, dan memulihkan atau mempertahankan fungsi.

PENGOBATAN LBP ET CAUSA SACROILITIS


Dalam penetalaksanaan pengobatan sakroiliitis akan, hal yang perlu di perhatikan adalah :

  • jenis dan keparahan gejala yang di rasakan pasien, dan
  • penyebab sakroiliitis tersebut.

Ada berbagai macam pilihan nonsurgical tersedia. Kebanyakan kombinasi dari dua atau lebih dari perawatan non-bedah berikut dapat efektif dalam mengelola sacroiliitis

  • Istirahat
    • Sebuah periode singkat istirahat dapat membantu menenangkan sendi sacroiliac yang meradang.
  • kompres panas atau dingin
    • Kompres panas dan dingin di lakuka pada tempat peradangan tersebut 
    • kompres dingin  tujuannya  mengurangui rasa nyeri yang timbul.
    • kompres panas bertujuan agar sirkulasi darah mencukupi pada tempat peradangan, karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah akibat efek panas.
  • Posisi Tidur 
    • Mengubah posisi tidur  dapat membantu mengurangi rasa sakit saat tidur dan pada saat bangun tidur. Kebanyakan pasien merasa agak baikan  jika  tidur menyamping, dengan bantal ditempatkan antara lutut untuk menjaga pinggul sejalan.
  • Medikamentosa (obat)
    • Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri tanpa menghilangkan penyebab dasar LBP. Obat yang diberikan berupa golongan analgetika, yang umum dipakai adalah golongan analgetik antipiretik dan analgetik narkotika. Disamping itu dikenal pula obat yang mempunyai potensi analgetik yang dikenal dengan NSAID.
    • pemakaian obat relaksasi otot untuk mengurangi kejang otot
    • pengobatan penyebab, pengobatan ini tergantung pada faktor penyebab yang meningkatkan resiko kejadian sakroiliitis, misalnya karena trauma yang menyebabkan fraktur maka penatalaksanaannya
      • Dikenal 2 macam penanganan :
        • Konservatif : Tirah baring selama 4-6 minggu disusul mobilisasi dengan TLSO untuk 4-6 minggu lagi, bila jenis fraktur stabil. Bila tidak stabil, diperlukan tirah baring yang lebih lama lagi (6-8 minggu)
        • Operatif :  Merupakan indikasi bila kedudukan fragmen fraktur yang jelek, sedangkan reposisi sulit dilakukan secara konservatif.
    • Jika dengan pengobatan diatas, tidak berhasil, maka sebaiknya di lakukan penyuntikan langsung pada sendi sakroiliaka , Injeksi ini dilakukan dengan bimbingan fluoroscopic, untuk memastikan benar penempatan jarum di sendi. Injeksi ini menggunakan obat penghlang rasa sakit, seperti lidokain, dan steroid, yang merupakan obat anti-peradangan yang kuat.
  • Edukasi


Edukasi bagi penderita LBP adalah proper body mechanism yaitu pada waktu berdiri, berjalan, duduk, tidur dan olah raga.

  • Waktu berdiri :
    • Jangan memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi
    • Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode jongkok sebentar
    • Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi dari kaki yang lain, ini mengurangi hiperlordosis
    • Bila ingin mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah pada lutut.
  • Waktu berjalan
    • Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.
  • Waktu duduk :
    • Busa jangan terlalu lunak
    • Punggung kursi mempunyai kostur bentuk S, seperti kostur tulang punggung
    • Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari paha.
    • Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi.
  • Olahraga
    • Pada penderita LBP dimana kondisi punggung belum cukup stabil harus dihindari olahraga bersifat regu. Yang dianjurkan adalah olahraga perorangan yaitu berenang. Jogging dan berenang juga dianjurkan.


LAPORAN KASUS PASIEN LOW BACK PAIN



  • Identitas :
    • Nama : Ny. N.M
    • Umur : 63 tahun
    • Alamat : Malalayang I Timur Lingk III
    • Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
    • Jenis Kelamin : Perempuan
    • Suku : Sangihe
    • Tanggal Pemeriksaan : 8 Desember 2009
  • Anamnesis
    • Keluhan utama :
      • Nyeri pada punggung kanan bawah


  • Riwayat Penyakit sekarang :
    • Nyeri pada punggung kanan bawah dirasakan penderita sejak ± 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus dan menjalar sampai ke telapak kaki. Nyeri bertambah bila penderita membungkuk, jalan jauh atau dekat dan lama, atau bila penderita duduk lama, naik tangga, pindah posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri. Nyeri berkurang jika penderita beristirahat. Bila penderita batuk, bersin atau mengejan tidak terasa nyeri. Penderita sering mengangkat ember berisi air ± 5 liter untuk menyiram bunga. Aktivitas penderita menjadi terganggu karena penderita merasa nyeri bila membungkuk, naik turun tangga atau berjalan jauh. Penderita pernah jatuh terduduk 3 tahun yang lalu, bisa langsung berdiri dan kemudian penderita diurut. Kemudian setelah jatuh itu kadang-kadang penderita merasa nyeri yang terjadi di punggung kanan bawah.

Riwayat panas, batuk-batuk lama dan penurunan berat badan disangkal penderita. Riwayat trauma tulang belakang disangkal penderita. BAB/BAK biasa.


  • Riwayat penyakit dahulu :
    • Hipertensi ± 5 tahun yang lalu, minum obat teratur
    • DM + ±26 tahun yang lalu.


  • Riwayat penyakit keluarga :
    • Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.
  • Riwayat kebiasaan :
    • Sering makan makanan berlemak
    • Sering mengangkat ember yang berisi air ± 5 liter untuk menyiram bunga
    • Olahraga (-)
    • Merokok (-)
    • Minum Alkohol (-)


  • Riwayat Sosial :
    • Pekerjaan sehari-hari penderita sebagai ibu rumah tangga. Menikah mempunyai seorang suami namun telah meninggal, 3 orang anak mandiri. Sudah menikah dan mempunyai 5 cucu. Penderita tinggal di rumah permanent 2 lantai. Lantai tersebut terbuat dari tegel, dinding terbuat dari beton, dan beratapkan seng. Kamar mandi dan WC di dalam rumah, menggunakan WC duduk. Sumber air PAM
  • Pemeriksaan Fisik
    • Keadaan umum : Sedang
    • Kesadaran : Compos Mentis
    • Tekanan darah : 120/70 mmHg
    • Nadi : 80 x/m
    • Respirasi : 24 x/m
    • Suhu badan : 36,20C
    • Kepala : Simetris, rambut hitam tebal, tidak mudah dicabut.
    • Mata : Konjugntiva anemis -/-, sclera icterus -/-, pupil bulat isokor Ø 3mm kiri=kanan
    • Leher : Trachea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)
    • Thorax : Simetris kiri = kanan
    • Jantung : SI-II normal, bising (-)
    • Paru-paru : Rhonki -/-, Wheezing -/-
    • Perut : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar & lien : tidak teraba.
  • Status Gizi
    • Berat badan : 61 kg
    • Tinggi badan : 151 cm
    • IMT : BB/TB2(m): 61/(1,51)2 =26,75
    • Kesan : Berat badan overweight
  • Ekstremitas :
    • Status motorik :
      • Pemeriksaan Superior Inferior
            • Dekstra               Sinistra           Dekstra                Sinistra
      • Gerakan               Normal                Normal            Normal               Normal
      • Tonus otot            Normal                Normal           Normal                Normal
      • Trofi otot             Eutrofi                 Eutrofi             Eutrofi                 Eutrofi
      • Refleks Fisiologis  Normal                Normal             Normal                Normal
      • Refleks Patologis     (-)                      (-)                       (-)                        (-)

    • Pemeriksaan Miotom Dermatom
          • Dekstra               Sinistra                   Dekstra                Sinistra
      • L2                5                          5                            2                           2
      • L3                5                          5                            2                           2
      • L4                5                          5                            2                           2 
      • L5                5                          5                            2                           2
      • S1                5                          5                            2                           2

  • Tes provokasi
    • Valsava : (-)
    • Naffziger : (-)
    • Laseque : 500/800
    • Test O’Connel : (-)
    • Bragard : (-)
    • Sicard : (-)
    • Patrick : +/-
    • Kontra Patrick : +/-
    • Test Gaenslen : (-)
    • Test FNST : +/-


  • Status lokalis region lumbosacral :
    • Inspeksi : Alignment : lurus
    • deformitas : (-)
    • Tanda radang : (-)
    • Nyeri tekan : S III
    • Spasme otot : daerah lumbosacral
    • Schoebertes : 15-20 cm
    • Finger to floor : 16 cm
  • LGS frunkus :
    • Lateral bending 300/300
    • Rotasi 450/450
    • Ekstensi 300


Visual Analog Scale :
(Vas) : 0---------------5---------------10
(8/12/09)
Vas pada pasien ini pada tanggal 8 Desember 2009 adalah


Resume
Seorang perempuan, 63 tahun, datang ke bagian Rehabilitasi Medik RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal 8 Desember 2009 dengan keluhan utama nyeri punggung kanan bawah. Nyeri pada punggung kanan bawah dirasakan penderita sejak ± 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus dan menjalar sampai ke telapak kaki. Nyeri bertambah bila penderita membungkuk, jalan jauh atau dekat dan lama, atau bila penderita duduk lama, naik tangga, pindah posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri. Nyeri berkurang jika penderita beristirahat. Bila penderita batuk, bersin atau mengejan tidak terasa nyeri. Penderita sering mengangkat ember berisi air ± 5 liter untuk menyiram bunga. Aktivitas penderita menjadi terganggu karena penderita merasa nyeri bila membungkuk, naik turun tangga atau berjalan jauh. Penderita pernah jatuh terduduk 3 tahun yang lalu, bisa langsung berdiri dan kemudian penderita diurut. Kemudian setelah jatuh itu kadang-kadang penderita merasa nyeri yang terjadi di punggung kanan bawah.
RPD : Hipertensi (+) 5 tahun yang lalu dengan pengobatan teratur, DM (+) 26 tahun yang lalu.
St. generalis : dalam batas normal.


  • Pemeriksaan Klinis :

Test provokasi : Patrick (+) dekstra, Kontra Patrick (+) dekstra, FNST +/-


  • Diagnosa :
    • Diagnosis Klinis : Low Back Pain
    • Diagnosis Topis : Vertebra S3
    • Diagnosis Etiologi : sacroiliitis
    • Diagnosis fungsional : Disablitas karena nyeri
  • Terapi
    • Medikamentosa
      • Analgetik
      • Neuroroborantia


  • Masalah rehabilitasi medik :
    • Nyeri pinggang bawah yang menjalar sampai dengan kaki.
    • Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
    • Keterbatasan dalam melakukan pekerjaan
  • Program Rehabilitasi Medik :
    • Fisioterapi
    • Evaluasi : Nyeri pada pinggang bawah kanan menjalar sampai telapak kaki Spasme otot
    • Program : 
      • Proper back mechanism
      • Back exercise (William exercise)
      • Infra red lumbosacral
    • Okupasi terapi
      • Evaluasi : Nyeri pada pinggang bawah kanan menjalar sampai telapak kaki
    • Gangguan aktivitas sehari-hari oleh karena nyeri
      • Program : Proper back mechanism
      • Edukasi penderita 
        • Waktu berdiri : jangan memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi, berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi dari kaki yang lain untuk mengurangi hiperlordosis, bila mengambil sesuatu jangan membungkuk tapi tekuklah pada lutut.
        • Waktu berjalan : berjalanlah dengan posisi tegak, rilex, dan jangan tergesa-gesa.
        • Waktu duduk : busa jangan terlalu lunak, kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk lutut lebih rendah daripada paha. Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi.
        • Waktu tidur : waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar.
        • Olahraga : berenang.
        • Terapi wicara
        • Evaluasi : Tidak ada gangguan dalam bicara
        • Program : untuk saat ini belum diperlukan
  • Ortotik Prostetik
    • Evaluasi : Nyeri pinggang kanan bawah yang menjalar sampai ke telapak kaki.
    • Pasien masih mampu melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
    • Penderita masih dapat berjalan tanpa alat bantu
    • Program : Sementara belum diperlukan, menunggu evaluasi dari hasil terapi.
  • Sosial medik
    • Evaluasi : Penderita sebagai ibu rumah tangga memiliki 3 orang anak yang sudah menikah dan hidup mandiri.
    • Penderita adalah janda dan hidup bersama 1 orang anak dan mantu dan 3 orang cucu.
    • Rumah permanen, WC duduk
    • Pengobatan ditanggung oleh ASKES
    • Program : Motivasi penderita supaya terus melanjutkan terapi
    • Melakukan home visit dan periksa status social medic.
    • Terapi okupasi
      • Evaluasi : Penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari meskipun terasa nyeri saat membungkuk.
      • Program : Peningkatan ADL sesuai proper back mechanism.
      • Home Program
      • Tidur ditempat tidur yang rata (alas keras)
      • Menghindari mengangkat beban yang berat
      • Back exercise
      • Proper back mechanism


Prognosis

  • Quo ad Vitam : Bonam
  • Quo ad Functionam : Bonam
  • Quo ad Sanatioam : Dubia ad Bonam