Obat hipolipodemik : obat untuk menurunkan kolesterol darah yang berlebihan

OBAT HIPOLIPODEMIK

PENDAHULUAN
  • Kelebihan kolesterol pada dasarnya merupakan momok yang sangat di takuti, hal in karena dengan kelebihan kolesterol dapat meningkatkan berbagai resiko penyakit antara lain arterosklerosis. Berbagai upaya pengobatan hendaknya harus di tempuh untuk mengurangi resiko terjadinya arterosklerosis akibat kelebihan kolesterol. 
  • Pada prinsipnya pengobatan atas peningkatan koleterol yang berlebih meliputi modifikasi gaya hidup, mengurangi factor resiko dan juga dengan upaya menggunakan obat-obatan. Cara pertama yang harus di lakukan bukanlah menggunakan obat-obatan, tetapi haruslah di mulai dari modifikasi gaya hidup dengan diet dan pengaturan pola makan, jika cara ini tidak berhasil barulah dapat digunakan obat-obatan untuk menurunkan kadar kolesterol darah yang berlebih.
  • Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. 
  • Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). 
  • Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.
  • Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 
  • Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). 
  • LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Apa itu obat hipolipidemik??
  • Obat hipolipedemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma. Tindakan menurunkan kadar lipid plasma merupakan salah satu tindakan yang di tujukan untuk menurunkan resiko penyulit arterosklerosis.
Apa itu osteosklerosis??
  • Arterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis yang paling umum di temukan, di tandai dengan terdapatnya arterom pada bagian intima arteri yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Arteriosklerosis sendiri adalah suatu penyakit yang di tandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri, dimana di kenal ada tiga macam arteriosklerosis yaitu arterosklerosis, arteriosklerosis monckeberg, dan arteriolosklerosis.
  • Pada arterosklerosis pembuluh darah yang terkena adalah arteri besar dan sedang yaitu pembuluh serebral, vertebral, koroner, renal, aorta, dan pembuluh tungkai. Kompilkasi terpenting dari arterosklerosis adalah pembuluh jantung koroner, gangguan pembuluh darah serebral dan gangguan pembuluh darah perifer.
  • Hubungan antara arterosklerosis dengan metabolisme lemak telah banyak di buktikan oleh para ahli, dimana kadar plasma kolesterol, kadar LDL (lipoprotein ringan), trigliserid akan meningkat pada penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu komplikasi dari arterosklerosis. Jadi insidens dan kasus baru penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu komplikasi dari arterosklerosis paling tinggi jumlahnya pada kelompok dengan kadar lemak dan lipoprotein plasma yang tinggi.
Apa itu lipoprotein plasma??
  • Lipoprotein plasma adalah modifikasi dari susunan molekul lipid plasma yang bersifat larut dalam air sehingga lipid plasma dapat dingkut dalam sirkulasi darah. Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserid, fosfolipid dan asam lemak bebas. Dimana lipid plasma ini tidak dapat dapat larut dalam cairan plasma darah, oleh karena itu maka lipid plasma ini akan mengalami modifikasi menjadi lipoprotein agar dapat diangkut kedalam sirkulasi darah.
  • Pada lipoprotein terdiri atas stuktur inti yang terdapat ester kolesterol dan trigliserid. Di sekitar inti di kelilingi oleh fosfolipid, kolesterol non-ester dan apolipoprotein. Zat-zat tersebut beredar dalam darah sebagai lipoprotein larut plasma.
  • Lipoprotein berfungsi atau bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju tempat penggunaannya. Adanya apolipoproteinyang mengelilingi inti partikel lipoprotein berfungsi untuk mempertahankan stuktur lipoprotein dan mengarahkan metabolisme lipid tersebut.
Bagaimana cara pengangkutan lipid darah??
Lipid plasma diangkut dengan dua cara yaitu dengan cara eksogen da denga cara endogen.
Dengan jalur eksogen, yaitu
  • - Trigliserild dan kolesterol yang berasal dari makanan daam usus di kemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu kedalam darah via duktus torasikus. Didalam jaringan lemak trigliserild dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat dari hidrolisis ini akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk kedalam jaringan lemak atau sel otot untuk di ubah menjadi trigliserild kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi).
  • - Kilomikron remnan adalah kilomikron yang telah dihilangkan sebagian besar trigliserildnya sehingga ukurannya mengecil tetapi jumlah ester kolesterolnya tetap. Kilomikron remnan ini di bersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai stuktur (membran plasma, mielin, hormon steroid dan sebagainya) akan di simpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi atau diekskresi kedalam empedu (sebagai kolesterol atau asam empedu) atau di ubah jadi lipoprotein endogen yang di keluarkan kedalam plasma.
  • - Kolesterol juga dapat di sintesis dari asetat di bawah pengaruh enzim HMG CoA reduktase yang menjadi akif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jalur reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati.
Dengan jalur endogen, yaitu:
  • - Trigliserid dan kolesterol yang di sintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserild dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL.
  • - Low density lipoprotein atau LDL merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%). LDL mengalami katabolisme melalui reseptor seperti diatas dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat di tekan oleh produksi kolesterol endogen. Jika katabolisme LDL oleh hati dan jaringan perifer berkurang maka akan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol plasma. Peningkatan kadar kolesterol ini sebagian di salurkan kedalam makrofag yang membentuk sel busa yang berperan dalam terjadinya arterosklerosis.
  • - HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron di bawah pengaruh ensim lechitin: LCAT. Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL kepada VLDL atau IDL sehinggga dengan demikian terjadi kebalikan arah transport kolesterol dari perifer menuju ke hati atau di katabolisasi. Aktivitas ini mungkin berperan sebagai antiaterogenik.
Apa saja bentuk lipoprotein??
Dengan menggunakan elektroforesis maka lipoprotein di bedakan atas lima golongan besar yaitu kilomikron, VLDL, IDL, LDL dan HDL.
1. Kilomikron
  • Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar. Pada kilomikron sekitar lebih dari 80% komponen terdiri dari trigliserild yang berasal dari makanan dan kurang dari 5% merupakan koleseterol ester. Kilomikron membawa trigliserid dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka juga membawa kolesterol makanan ke hati. Kilomikronemia pascamakan (post prandial) akan mereda 8-10 jam sesudah makan. Adanya kilomikron dalam plasma sewaktu puasa dianggap abnormal. Kilomikron membentuk lapsan krim diatas plasma yang di dinginkan.
2. Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL, very low dendity lipoprotein).
  • VLDL merupakan Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserid (endogen) dan 10-15% kolesterol. Lipoprotein ini terbentuk dari asam lemak bebas di hati. Karena asam lemak dan gliserol dapat di sintesis dari karbohidrat, maka makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan jumlah VLDL. Kadar trigliserild juga mungkin berubah oleh pengaruh berat badan, minum alkohol, stress, dan latihan fisik. Efek aterogenik VLDL belum begitu jelas tetapi hipertrigliseridemia mungkin merupakan tanda bahwa kadar HDL kolesterol rendah dan sering di hubungkan dengan kegemukan, intoleransi glukosa, dan hiperurisemia. Pernah di laporkan neuropaty sensoris perifer yang diduga di sebabkan oleh hipertrigliserildemia, membaik setelah kadar trigliserild diturunkan. Jika plasma pasien didinginkan semalaman (4 derajat celcius), maka peningkatan kadar VLDL tampak sebagai kekeruhan di bawah lapisan atas. Apabila lapisan atas berupa krim, maka kadar kilomikron juga meningkat.
3. Lipoprotein densitas sedang (IDL, Intermediate density lipoprotein)
  • IDL merupakan lipoprotein yang kurang mengandung trigliserild (30%), lebih banyak kolesterol (20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL di katabolisme menjadi LDL, tidak terdapat dalam kadar yang besar kecuali bila terjadi hambatn konfersi lebih lanjut. Bial terdapat dalam jumlah banyak IDL akan terlihat sebagai kekeruhan pada plasma yang didinginkan meskipun ultrasentrifugasi perlu dilakukan untuk memastikan adanya IDL.
4. Lipoprotein densitas rendah(LDL, low density lipoprotein).
  • LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia (70%total). Partikel LDL mengandung trigliserild sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL merupakan metabolit VLDL, fungsinya membawa kolesterol kejaringan perifer yang digunakan untuk sintesis membran plasma dan hormon steroid. Kadar LDL plasma tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan VLDL. LDL adalah komponen normal plasma dalam keadaan puasa. Plasma yang mengandung LDL kadar tinggi tetap jernih setelah proses pendinginan karena LDL berukuran relatif kecil.
5. Lipoprotein densitas tinggi (HDL, high dendity lipoprotein.
  • HDL saat ini di kenal ada 3 bentuk, yaitu HDL1, HDL2 dan HDL3. HDL 1 didapatkan pada hewan dan manusia yang mengkonsumsi diet tinggi kolesterol dan pernah dihubungkan dengan induksi aterosklerosis. Kadar tinggi HDL2 dan HDL3 dihubungkan dengan penurunan insiden penyakit dan kematian karena aterosklerosis. Mekanisme proteksi HDL terhadap penyakit jantung koroner belum di ketahui dengan jelas. 
  • Komponen HDL yaitu terdiri dari 13% kolesterol, kurang dari 5% berupa trigliserild, dan 50% terdiri dari protein. HDL berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati, sehingga penimbunan kolesterol di perifer akan berkurang. HDL penting untuk bersihan trigliserild dan kolesterol dan untuk transport serta metabolisme ester kolesterol dalam plasma. HDL biasanya membawa 20-25% kolesterol darah. Kadar HDL kurang lebih sama pada laki-laki dan perempuan sampai pubertas, kemudian menurun pada laki-laki sampai 20% lebih rendah dari pada kadar pada perempuan. Pada individu dengan nilai lipid yang normal, kadar HDL relatif menetap sesudah dewasa yaitu kira-kira 45mg/dl pada pria dan 54mg/dl pada wanita. 
  • Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes yang tidak terkontrol dan pada pemakaian kombinasi ekstrogen-progestin. HDL secara normal terdapat dalam plasma puasa, tetapi plasma yang dinginkan tetap jernih walaupun HDL terdapat dalam jumlah besar karena HDL lebih kecil dari pada LDL.

PENGOBATAN HIPERLIPOPROTEINEMIA
  • Hiperlipoproteinemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan lipid plasma (koleterol, trigliserild, fosfolipid dan asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma). 
  • Pengobatan hiperlipoproteinemia meliputi penangana sebab-sebab penyakit sekunder seperti diabetes mellitus, hipotiroid, syndrome nefrotik, dsb. Pengobatannya juga meliputi pengaturan pola diet dan obat-obatan, serta mengurangi faktor resiko
Pengaturan diet.
  • - Prinsip utama pengobatan hiperlipoproteinemia ialah mengatur diet yang mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma.
  • - Individu dengan berat badan berlebih sebaiknya segera mulai makan dengan diet penurun berat badan. Mereka dianjurkan makan makanan rendah kolesterol yaitu kurang dari 300mg /hari. Selain itu juga di haruskan mengkonsumsi makanan rendah lemak yaitu kurang dari 30% dari kalori dan rendah lemak jenuh kurang dari 10%dari kalori.
  • - Pasien defisiensi lipoprotein lipase jarang memerlukan diet dengan total lemak yang sangat rendah.
  • - Kadar kolesterol dianggap normal jika kurang dari 200mg/dl, “borderline” jika antara 200-239mg/dl dan hiperkolesterolemia jika diatas 240mg/dl.
Mengurangi factor resiko.
  • - Bila individu dengan hiperlipoprotenemia di pacu dipacu oleh beberapa penyakit lain seperti diabetes, pecandu alcohol atau hipotiroidisme, maka penyakit tersebut perlu diobati.
  • - Individu tersebut dianjurkan menghindari faktor-faktor yang dapat menigkatkan resiko arterosklerosis, yaitu menghentikan rokok, mengobati hipertensi, olah raga cukup dan pengawasan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
Pengobatan dengan menggunakan obat.
  • - Pengobatan hiperlipoproteinemia di dasarkan karena adanya hubungan hiperlipidemia dengan aterosklerosis, pankreatitis akut, dan tendisitis serta xanthoma.
  • - Pengobatan hiperkolestronemia terutama di tujukan bagi pasien dengan riwayat arterosklerosis prematur dalam keluarga dan dengan adanya faktor resiko lain seperti diabetes melitus, hipertensi dan merokok
  • - Pengobatan hiperlipoproteinemia meliputi penelusuran jenis kelainan lipid pasien lalu pemberian obat sesuai dengan gambaran patofisiologi penyakit.
  • - Obat yang digunakan untuk menurunkan lipoprotein plasma, terdiri atas : asam fibrat yang bekerja dengan meningkatkan aktifitas lipoprotein lipase, asam nikotinat yang bekerja menekan lipolisis, probukol dengan mencegah oksidasi LDL (antioksidans), statin yang bekerja menghambat sintesis kolesterol, dan resin yang menghambat sirkulasi enterohepatik, serta berbagai jenis obat-obatan lain yang akan di jelaskan satu persatu di bawah ini.

BERBAGAI JENIS OBAT-OBATAN UNTUK MENURUNKAN LIPOPROTEIN PLASMA
  • ASAM FIBRAT (KOLFIBRAT DAN GEMFIBROZIL)
KLORFIBRAT.
  • - Klorfibrat adalah ester etil dari asam p-klorofenoksi-isobutirat. Klofibrat merupakan hipolipidemik yang terutama bermanfaat bagi penderita hipertrigliserida.
  • - Rumus bangunnya merupakan derivate asam fibrat.
Rumus bangun klofibrat
  • - Farmakokinetik
    • o Efek terhadap lipid plasma berupa penurunan kadar VLDL terjadi dalam 2-5 hari setelah pengobatan.
    • o Umumnya kadar kolesterol dan LDL juga turun.
    • o Pada penderita-penderita tertentu yaitu penderita hipertrigliserild primer type IV yang di tandai dengan peningkatan VLDL dengan hipertrigliserildemia, maka pengunaan klofibrat ini akan menyebabkan penurunan VLDL di sertai meningkatnya kadar LDL sehingga pengaruh terhadap kolesterol plasma tidak nyata, penurunan LDL di temukan pada penderita hiperlipedemia tipe II atau IIb.
    • o Pada coronary drug project di temukan penurunan kolesterol plasma rata-rata sebanyak 6% pada penderita yang mendapat pengobatan 1,8 gr klofibrat seharinya, sedangkan trigliserild menurun sebanyak 22%.
    • o Klofibrat sangat sensitive bagi penderita hiperlipoproteinemia type III familial (type kelainan yang di tandai dengan peningkatan kolesterol dan trigliserild),dimana dengan penggunaan klofibrat akan menurunkan kadar koleterol sebnyak 50% dan penurunan trigliserild sebanyak 80%. Agaknya kolfibrat juga dapat memobilisasi kolesterol dari jaringan yang terlihat dari mengecilnya xanthoma (penumpukan lemak pada kelopak mata)
    • o Klofibrat tidak mempunyai efek terhadap hiperkilomikronemia.
  • - Mekanisme kerja obat ini hanya di ketahui sebagian. Obat-obat ini meningkatkan aktifitas lipoprotein lipase sehingga katabolisme protein kaya trigliserild seperti VLDL dan IDL meningkat. Kadar kolesterol HDL meningkat secara tidak langsung akibat menurunnya kadar trigliserild VLDL atau karena meningkatnya produksi apo A1 dan A2 (benzafibrat dan fenofibrat).
    • Efek penurunan kolesterol LDL oleh asam fibrat di duga berhubungan dengan meningkatnya bersihan VLDL dan IDL dalam hati sehingga produksi LDL menurun.
  • - Farmakokinetik
    • o Klofibrat di arbsopsi melalui usus secra lengkap terutama bila di berikan bersama makanan dan dalam plasma terdapat asam p-klorofenoksiburat. Pemecahan ikatan ester terjadi sewaktu arbsopsi dan puncak kadar plasma tercapai dalam beberapa jam setelah pemberian oral.
    • o 60% dari asam ini diekskresi melalui urin sebagai glukoronoid.
    • o Pemberian bersama kolesteramin hanya sedikit menunda tercapainya puncak kadar plasma. Klofibrat menggeser antikoagulan dari ikatannya dengan albumin.
    • o Obat ini mengalami konyugasi dan di eksresikan dalam urin.
  • - Efek samping
    • o Golongan asam fibrat umumnya di toleransi secara baik. Efek samping yang paling sering di temukan adalah gangguan saluran cerna, berupa mual, muntah, mencret, perut kembung, dll) yang terjadi pada 10% penderita. Gangguan ini umumnya berkurang setelah beberapa waktu.
    • o Efek samping lain yang dapat terjadi berupa ruam kulit, alopesia, impotensi, lekopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung, dll
    • o Derivate asam vibrat kadang-kadang menyebabkan peningkatan CPK dan trasaminase disertai miositis. CPK dan transaminase dapat juga meningkat tanpa gejala miositis.
    • o Indeks litogenik meningkat sehingga lebih mudah terbentuk batu empedu.
  • - Kontraindikasi
    • o Penggunaan klorfibrat di kontraindikasikan bagi penderita dengan gangguan hati dan ginjal, pada wanita hamil dan juga pada wanita menyusui.
    • o Klofibrat tidak dianjurkan di berikan pada anak karena belum ada data yang mapan.
  • - Posologi dan indikasi
    • o Klorfibrat tersedia sebagai kapsul 500mg. diberikan 2-4kali sehari dengan dosis total sampai 2g. Penambahan dosis diatas 2g, tidak menambah efek terapi, tetapi memperbanyak efek samping. Dosis harus di kurangi pada penderita yang sedang menjalani haemodialisis.
  • - Kombinasi
    • o Klorfibrat menggeser antikoagulan oral dari ikatannya dengan albumin dan memperkuat efek obat-obat ini, tetapi peningkatan potensi antikoagulan lain mungkin dibsebabkan karena klofibrat menggangu sintesis factor-faktor pembekuan darah, disposisi vitamin K atau reseptor walfarin. Bial di berikan bersama-sama, dosis antikoagulan harus dikurangi dan waktu protombin di periksa secara teratur.
    • o Pemberian bersama kolesteramin hanya sedikit menunda tercapainya puncak kadar plasma.

GEMFIBROZIL.
  • - Gemfibrozil secara stuktural berbeda dengan klofibrat.
Gemfibrozil
  • - Obat ini sangat efektif menurunkan trigliserild plasma, sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam hati menurun. Obat ini meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya trigliserild meningkat. Kadar kolesterol HDL juga dapat meningkat pada poemberian obat ini.
  • - Farmakokinetik
    • o Kadar puncak gemfibrozil dalam plasma di capai dalam 1-2jam dan keadaan mantap tercapai dalam 7-14hari pada pemberian 2x600mg sehari.
    • o Agaknya tidak ada hubungan antara besar dosis dengan efek penurunan lipid darah.
    • o Masa paruhnya kira-kira satu setengah jam
    • o Sekitar 70% dari obat ini di ekskresikan secara utuh terutama dalam urin.
    • o Seperti pada kolfibrat, dimana obat ini juga meningkatkan efek antikoagulan walfarin
    • o Obat ini mengalami konyugasi dan hidroksilasi serta di ekskresikan kedalam urin.
  • - Efek samping
    • o Gemfibrozil di toleransi dengan baik dan efek samping yang terjadi biasanya kurang dari 10% penderita yang mengkonsumsi gemfibrozil.
    • o Efek samping utama adalah gangguan saluran cerna berupa sakit perut, diare, mual dan muntah.
    • o Pada sejumlah penderita terjadi peningkatan fosfatase alkali dan transaminase.
    • o Peningkatan kadar CPK dengan miositis dapat terjadi pada penderita yang juga mendapat derivat statin (lovostatin)
    • o Obat ini meningkatkan indeks litogenik, tetapi tidak seperti klorfibrat, hanya kurang dari 1% penderita yang mengalami pembentukan batu empedu, walaupun sesudah makan obat selama 2 tahun.
  • - Kontaindikasi
    • o Seperti derivat asam fibrat, gemfibrozil di kontaindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan empedu, wanita hamil dan menyusui.
    • o Keamanan penggunaan gemfibrozi pada anak juga beum di ketahui.
  • - Posologi dan indikasi
    • o Indikasi penggunaan obat ini adalah untuk hiperlipidemia type III, IV atau V. Type III yaitu dimana kolesterol serum dan trigliserild meningkat (350-800mg/dl), adanya penimbunan IDL yang mungkin di sebabkan oleh blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan produksi apoprotein B atau peningkatan kadar apoprotein E. Pada type IV terjadi peningkatan VLDL dengan trigliserildemia, type IV ini biasanya bersifat sekunder akibat penyakit lain, misalnya alkoholis, diet kaya karbohidrat dan biasanya penderita gemuk. Pada type V memperlihatkan kumulasi VLDL dan kilomikron, yang mungkin terjadi karena gangguan katabolisme trigliserild endogen dan eksogen, penderita memperlihatkan intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak serta hiperurisemia.
    • o Pengunaan gemfibrozil biasanya pada pasien dengan kadar trigliserild lebih dari 750mg/dl yang tidak bisa diatasi dengan diet dan obat penurun trigliserild lainnya.
    • o Gemfibrozil tidak efektif untuk penderita hiperkilomikronemia karena defisiensi lipoprotein lipase familial.
    • o Dosis dewasa oral adalah 600mg 2X sehari, di berikan setengah jam sebelum makan pagi dan makan malam

FENOFIBRAT.
  • Sifat Fisiko Kimia :
    • Berwarna putih/agak putih. Serbuk kristal. Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam alkohol. Sangat mudah larut dalam diklormetan.
  • Mekanisme kerja
    • Distribusi : Luas ke seluruh jaringan. Ikatan protein : 99%. Metabolisme : di jaringan dan plasma melalui esterase untuk diubah menjadi bentuk aktif; asam fenofibrat akan diinaktifasi melalui glukuronidasi melalui hati atau ginjal. Waktu paro eliminasi : 10-35 jam. Eksresi : urin ( 60% metabolit, 25 % feses).
    • Hyperchol dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sebesar 20% sampai 25% dan trigliserida 40% sampai 50%.
    • Penurunan kadar kolesterol dalam darah disebabkan oleh turunnya rasio aterogenik dari fraksi VLDL (Very Light Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein).Hal ini akan berakibat distribusi dari kolesterol dalam darah meningkat,Hyperchol menurunkan rasio total kolesterol dengan kolesterol HDL yang bertambah selama hiperlipidemia aterogenik.
    • Fenofibrat, yang merupakan obat antikolesterol, mampu menurunkan risiko amputasi bagi pasien diabetes sebesar
  • Indikasi
    • Khusus untuk dewasa:
      • Penderita hiperkolesterolemia (tipe Ha) dan hipertrigliseridemia endogenik murni (tipe IV) atau kombinasi (tipeIIb dan III):
      • - Bila regimen diet yang sesuai tidak berhasil mencapai penurunan kadar lipid yang diharapkan, terapi khususnya untuk penurunan kolesterol LDL, total kolesterol, trigliserida dan apolipoprotein B ( apo B ) pada pasien dewasa dgn hiperkolesterolemia atau kombinasi dislipidemia 
  • Posologi sediaan
    • Dosis awal lazim : 67-200 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dalam 3 dosis terbagi, tergantung formulasi, Dosis harus disesuaikan dengan respon yang timbul, maksimum dosis 267 mg/hari. Dosis anak : 67 mg per 20 kg berat badan/hari. 
    • Untuk sediaan pelepasan yang dimodifikasi : dosis yang dianjurkan 54-160mg/hari (equivalen dengan 67-200mg fenofibrat mikronisasi. Fenofibrat dalam bentuk non mikronisasi : 67 mg fenofibrat mikronisasi sebanding dengan 100 mg fenofibrat non mikronisasi. 
  • Peringatan dan perhatian
    • Jika dalam beberapa bulan pemberian (3-6 bulan) belum terjadi penurunan konsentrasi lipid serum yang diinginkan,terapi komplementer atau terapi lain yang berbeda harus dilakukan. 
    • Peningkatan serum transaminase umumnya terjadi pada beberapa penderita.Pemantauan berkala terhadap serum transaminase setiap 3 bulan perlu dilakukan selama 12 bulan pertama dari pengobatan.
    • Pengobatan harus dihentikan sementara bila nilai SGPT melebihi 100 mil.Fenofibrat tidak dapat dikombinasikan dengan senyawa hepatotoksik seperti perheksilin maleat dan inhibitor MAO.
    • Pada kehamilan : Dari hasil percobaan pada hewan uji (tikus),memperlihatkan tanda-tanda embriotoksisitas.Oleh sebab itu fenofibrat tidak direkomendasikan untuk wanita hamil. Pada ibu menyusui: Dengan tidak adanya informasi tentang masuknya fenofibrat pada air susu ibu, maka pemberian selama menyusui tidak tidak dianjurkan.
  • Efek samping
    • Jarang terjadi reaksi efek samping (tidak lebih dari 2% sampai 4% kasus).Reaksi yang terjadi biasanya berupa :
      • - gangguan pada saluran pencernaan dan gastro-intestinal (sakit perut konstipasi).
      • peningkatan serum transaminase, reaksi alergi pada kulit, Sakit kepala,fatigue,vertigo, nyeri punggung, gangguan pernapasan, rhinitis.
      • gangguan penglihatan, jerawat, agranulositosis, reaksi alergi, alopesia, anamia, angina pektoris, ansietas, aritmia, arthralgia, arthritis, arthrosis, asma, fibrilasi atrial.
  • Kontraindikasi
    • Anak-anak,penyakit hati yang serius dan kegagalan ginjal. Ibu hamil dan menyusui,penderita hipersensitif terhadap fenofibrat atau komponen lain dalam sediaan, disfungsi hati termasuk sirosis dan kelainan fungsi hati lainnya serta penderita penyakit kandung empedu.
    • Fenofibrat dapat meningkatkan efek obat antikoagulan oral dan meningkatkan resiko komplikasi perdarahan (penggantian ikatan protein plasma)Disarankan untuk kontrol jumlah protrombin lebih sering dan menyesuaikan dosis dari antikoagulan oral selama pengobatan dengan fenofibrat dan 8 hari setelah berhenti pengobatan.

  • RESIN (KOLESTIRAMIN DAN KOLESTIPOL)
KOLESTIRAMIN.
  • - Efek terhadap lipid darah
    • o Kolestiramin adalah garam klorida dari basic anion exchange resin yang berbau dan berasa tidak enak. Kolestiramin dan kolestipol bersifat hidrofilik, tetapi tidak larut dalam air, tidak di cerna dan tidak di arbsopsi.
    • o Obat ini menurunkan kadar kolesterol plasma dengan cara menurunkan LDL. Penurunan kadar LDL biasanya nyata setelah 4-7 hari dan mencapai 90% efek maksimal dalam 2 minggu terapi.
    • o Efek obat tergantung pada besarnya dosis, tetapi banyak pasien tidak tahan menerima obat ini dalam dosis tinggi karena efek samping pada saluran cerna.
    • o Pada kebanyakan penderita kadar trigliserild dalam plasma (VLDL) meningkat 5-20% dalam minggu-minggu pertama lalu perlahan-lahan menurun pada kadar sebelum terapi dalam waktu 4 minggu.
    • o Resin terutama efektif untuk pasien hiperkolesternemia familial atau poligenik dimana hanya ldl yang meninggi.
    • o Kolestiramin di laporkan mengurangi resiko penyakit jantung koroner dan di gunakan untuk jangka lama.
  • - Mekanisme kerja
    • o Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, menggangu sirkulasi enterohepatik sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja meningkat.
    • o Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik di hambat oleh resin maka kolesterol yang di arbsobsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Kedua hal ini akan menyebabkan penurunan kolesterol dalam hati.\
    • o Selanjutnya penurunan kadar kolesterol dalam hati, akan menyebabkan dua hal yaitu: pertama meningkatkan jumlah reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA reduktase.
    • o Dari sini tampak pula bahwa efek resin tergantung dari kemampuan sel hati meningkatkan jumlah reseptor LDL fungsional sehingga tidak efektif untuk pasien dengan hiperkoleterolnemia famial homozigot dimana reseptor LDL fungsional tidak ada.
    • o Efek resin akan meningkat jika di berikan bersama penghambat HMG CoA reduktase tetapi hati- hati pada efek samping penggunaan bersama penghambat HMG CoA reduktase
  • - Efek samping
    • o Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir. Efek samping tersering adalah mual, muntah dan kostipasi yang berkurang setelah beberapa waktu. Konstipasi dapat di kurangi dengan makan makanan berserat
    • o Klorida yang di arbsopsi dapat menyebabkan terjdinya asidosis hiperkloremik terutama pada pasien muda yang menerima dosis besar.
    • o Disamping meningkatkan trigliserild plasma, resn juga meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan transaminase sementara.
    • o Akibat gangguan arbsopsi lemak atau steatore dapat terjadi gangguan arbsopsi vitamin A, D dan K serta hipoprotrombinemia.
  • - Interaksi obat
    • o Obat ini menggangu arbsopsi klortiazid, tiroksin, digitalis, fenilbutazon dan walfarin sehingga obat ini harus di berikan 1 jam sebelum atau 4 jam setelah pemberian kolestiramin.
    • o Pemberian bersama antikoagulans harus di lakukan dengan hati-hati karena dapat terjadi perpanjangan masa protrombin.
  • - Posologi dan indikasi
    • o Dosis yang dianjurkan adalah 12-16 gr sehari, dibagi 2-4 bagian dan dapat di tingkatkan sampai maksimum 3 kali 8gr
    • o Obat ini dapat di telan sebagai larutan atau di dalam sari buah utuk mengurangi iritasi, bau dan rasa yang mengganggu.
    • o Resin tidak bermanfaat dalam keadaaan hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau IDL, dan bahkan dapat meningkatkan kadar trigliserild.
    • o Untuk pasien hiperlipoproteinemia dengan peningkatan VLDL perlu di tambahkan dengan penggunaan obat lain, misalnya asam fibrat ataupun asam nikotinat.

KOLESTIPOL.
  • - Kolestipo adalah kopolimer dari dietil pentamin dan epiklorohidin, juga suatu resin.
  • - Penggunaannya juga serupa dengan kolestiramin dengan dosis 20-30 gr sehari.
  • - Obat ini tiak memberikan bau dan rasa yang mengganggu sehingga lebih memudahkan ketaatan minum obat di bandingkan dengan kolestiramin.
  • - Efek sampingnya berupa konstipasi dan gangguan gastrointestinal ringan.

PENGHAMBAT HMGCoA REDUKTASE
  • - Suatu kemajuan dalam pengobatan hiperkolesterolemia dengan di temukannya kelompok baru zat yang di dapat dari jamur yang bersifat competitor yang kuat terhadap HMGCoA reduktase suatu enzim yang mengontrol biosintesis kolesterol.
  • - Obat-obat ini sangat efektif dalam menurunkan kadar LDL kolesterol plasma. Empat penghambat HMGCoA reduktase yang telah di pelajari pada manusia antara lain : mevastatin, lovastatin, pravastatin, dan simvastatin.
Efek terhadap lipid dan lipoprotein plasma
  • - Semua penghambat HMGCoA reduktase memperlihatkan efek yang sama terhadap lipid plasma, tetapi dari semuanya data yang terbanyak mengenai lovostatin.
  • - Bila di berikan pada penderita yang mengkonsumsi diet rendah kolesterol sebagai obat tunggal, maka lovostatin menurunkan LDL kolesterol plasma yang berhubungan dengan dosis. Penurunan 20%, pada dosis 10mg sampai 40% pada dosis 80mg/hari. Perubahan ini terutama karena penurunan total LDL partikel, juga di dapat penurunan sedikit untuk setiap partikel LDL.
  • - Jumlah kolesterol dalam VLDL menurun dan kadar trigliserild menurun sampai 25% sedangkan kadar HDL meningkat 10-13%
  • - Obat ini juga efektif pada hiperkolesterolemia karena diabetes mellitus atau sindrom nefrotik.
  • - Lovostatin menunjukan efek aditif dengan kolestiramin dan kolestipol
Cara kerja
  • - Penghambat HMGCoA reduktase menghambat sintesis kolesterol di hati dan hal ini menurunkan kadar LDL plasma. Menurunnya kadar kolesterol akan menimbulkan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan potensi obat ini.
  • - Kolesterol menekan transkrip tiga jenis gen yang mengatur sintesis HMGCoA sintase, HMGCoA reduktase dan reseptor LDL.
  • - Menurunnya sintesis kolesterol oleh penghambat HMGCoA reduktase akan menghilangkan hambatan ekspresi ke tiga jenisgen tersebut diatas, sehingga aktivitas sintesis kolesterol meningkat secara kompensatoir. Hal ini menyebabkan penurunan sintesis kolesterol oleh penghambat HMGCoA reduktase tidak besar.
  • - Rupa-rupanya obat ini melangsungkan efeknya dalam menurunkan kolesterol dengan cara meningkatkan jumlah reseptor LDL, sehingga katabolisme kolesterol terjadi semakin banyak. Dengan demikian maka obat ini dapat menurunkan kadar kolesterol (LDL). Oleh karena itu pula maka obat ini tidak efektif untuk penderita hiperkolesterolemia familial homozigot, karena jumlah reseptor LDL pada penderita ini sangat sedikit sekali.
Arbsopsi , nasib dan eksresi
  • - Pada hewan dan di duga juga pada manusia, lovostatin di berikan peroral diarbsopsi sebanyak 30%. Sesudah lintasan pertama melalui hati, obat inidi temukan dalam bentuk plasma asal metabolic aktif atau inaktif. Sekitar 95% obat ini dan metabolitnya terikat protein plasma.
  • - Sebagian besar produk degradasi, diekskresi melalui feces dan kurang dari 10% melalui urin.
  • - Kadar puncak lovostatin dalam plasma terlihat 2-4 jam setelah pemberian oral tunggal. Sesudah 3 hari dengan pemakaian 1xsehari, mantap akan tercapai pada kadar satu setengah kali kadar puncak pada pemberian tunggal.
  • - Kadar puncak bisa lebih tinggi jika lovostatin di berikan bersama-sama dengan makanan.
  • - Lovostatin agaknya tidak menginduksi sitokrom P450.
Efek samping dan interaksi obat
  • - Lovostatin sudah di gunakan secara luas di AS sejak 1987. Sejauh ini lovostatin sudah di terima secara baik di AS dan tidak di laporkan adanya efek toksik.
  • - Kurang dari 10 di laporkan penderita yang mengkonsumsi obat ini mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, rash (kemerahan), tetapi gangguan ini tidak sampai menyebabkan penghentian konsumsi obat ini.
  • - Peningkatan serum transaminase asimtomatik terjadi pada 2% paien, dalam hal ini perlu control tiap 4-6 minggu selama 15 bulan pertama pengobatan, kemudian control secara periodic sesudahnya. Obat harus di hentikan jika di jumpai kadar transaminase yang tetap tinggi atau bertambah tinggi.
  • - Kenaikan kadar keratin fosfokinase (CPK) pada plasma yang asimtomatik terjadi pada lebih dari 11% penderita yang menggunakan lovostatin. Secara umum ini tidak merupakan alas an untuk menghentikan penggunaan lovostatin, kecuali CPK naik sampai 3Xnormal, persisten dan timbul gejala miopaty.
  • - Pada penderita yang menggunakan lovostatin sebagai obat tunggal, kejadian miopati hanya kurang dari 0,2%, tetapi pada penderita yang juga menggunakan obat lain, misalnya imonosupressan (siklosporin), asam nikotinat atau gemfibrozil maka kejadian miopati akan lebih sering dan cenderung berat. Beberapa penderita menderita rabdomyolisis dengan myoglobinuria dan gagal ginjal. Lovostatin harus di gunakan secara hati-hati opada keadaan ini dan dosis harian harus di batasi sampai 20mg.
  • - Lovostatin dosis tinggi dapat menimbulkan katarak pada lensa mata anjing, walaupun hal ini belum terbukti pada manusia, perlu di lakukan pemeriksaan mata pada pengguna obat ini.
Posologi dan Indikasi
  • - Lovostatin tersedia dalam bentuk tablet 20-40mg. Dosis di mulai dari 20-4-mg perhari di berikan bersama-sama dengan makanan. Bila perlu sesudah 4 minggu dosis dapat di tingkatkan sampai maksimum 80mg/hari. Obat ini sedikit lebih efektif bila di berikan dengan dosis terbagi. Bila di berikan dalam dosis tunggal, sebaiknya malam hari sehubungan dengan ritme diural sintesis kolesterol.
  • - Kombinasi lovostasin dengan gemfibrosil sangat efektif pada penderita tertentu, tetapi harus hati-hati dengan kemungkinan terjadinya miopati.
  • - Lovostatin seperti halnya obat penurun kolesterol lainnya hanya dianjurkan diberikan hanya jika diet rendah kolesterol dan lemak jenuh telah gagal di capai, barulah dapat mengkonsumsi obat-obatan penurun hiperlipoprotenemia, termasuk lovostatin.
  • - Lovostatin merupakan terapi utama untuk penderita dengan resiko tinggi infark miokard karena hiperkolesterolemia, termasuk pasien dengan total kolesterol lebih dari 300mg/dl atau lebih dari 240mg/dl yang juga menderita penyakit koroner atau ada factor-faktor resiko lainnya.
Kontraindikasi
  • - Obat ini di kontaindikasikan pada wanita hamil, karena obat ini mempunyai efek teratogenik yang di temukan pada hewan percobaan.

ASAM NIKOTINAT.
  • - Asam nikotinat atau niasin adalah salah satu dari komponen vitamin B kompleks yang hingga kini masih dipakai secara luas untuk penggunaan pengobatan hiperkolesterolemia type IIa dan type kombinasi IIb dan IV.
- Farmakodinamik
  • o Asam nikotinat menurunkan produksi VLDL, sehingga kadar IDL dan LDL menurun. Bagaimana jelasnya penurunan VLDL ini belum di ketahui secara jelas, tetapi mungkin berhubungan dengan penghambatan lipolisis pada jaringan lemak sehingga asam lemak bebas yang di perlukan untuk sintesis VLDL di hati menurun dan meningkatnya aktifitas lipoprotein lipase. Akibat dari hal diatas maka kadar LDL akan menurun.
  • o Kadar HDL meningkat sedikit sampai sedang karena menurunnya katabolisme Apo AI oleh mekanisme yang belum di ketahui.
  • o Obat ini tidak mempengaruhi katabolisme VLDL, sintesis kolesterol total atau ekskresi asam empedu.
- Efek samping
  • o Efek samping asam nikotinat pada pengobatan hiperlipidemia yang paling mengganggu adah gatal dan kemerahan kulit terutama wajah dan tengkuk yang timbul beberapa menit hingga beberapa jam. Efek ini agaknya di langsungkan oleh jalur prostaglandin, karena pemberian aspirin dapat mencegah timbulnya gangguan ini, tetapi efek ini akan cepat menghilang jika obat ini di teruskan.
  • o Efek samping yang sangat berbahaya adalah gangguan fungsi hati, ditandai dengan kenaikan kadar fosfatase alkali dan transaminase terutama pada dosis tinggi (diatas 3gr). Gangguan faal hati di duga oleh karena penghambatan sintesis NAD.
  • o Efek samping lain adalah gangguan saluran cerna berupa muntah, diare, ulkus lambung karena sekresi asam lambung naik, dsb. Juga dapat terjadi akantosis nigrans dan pandangan kabur pada pemakaian jangka lama, hiperurisemia, dan hiperglikemi. Gangguan faal hati , hiperurisemia, hiperglikemi bersifat reversible dan dapat menghilang jika obat di hentikan.
  • o Karena banyaknya efek samping asam nikotinat ini, maka banyak pasien menghentikan pengobatan dan mengganti dengan obat yang lain.
- Interaksi obat
  • o Kombinasi niasin dengan kolestipol, menurunkan kadar tiroksin bidding globulin, sehingga tiroksin total menurun.
- Posologi dan indikasi
  • o Asam nikotinat berguna sebagai obat pilihan pertama untuk pengobatan semua jenis hipertrigliserildemia dan hiperkolesterolemia kecuali type 1. Asam nikotinat terutama bermanfaat bagi pasien hiperlipoproteinemia type IV yang tidak berhasil di obati dengan resin. Type 1 yaitu memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu puasa, bahkan dengan diet lemak normal dan biasa di sebabkan oleh defesiensi lipoprotein lipase yang di butuhkan untuk metabolism kilomikron. Type IV di tandai dengan terjadi peningkatan VLDL dengan hipertrigliserildemia.
  • o Asam nikotinat biasanya di berikan peroral 2-6gr sehari, terbagi dalam tiga dosis bersama makanan. Mula-mula dalam dosis rendah yaitu 3 kali 100-200mg sehari, lalu di naikan setelah 1-3 minggu.

ASIPIMOKS.
  • - Asipimoks merupakan analog sintetik asam nikotinat yang juga menghambat lipolisis pada jaringan lemak.
  • - Obat ini menurunkan kadar lemak darah dan mengingkatkan HDL pada pasien hiperlipidemia type II, type III dan Type IV. Pada Type II terjadi peninggian LDL dan apoprotein B dengan VLDL kadar normal (type IIa) atau meningkat sedikit (type IIb). Pada type III terjadi penimbunan IDL yang mungkin di sebabkan oleh blockade parsial dalam metabolism VLDL menjadi LDL, juga terjadi peningkatan apoprotein B atau peningkatan kadar apoprotein E. Pada type IV terjadi peningkatan VLDL dengan hipertrigliserildemia.
  • - Dibanding dengan asam nikotinat, maka asipimoks kurang mengganggu toleransi glukosa dan saluran cerna sertakurang menimbulkan vasodilatasi di muka atau flushing.

PROBUKOL.
  • - Probukol menurunkan kadar kolesterol serum dengan cara menurunkan kadar LDL. Oabt ini tidak menurunkan kadar trigliserild serum pada kebanyakan penderita. Kadar HDL menurun lebih banyak dari pada kadar LDL sehingga menimbulkan rasio LDL:HDL yang kurang menguntungkan.
  • - Penyelidikan menunjukan probukol meningkatkan kecepatan katabolisme fraksi LDL pada pasien hiperkolestrolemia familial heterozigot dan homozigot lewat jalur non-reseptor.
  • - Akhir-akhir ini probukol mendapat perhatian kembali karena kemungkinannbermanfaat dalam menghambat proses arterosklerosis berdasarkan antioksidansnya. Agaknya efek antiaterogenik probukol ini terlepas dari efek hipolipidemik.
Indikasi
  • - Probukol dianggap sebagai obat pilihan kedua pada pengobatan hiperkolestrolemia dengan peningkatan LDL. Obat ini menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan kadar trigliserild. Efek penurunan kadar LDL karena obat ini kurang kuat di bandingkan resin. Probukol menurunkan LDL dan mengecilkan xanthoma pada penderita hiperkolesterolemia familial homozigot.
  • - Obat ini dapat dikombinasi dengan hipolipidemik lainnya. Pemberian bersama resin meningkatkanefek lipodemiknya. Probukol menimbulkan konsentensi tinja yang lunak sehingga memperbaiki efek samping resin yang menimbulkan konstipasi. Kombinasi probukol dengan klorfibrat tidak boleh dilakukan karena kadar HDL akan lebih rendah.
Farmakokinetik
  • - Walaupun probukol dapat larut lemak, obat ini di arsopsi terbatas lewat saluran cerna (kurang dari 10%), tetapi kadar darah yang tinggi dapat dicapai bila obat ini diberikan bersama makanan.
  • - Walaupun waktu paruh eliminasi adalah 23 hari, tetapi akan memanjang pada pemberian kronik. Obat ini perlahan-lahan berkumpul dalam jaringan lemak dan bertahan selama 6 bulan atau lebih setelah dosis terakhir dimakan. Tidak ada korelasi antara kadar dalam darah dengan efek hipokoleteremiknya.
  • - Metabolism tidak di ketahui dan jalan ekresi yang utama adalah melalui feses.
Efek non-terapi
  • - Probukol di toleransi dengan baik, reaksi yang sering terjadi berupa gangguan gastrointestinal ringan seperti diare, flatus, nyeri perut dan mual. Kadang-kadang terjadi eosinofilial, parestesia dan endema angioneurotik.
  • - Pada wanita yang merencanakan untuk hamil, dianjurkan agar menghentikan probukol 6 bulan sebelumnya.
  • - Keamanan pengunaan probukol pada anak, belum diketahui.
  • - Selama mengkonsumsi probukol, dianjurkan agar pasien yang mengkonsumsi obat probukol tersebut memeriksakan EKG sebelum terapi, 6 bulan kemudian dan tiap tahun setelahnya, sebab biasanya terjadi pemanjangan interval QT.
  • - Probukol tidak boleh di berikan pada pasien infark jantung baru atau dengan kelainan EKG.
Posologi
  • - Dosis dewasa probukol adalah 250-500mg sebaiknya di telan bersama makanan, 2 kali sehari. Biasanya di kombinasikan dengan obat hipolipidemik yang lain (misalnya resin atau penghambat HMGCoA reduktase)
NEOMISIN SULFAT.
  • - Neomisin sulfat dapat di berikan peroral akan menurunkan kadar kolesterol dengan cara mirip dengan golongan obat resin yaitu membentuk kompleks yang tidak larut dalam asam empedu.
  • - Efek penurunan kolesterol neomisin bersifat sedang, pada pemberian 2gr/hari dalam dosis terbagi menurunkan LDL dan kolesterol total sebanyak 10-30%, tanpa mengubah kadar trigliserild.
  • - Obat ini dapat di berikan tunggal atau bersama dengan obat lain dengan indikasi serupa dengan resin, sebaiknya bagi pasien yang tidak cocok dengan obat hipolipidemik yang lainnya.
  • - Efek samping neomisin meliputi gangguan saluran cerna, ototoksisitas, nefrotoksisitas, gangguan arbsopsi obat lain (digoxin), dsb.
BETA SITOSTEROL.
  • - Betasitosterol adalah gangguan sterol tanaman yang tidak diarsopsi saluran cerna manusia.
  • - Mekanisme kerjanya di duga menghambat arbsopsi kolesterol eksogen dan diindikasikan hanya untuk pasien hiperkolesterolemia poligenik yang amat sensitive dengan penambahan kolesterol dari luar (makanan)
  • - Efek samping berupa gangguan saluran cerna (efek laksatif, mual, muntah)
  • - Dosis dianjurkan berkisar antara 3-6g/hari. Mengingat khasiat terapinya yang minimal dan efek sampingnya yang menggangu, maka pada saat ini beta sitosterol tidak dianjurkan penggunaannya.
DEKSTROTIROKSIN.
  • - Merupakan isomer optic hormone tiroid yang dahulu digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia.
  • - Mekanisme kerjanya dalam menurunkan kadar lipid darah di duga karena efek tiromimetiknya yaitu kemampuan menurunkan kadar lipid yang lebih besar dari pada peningkatan kecepatan metabolismenya.
  • - Metabolisme LDL meningkat oleh karena tiroksin meningkatkan jumlah reseptor LDL.
  • - Dekstrotiroksin merupakan obat hipolipodemik yang tidak di rekomendasikan penggunaannya lagi pada saat ini. Hal ini karena dekstrotiroksin lebih banyak menimbulkan gangguan jantung berupa infark, angina dan aritmia serta meningkatkan mortalitas di bandingkan placebo.
  • - Menurut sejumlah peneliti, obat ini mungkin bermanfaat untuk pengobatan hiperkolesterolemia pada anak atau orang dewasa yang tidak disertai dengan kelainan koroner.