Gejala klinis malaria dan cara mendiagnosanya

                      GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSA MALARIA


PENDAHULUHAN

Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa Italia, yaitu mal (=buruk) dan aroa (=udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kara, dan paludisme.

Malaria adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh parasit jenis protozoa dari genus plasmodium yang secara alamiah ditularkan lewat gigitan nyamuk anopheles betina. 
Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda yang secara alamiah dapat menyerang manusia, yaitu plasmodium falciparum. Plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae.

Daur hidup plasmodium
Cara Penularan
Penularan malaria kebanyakan berlangsung secara alami, yaitu melalui gigitan nyamukAnopheles betina. Waktu antara nyamuk menghisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit dalam kelenjar liuarnya, disebut masa tunas ekstrinsik. Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
  • Secara alami melalui vektor, bila sporozoit dimasukkan ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk
  • Secara induksi, bila stadium aseksual dalam eritrosit secara tidak sengaja masuk dalam badan manusia.Walaupun jarang. Penularan malaria mungkin terjadi melalui transfusi darah dan atau transplantasi sumsum tulang, melalui semprit injeksi yang terkontaminasi parasit malaria (pada pecandu narkotik). Walaupun juga jarang, penularan bisa terjadi secara kongenital selama bayi masih dalam kandungan, karena berpindahnya infeksi malaria dari ibu kebayinya melalui peredaran darah plasenta (malaria kongenital)

untuk lebih jelas pemahaman tentang plasmodium dan nyamuk anopeles serta penyebarannya, dapat di baca pada posting saya sebelumnya di SINI



JENIS ATAU MACAM MALARIA
Penyakit ini memiliki empat jenis dan disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda (tergantung jenis plasmodiumnya). Jenis malaria itu adalah:\
  • Malaria tertiana atau Malaria vivax
    • Malaria tersiana merupkan jenis penyakit malaria paling ringan, yang disebabkan plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi).
  • Malaria tropica atau demam rimba (jungle fever) atau malaria aestivo-autumnal. 
    • malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan  jenis penyakit malaria yang terberat atau paling ganas dan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria.  Satu-satunya parasit malaria yang menimbulkan penyakit mikrovaskular, karena  Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak (malaria otak), menyebabkan koma, mengigau dan kematian selain itu juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat lainnya seperti, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll
  • Malaria kuartana atau malaria malariae
    • Jenis malaria ini disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama dari penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.
  • Malaria ovale 
    • Jenis malaria ini disebabkan oleh plasmodium ovale, gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivax, serangannya sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang.
video siklus malaria

GEJALA KLINIS UMUM MALARIA Manifestasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmissi infeksi malaria. Berat ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium (p. falciparum sering memberikan komplikasi). Daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi, kemo profilaktis dan pengobatan sebelumnya. Menurut berat atau ringannya gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
  • Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi) dan 
  • Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi), untuk malaria berat akan saya paparkan pada posting saya yang lain, untuk saat ini akan saya bahas tentang gejala klinis pada malaria yang ringan tanpa komplikasi.
Gejala Malaria Ringan tanpa komplikasi Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasienn non-imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) bebas demam. Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup menyiksa.  Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:
  • Masa inkubasi
    • Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit (terpendek untuk P. falciparum dan terpanjang untuk P.malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah yang mengandung stadium aseksual)
  • Keluhan utama
    • Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam dan menggigil
    • Demam  
      • Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodic, anemia dan splenomegali
  • Keluhan-keluhan prodromal
    • Keluhan-keluhan prodromal (keluhan penyerta yang timbul bersama keluhan utama) dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa:
      • malaise (rasa tidak enak), lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot,anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung. 
    • Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale, sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak jelas
Selain gejala- gejala diatas, ada juga yang merupakan gejala klasik malaria yang sering di pakai untuk penentuan diagnosa malaria.
Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan, gejala klasik tersebut  yaitu :
  • Stadium dingin (cold stage).
    • Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. penderita seringmembungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, Gigi gemeretak, kulit dingin, dan kering, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari pucat atau sianosis, pasien mungkin muntah pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh.
  • Stadium demam (Hot stage).
    • Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41 derajat Celcius atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang. penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
  • Stadium berkeringat (sweating stage).
    • Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10 jam, biasanya dialami oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria, penderita yang belum mempunyai kekebalan (immunitas) terhadap malaria atau penderita yang baru pertama kali menderita malaria. Di daerah endemik malaria dimana penderita telah mempunyai kekebalan(imunitas) terhadap malaria, gejala klasik timbul tidak berurutan, bahkan tidak selalu ada, dan seringkali bervariasi tergantung spesies parasit dan imunitas penderita. Didaerah yang mempunyai tingkat penularan sangat tinggi (hiperendemik) seringkali penderita tidak mengalami demam, tetapi dapat muncul gejala lain, misalnya: diare dan pegal-pegal. Hal ini disebut sebagai gejala malaria yang bersifat lokal spesifik. Gejala klasik (trias malaria) lebih sering dialami penderita malaria vivax, sedangkan pada malaria falciparum, gejala menggigil dapat berlangsung berat atau malah tidak ada. Diantara 2 periode demam terdapat periode tidak demam yang berlangsung selama 12 jam pada malaria falciparum, 36 jam pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria malariae. Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis.

MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN JENIS MALARIA

  • Malaria vivax atau malaria tersiana
    • Masa tunas intrinsik biasanya berlangsung 12-17 hari, tetapi pada plasmodium vivax dapat sampai 6-9bulan atau mungkin lebih lama.
    • Serangan pertama dimulai dari sindrome prodormal berupa : sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Pada relaps, sindrome predormal ini tidak ada atau ringan.
    • Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama, tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi kemudian turun menjadi normal.
    • Serangan demam terjadi pada siang atau sore hari dan mulai jelas dengan stadium menggigil, padas dan berkeringat yang klasik.
    • Suhu badan dapaat mencapai 40 derajat atau lebih, mual muntah serta herpes pada bibir dapat terjadi, pusing, mengantuk atau gejala lain yang timbuloleh iritasi serebral dapat terjadi tetapi hanya berlangsung sementara.
    • Anemia pada serangan pertama biasanya kurang jelas, tetapi pada malaria menahun menjadi sangat jelas.
    • Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu ke 2. Pada malaria menahun menjadi sangat besar, keras dan kenyal. Trauma kecil, misalnya pada kecelakaan dapat menyebabkan rupturnya limpa yang membesar, tapi ini jarang terjadi.
  • Malaria Kuartana atau Malaria Malariae
    • Disebut malaria kuartana sebab serangan demam berulang tiap empat hari.
    • Masa inkubasi pada infeksi P.malariae berlangsung 18 hari dan kadang sampai 30-40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip malaria vivax, hanya saja lebih ringan di bandingkan vivax,  serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sore hari, animea jarang terjadi, pembesaran limpa (splenomegali) sering di temukan walaupun pada pembesaran ringan.
    • Parasitemia asimtomatik tidak jarang dan menjadi masalah pada saat donor darah, walaupun demikian jumlah parasit dalam darah sangat rendah.
    • komplikasi sangat jarang, sindroma nefrotik dilaporkan pada infeksi plamodium malariae pada anak-anak  di Afrika. Diduga komplikasi ginjal disebabkan oleh  deposit  kompleks imun pada glumerolus ginjal. Hal ini di buktikan dengan adanya  peningkatan Ig M dengan titer antibodynya.
    • Mekanisme rekurens (releps jangka panjang) pada malaria kuartana di sebabkan oleh parasit dari daur eritrosit yang menjadi banyak, stadium aseksual daur eritosit dapat bertahan di dalam badan, ada faktor evasi yaitu parasit dapat menghindari diri dari proses fagositosis dari sistim imun kita dan di samping itu bertambahnya parasit- parasit ini tergantung pada variasi antigen yang terus menerus berubah dan dapat menyebabkan relaps.
  • Malaria ovale
    • Merupakan bentuk yang paling ringan dari semua jenis malaria. Masa inkubasi 11-16 hari, serangan peroksimal  3 -4 hari terjadi malam hari dan jarang lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi.
    • Apabila terjadi infeksi campuran dengan plasmodium yang lain, maka plasmodium ovale tidak tanpak pada darah tepi.
    • Gejala klinis hampir sama dengan malaria vivax, lebih ringan, puncak panas lebih rendah dan berlansung lebih pendek, dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan. 
    • Serangan menggigil jarang terjadi dan pembesaran limfa jarang teraba.
  • Malaria falciparum atau malaria tropica
    • Malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat. ditandai dengan 
    • panas yang ireguler, Anemia, Splenomegali (pembesaran limfe), parasitemia sering di jumpai dan sering terjadi komplikasi.
    • Masa inkubasi 9-14 hari, gejala penyakitnya di mulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. 
    • Apabila penyakit ini berlanjut terus, maka sakit kepala, punggung dan extremitas lebih hebat dan keadaan umum akan memburuk. Pada stadium ini penderita tampak gelisah, kebingungan (mental confusion)
    • Demam tidak teratur dan tidak menunjukan perioditas  yang jelas, 
    • Keringat keluar banyak walaupun demam tidak tinggi.
    • Nadi dan nafas menjadi cepat. mual dan muntah serta diare menjadi hebat, kadang- kadang batuk oleh karena kelainan pada paru-paru.
    • Limpa membesar dan lembek pada perabaan. Hati membesar dan tampak ikterik (kulit kekuningan) ringan.
    • Kadang - kadang di dalam urin di temukan albumin. 
    • Bila stadium dini penyakit dapat di diagnosa dan di obati maka infeksi dapat segera diatasi, namun jika tidak akan menyebabkan malaria falciparum yang berat. 
    • Malaria falciparum yang berat adalah penyakit malaria dengan plasmodium falcifarum stadium aseksual di temukan dalam darahnya, di sertai salah satu bentuk gejala klinis tersebut di bawah ini (menurut WHO) dengan menyingkirkan penyebab infeksi lain, yaitu :
      • Malaria otak dengan koma, 
      • Malaria dengan anemia normositik berat, 
      • gagal ginjal, endema paru, hipoglikemi, syok, pendarahan spontan, kejang umum yang berulang, asidosis, malaria hemoglobinuria, ganguan kesadaran, penderita sangat lemah, hiper[arasitemia, ikterus (kulit kuning)

CARA DIAGNOSA MALARIA Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa atau wawancara pada pasien yang tepat tentang asal penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria, riawayat pengobatan kuratip maupun preventip, selai itu juga perlu di ketahui keluhan utama, riwayat penyakit dan keluhan tambahan, serta riwayat penyakit keluarga. Gejala klinis seperti yang telah di paparkan di atas dapat menjadi petunjuk dalam menentukan diagnosa penyakit malaria pada penderita. Pada pemeriksaan fisik pada pasien, didapatkan :
  • Demam (≥37,5 derajat celcius)
  • Kunjunctiva atau telapak tangan pucat
  • Pembesaran limpa
  • Pembesaran hati
Pada penderita tersangka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut:
  • Temperature rectal ≥40oC.
  • Nadi capat dan lemah.
  • Tekanan darah sistolik  kurang dari 70 mmHg pada orang dewasa dan kurang 50 mmHg pada anak-anak.
  • Frekuensi napas lebih dari 35 kali permenit pada orang dewasa atau lebih dari 40 kali permenit pada balita, dan lebih dari 50 kali permenit pada anak dibawah 1tahun.
  • Penurunan kesadaran.
Pada pemeriksaan laboratorium
  • Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negative tidak mengenyampingkandiagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi tiga kali dan hasil negative maka diagnosa malaria dapatdikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui :
    • Tetesan preparat darah tebal
      • Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis. 
      • Pada sedian darah tebal di gunakan untuk diagnosa penyakit dan untuk menentukan beratnya penyakit.
      • Sediaan mudah dibuat khususnya untuk studi di lapangan. Ketebalan dalam membuat sediaan perlu untuk memudahkan identifikasi parasit. Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5menit (diperkirakan 100 lapang pandangan dengan pembesaran kuat). 
      • Preparat dinyatakan negative bila setelah diperiksa 200 lapang pandangan dengan pembesaran 700-1000 kali tidak ditemukan parasit. 
      • Hitung parasit dapat dilakukan pada tetes tebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. 
      • Bila leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.
    • Tetesan preparat darah tipis.
      • Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium jadi untuk identifikasi spesiesnya, bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. 
      • Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit lebih 100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat. 
      • Hitung parasit penting untuk menentukan prognosa penderita malaria.
      • Pengecatan dilakukan dengan pewarnaan Giemsa, atau Leishman’s, atau Field’s dan juga Romanowsky. Pengecatan Giemsa yang umum dipakai pada beberapa laboratorium dan merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil yang cukup baik
  • Tes Antigen : p-f test
    • Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). 
    • Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. 
    • Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapidtest).
  • Tes Serologi
    • Tes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. 
    • Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. 
    • Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. 
    • Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer lebih dari 1:200 dianggap sebagai infeksi baru; dan test lebih dari  1:20 dinyatakan positif . 
    • Metode-metode tes serologi antara lain indirect haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA dan test radio-immunoassay.
  • Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
    • Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasitsangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian danbelum untuk pemeriksaan rutin

DEMIKIAN DAHULU POSTING SAYA KALI INI... UNTUK KELANJUTANNYA KAN SAYA BAHAS TENTANG CARA PENGOBATAN MALARIA DAN PENCEGAHANNYA... DISINI

BACA JUGA
  • Penyebaran dan penyebab Malaria.........................................DISINI