Penyebab dan cara mengobati wajah lumpuh sebelah (bell's palsy)


                                    MENGENAL PENYAKIT BELL’S PALSY (Wajah lumpuh sebelah)


Apa sebenarnya Bell’s palsy itu ?
Bell’s palsy merupakan kelumpuhan (relatif) mendadak otot-otot di satu sisi wajah, dapat mencemaskan karena umumnya terjadi tanpa gejala pendahuluan dan menyebabkan wajah miring/mencong, sehingga dikacaukan dengan gejala gangguan peredaran darah otak (stroke).
Berbeda dari Gangguan Peredaran Darah Otak (stroke), kelumpuhan wajah pada bell's palsy hanya sesisi dan tidak dibarengi dengan kelumpuhan anggota badan/tubuh lainnya.

                 
                  Video Penyakit Bell's palsy

Apa penyebabnya ?
  • Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti tetapi dapat diduga bahwa penyebab dari penyakit ini adalah karena saraf yang mengendalikan otot wajah membengkak, terinfeksi, atau mampat karena aliran darah berkurang. Umumnya infeksinya akibat semacam virus herpes simpleks, virus tersebut dapat dormant (‘tidur’) selama beberapa tahun, dan akan aktif jika yang bersangkutan terkena stres fisik ataupun psikik.
  • Sekalipun demikian Bell’s palsy tidak menular.
Bagaimana proses perjalanan penyakitnya?
  • Hingga kini mekanisme terjadinya bell's palsy belum ada pesesuaian pendapat. Teori yang dianut saat ini yaitu teori vaskuler/pembuluh darah. Pada bell's palsy terjadi akibat berkurangnya asupan darah ke saraf fasialis yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah yang terletak antara saraf fasialis dan dinding kanalis fasialis. Sebab pelebaran pembuluh darah ini bermacam-macam, antara lain : infeksi virus, proses imunologik dll. Kurangnya asupan darah yang terjadi menyebabkan gangguan mikrosirkulasi di dalam saraf fasialis sehingga saraf kekurangan oksigen yang mengakibatkan gangguan fungsi saraf fasialis

Apa gejalanya ?
Karena saraf pada bagian wajah memiliki banyak fungsi dan kompleks, kerusakan atau gangguan fungsi pada saraf tersebut dapat mengakibatkan banyak masalah, antara lain :

  • Otot-otot wajah satu sisi lumpuh sehingga wajah menjadi miring/mencong
  • kelopak mata tidak dapat menutup sehingga bola mata akan berair terus-menerus, sebaliknya akan kering di malam hari (jika tidur).
  • Kesulitan berbicara dapat terjadi akibat mulut/bibir yang tertarik ke satu sisi. 
  • Kadang-kadang kemampuan mengecap/merasa juga terganggu 
  • Pada kasus yang lain juga terkadang disertai dengan adanya hiperakusis (sensasi pendengaran yang berlebihan), telinga berdenging, nyeri kepala dan perasaan melayang. Hal tersebut terjadi mendadak dan mencapai puncaknya dalam dua hari. Keluhan yang terjadi diawali dengan nyeri pada bagian telinga yang seringkali dianggap sebagai infeksi.
  • Selain itu masih ada gejala-gejala lain yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu, pada awalnya, penderita merasakan ada kelainan di mulut pada saat bangun tidur, menggosok gigi atau berkumur, minum atau berbicara.  Jika pasien makan, maka makanan tertangkap di pipi sisi yang lumpuh, Mulut tampak mencong terlebih saat meringis, kelopak mata tidak dapat dipejamkan (lagoftalmos), waktu penderita menutup kelopak matanya maka bola mata akan tampak berputar ke atas. Penderita tidak dapat bersiul atau meniup, apabila berkumur maka air akan keluar ke sisi melalui sisi mulut yang lumpuh.
Apa saja penyakit yang mirip dengan Bell's palsy?
Beberapa penyakit yang mirip dengan bell's palsy adalah
  • Tumor otak yang menekan saraf
  • Kerusakan saraf wajah karena infeksi virus (misalnya syndrome ramsay hunt)
  • Infeksi telinga tengah atau sinusitis mastoid
  • Patah tulang di dasar tengkorak
  • Penyakit Lyme dapat menghasilkan cerebral khas, dan dapat dengan mudah didiagnosis dengan mencari Lyme spesifik antibodi dalam darah. Di daerah endemik penyakit Lyme dapat menjadi penyebab paling umum dari kelumpuhan wajah
Untuk membedakan bell's paly dengan penyakit diatas dapat di lihat dari riwayat penyakit, pemeriksaan Rotgen Foto, Ct-scan atau MRI. 

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk bell palsy

gambar penderita bell's palsy nampak lumpuh sebelah wajah

Siapa yang rentan terhadap Bell’s palsy ?
  • Umumnya mengenai remaja usia 20-an dan lanjut usia setelah 60 tahun.
  • Wanita hamil, 
  • Penderita diabetes melitus dan 
  • Pasca flu juga lebih berisiko.
  • Memiliki riwayat keluarga Bell's palsy
Bagaimana pengobatannya ?
  • Kebanyakan akan pulih tanpa pengobatan dalam 2 minggu 
  • Tetapi umumnya digunakan kortikosteroid seperti prednison, pemberian  kortikosteroid digunakan untuk membantu mengurangi pembengkakan di sekitar Saraf Dan biasanya di gunakan  selama sekitar 7 sampai 10 Hari 
  • antivirus seperti asiklovir dalam 2 – 3 hari pertama
  • Fisioterapi , Sering dikerjakan bersama-sama pemberian prednison, dapat dianjurkan pada stadium akut. Tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh.
Bagaimana prognosis penyakit ini ?
pengobatan dini dengan cara diatas memperbaiki prognosis sampai 20%. Kira-kira 70% sembuh dalam beberapa bulan, 15% masih merasa sedikit kelemahan. Pada kira-kira 10 – 20% pasien, Bell’s palsy dapat terulang.

Apa saja komplikasi Bell's Palsy?
Komplikasi yang sering di alami oleh penderita bell's palsy adalah
  • ageusia, adalah hilangnya rasa fungsi lidah, khususnya ketidakmampuan untuk mendeteksi rasa manis, asam, pahit, asin, dan rasa gurih, 
  • spasme Wajah kronis dan 
  • Infeksi kornea.