STENOSIS SUBGLOTIK : GEJALA DAN PENYEBAB

STENOSIS SUBGLOTIK

Apa itu stenosis subglotik??
  • Stenosis merupakan istilah yang berasal dari bahasa yunani yang menyatakan adanya penyempitan dalam sebuah rongga. Stenosis subglotis berarti penyempitan pada daerah subglotis, yaitu merupakan suatu daerah saluran pernapasan pada rongga laring, tepatnya pada daerah subglotis yang terletak memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga kartilago krikoid.
  • Stenosis subglotik merupakan suatu bentuk kelainan yang bisa di dapat dari lahir ataupun kelainan yang di dapat pada saat dewasa yang adalah penyempitan saluran napas subglottic dan merupakan penyebab ketiga obstruksi jalan napas yang membutuhkan trakeostomi pada bayi setelah laringomalasi dan paralisis pita suara.

Apa penyebab stenosis subglotik

Stenosis Subglottic ada dua yaitu yang bawaan dari lahir ataupun didapat, dianggap bawaan atau kongenital bila tidak ada penyebab yang jelas lainnya.
  • Stenosis Subglottic kongenital adalah merupakan cacat lahir yang di sebabkan oleh Rekanalisasi tidak lengkap tabung laryngotracheal yang merupakan embriologi dari laring selama bulan ketiga kehamilan sehingga menyebabkan berbagai tingkat stenosis subglottic bawaan.
    • Stenosis kongenital subglottic dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu :
      • Stenosis subglottic membran kongenital  yang di sebabkan oleh hasil dari hipertrofi submukosa melingkar dengan kelebihan jaringan ikat fibrosa dan kelenjar lendir. Tipe ini adalah bentuk paling umum dan ringan stenosis subglottic bawaan.
      • Kartilaginosa hasil stenosis kongenital subglottic dari bentuk abnormal dari tulang rawan krikoid. Hal ini di tunjukan dengan tulang rawan krikoid yang biasanya menyempit ke lateral  dengan lumen yang lebih kecil ataupun juga bentuk tulang rawan krikoid normal dengan ukuran lebih kecil. 
    • Stenosis kongenital subglottic didapatkan dari lahir, atau pada periode neonatal, atau dalam beberapa minggu pertama atau bulan setelah lahir dimana stenosis atau penyempitan ini  tanpa adanya riwayat intubasi, trauma laring lainnya, atau kompresi ekstrinsik, seperti malformasi vaskular seperti lengkungan aorta ganda sebagai penyebabnya
  • Acquired stenosis Subglottic atau stenosis subglotik yang di dapat, disebabkan oleh pemakaian intubasi endotrakeal yang berkepanjangan sehingga menyebabkan trauma pada struktur subglottic sekunder karena tekanan antara kartilago arytenoid. Intubasi menyebabkan cedera di subglottis karena cincin kartilaginosa lengkap atau dapat menyebabkan cedera distal dalam trakea. Tekanan dan / atau gerakan dari tabung terhadap kerangka tulang rawan dapat menyebabkan iskemia dan nekrosis. Selain karena intubasi endotrakeal juga dapat kerena benda asing, infeksi, atau iritasi kimia. Epitel pernapasan sangat rentan terhadap iritasi, dan, jika terus berlanjut, edema dan kemajuan hiperemia ulserasi dan infeksi lokal dengan pertumbuhan jaringan granulasi. Jika iritasi masih berlanjut, kerusakan kartilago krikoid yang mendasari dan mendukung kartilaginosa lainnya terjadi. Akibat selanjutnya jika terjadi penyembuhan akan terbentuk jaringan parut yang circumferentially menghasilkan striktur atau stenosis.
  • Selain disebabkan oleh beberapa hal diatas, terjadinya stenosis subglotis yang di dapat atau Acquired stenosis Subglottic juga di pengaruhi oleh beberapa keadaan sistemik seperti Gastric acid reflux atau gerd, Penyakit kronis, Trauma eksternal, penetrasi dan tumpul, Tracheotomy, terutama tracheotomy tinggi atau krikotiroidotomi, Percutaneous tracheostomy, Chondroradionecrosis setelah terapi radiasi, bisa terjadi hingga 20 tahun kemudian, Infeksi kronis misalnya karena TBC dan Kebiasaan yang salah seperti menelan atau makan silet atau beling sehingga menimbulkan perlukaan dan menyebabkan jaringan parut

Apa saja gejala stenosis subglottic?

Stenosis subglotik terjadi pada daerah subglotik, yaitu 2-3 cm dari pita suara, dimana pasien akan mengalami keluhan klinis berupa :
  • Orang dewasa dengan stenosis kongenital ringan biasanya tanpa gejala, dan mereka didiagnosis setelah intubasi sulit atau saat menjalani endoskopi untuk alasan lain.
  • Pasien dengan stenosis diperoleh didiagnosis dari beberapa hari sampai 10 tahun atau lebih setelah cedera awal. Mayoritas kasus yang didiagnosis dalam waktu satu tahun. Gejala meliputi:
    • Dyspnea (mungkin beraktivitas atau dengan istirahat, tergantung pada tingkat keparahan stenosis)
    • Stridor, dispnea
    • Suara serak
    • Batuk
    • Pneumonitis berulang
    • Retraksi di suprasternal, epigastrium, interkostal, serta subklavikula. 
    • Sianosis dan apnea pada stadium yang lebih berat , sebagai akibat sumbatan jalan nafas, sehingga mungkin juga terjadi gagal pernafasan (respiratory distress).
  • Stenosis Subglottic yang dinilai dari satu sampai empat berdasarkan tingkat keparahan blok atau tingkat obstruksinya, yaitu Kelas 1  jika tingkat obstruksinya kurang dari 50 persen, Kelas 2 jika tinggkat obstruksinya 51-70 persen, Kelas 3 jika tingkat obstruksinya 71-99 persen dan kelas 4 jika tidak ada lumen yang terseteksi.
Bagaimana stenosis subglottic diobati?
  • Terapi stenosis subglotis tergantung pada kelainan yang menyebabkannya dan seberapa parah hal itu berdampak pernapasan.  Pada umumnya terapi stenosis subglotis yang disebabkan oleh kelainan submukosa ialah dilatasi atau dengan laser CO2. Stenosis subglotik yang disebabkan oleh kelainan bentuk tulang rawan krikoid dilakukan terapi pembedahan dengan melakukan rekonstruksi. Pengobatan proses inflamasi dengan steroid oral atau inhalasi kadang-kadang dapat mengurangi keparahan penyakit.
  • Pengobatan terhadap beberapa keadaan yang memperburuk atau menyebabkan stenosis subglotik juga perlu di lakukan, seperti penatalaksanaan GERD, infeksi kronis dan lainya.