CARA ATAU TEKNIK DASAR PENYELAMATAN NYAWA SESEORANG


TEKNIK TEKNIK MELAKUKAN RESUSITASI


Terbagi atas tindakan umum dan tindakan khusus.
Tindakan umum
1.      Pengawasan suhu.
Bayi baru lahir secara relatif banyak kehilangan panas yang diikuti oleh penurunan suhu tubuh (Miller dan Oliver, 1966). Penutunan suhu tubuh ini akan mempertinggi metabolisme sel jaringan sehingga ke­butuhan oksigen meningkat (Hey dan Hill, 1969). Hal ini akan mem­persulit keadaan bayi, apalagi bila bayi menderita asfiksia berat Perlu diperhatikan agar bayi mendapat lingkungan yang baik segera setelah lahir. Harus dicegah/dikurangi kehilangan panas dari kulit Pemakaian sinar lampu yang cukup kuat untuk pemanasan luar dapat dianjurkan dan pengeringan tubuh bayi perlu dikerjakan untuk mengurangi evaporasi.
2.      Pembersihan jalan najas.
Saluran nafas bagian atas segera dibersihkan dari lendir dan cairan amnion. Tindakan ini harus dilakukan dengan cermat dan tidak perlu tergesa-gesa atau kasar. Pertu diperhatikan pula saat itu bahwa letak kepala harus lebih rendah untuk memudahkan dan melancarkan ke­luarnya lendir. Bila terdapat lendir kental yang melekat di trakea dan sulit dikeluarkan dengan pengisapan biasa, dapat digunsksn laringoskop neonatal sehingga pengisapan dapat dilakukan dengan melihat semak­simalnya, terutama pada bayi dengan kemungkinan infeksi. Pengisapan yang dilakukan dengan ceroboh akan menimbulkan penyakit seperti spasme laring, kolaps paru atau kerusakan sel mukosa jaln nafas.
3.      Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan.
Bayi yang tidak memperlihatkan usaha bernafas 20 detik setelah lahir dianggap sedikit banyak telah menderita depresi pusat pernafasan (Hall, 1969). Dalam hal ini rangsangan terhadap bayi harus segera di­kerjakan. Pada sebagian besar bayi pengisapan lendir dan cairan amnion yang dilakukan melalui nasofaring akan segera menimbulkan rangsangan pernafasan. Pengaliran 02 yang cepat ke dalam mukosa hidung dapat pula merangsang refleks pemafasan yang sensitif dalam mukosa hidung dan faring. Bila tindakan ini tidak bcrhasil bcberapa cara stimulasi lain perlu dikerjakan. Rangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan dengan memukul kedua telapak kaki bayi, menekan tendon Achilles atau mem­berikan suntikan vitamin K terhadap bayi tertentu. Hindarilah pemu­kulan di daerah bokong atau punggung bayi untuk mencegah timbul­nya perdarahan atat dalam (James dan Apgar, 1966). Bila tindakan tersebut tidak berhasil, cara lain pun tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Dalam hal ini tindakan utama ialah mcmperbaiki ventilasi. Pcrlu dikemukakan bahwa mclakukan kornprcsi diding toraks untuk menimbulkan tekanan negatif dalam rongga dada tidak akan bermanfaat pada paru bayi baru lahir yang belum berkembang. Tindakan ini mungkin akan menimbulkan kerusakan parunya atau pendarahan hati.

Tindakan khusus
Tindakan umum yang dibicarakan di atas dilakukan pada setiap bayi baru lahir. Bila tindakan ini tidak memperoleh hasil yang memuaskan, barulah ditakukan tindakan khusus. Cara yang dikerjakan disesuaikan dengan berat­nya asfiksia yang timbul pada bayi yang dimanifestasikan oleh tinggi ren­dahnya skor Apgar.