DISENTRI BASILER
Apa itu dysentri basiler??
- Disentri basiler atau shigellosis adalah suatu infeksi akut pada usus besar sehingga menyebabkan peradangan yang disebabkan kuman dari genus shigella. Shigella adalah bakteri berbentuk batang non-motil (tidak bergerak) dan merupakan bakteri gram negatif yang termasuk dalam Famili enterobacteriaceae dan sebernarnya bakteri ini dalam keadaan normal hidup diusus, tidak menimbulkan penyakit. Bakteri ini baru dapat menyebabkan penyakit jika terjadi perubahan-perubahan pada kekebalan tubuh penderita atau jumlah bakterinya berlebihan barulah dapat menyebabkan gangguan peradangan pada usus besar yang dikenal dengan disentri basiler.
- Disebut disentri basiler karena penyebab disentri ini adalah oleh bakteri shigella yang berbentuk batang (basil), karena ada juga disentri yang disebabkan oleh parasit usus entamoeba histolytica yang dikenal dengan disentri ameba. Disentri basiler akan menimbulkan gejala-gejala (sindrome) mulai dari ringan sampai berat berupa buang air besar yang sering (diare) dengan bentuk tinja yang mula-mula lunak disertai cairan lalu mengandung pus, lendir dan bahkan mengandung darah dalam tinja disertai rasa nyeri atau kram perut (mulas) akibat spasme atau kontraksi lapisan otot usus, tenesmus (rasa nyeri pada anus pada saat buang air besar) dan gejala-gejala intoksikasi. Biasanya penyakit ini jika dalam keadaan ringan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-7 hari, namun pada anak-anak, orang tua atau pasien imunocompromisse atau pasien dengan daya tahan tubuh yang menurun seperti pasien HIV/AIDS, dapat meninggal akibat dehidrasi. Mekanisme penyembuhan sendiri ini sampai sekarang kurang dipahamin secara jelas, dan tidak berhubungan dengan pembentukan antibody di serum sebab bakteri ini tidak beredar atau tidak terdapat didalam darah, namun di duga berhubungan dengan sel pembentuk antibody di lamina propia lapisan usus (IgA). Setelah sembuh biasanya penderita akan menjadi carrier (sama dengan penyakit tyfus) untuk waktu yang relative singkat. Dikatakan carrier berarti orang tersebut tidak menunjukan gejala klinis, namun dapat menularkan penyakit kepada orang lain.
Apa itu bakteri shigella penyebab disentri??
- Bakteri shigella sp merupakan kuman enterik (kuman yang hidup di usus), yang sebenarnya dalam keadaan normal hidup diusus manusia, dan dapat menimbulkan penyakit jika daya tahan tubuh kita lemah ataupun jumlah bakterinya berlebihan, biasanya jumlahnya lebih dari 200 kuman untuk menyebabkan sakit disentri basiler. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit ini. Bakteri shigella jika dalam klasifikasinya termasuk dalam famili Enterobacteriaceae karena sifat genetic yang saling berhubungan, tetapi dimasukan kedalam genus tersendiri yaitu genus Shigella. Sampai saat ini terdapat 4 grup spesies dari genus shigella berdasarkan persamaan antigen dan sifat biokimiawinya yaitu Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella bondii dan Shigella sonnei. Setiap spesies grup dibagi lagi menjadi beberapa serotype berdasarkan komponen minor antigen O. Terdapat 43 serotipe O dari Shigella. Shigella sonnei adalah satu-satunya spesies yang memiliki serotipe tunggal, sedangkan dysentriae mempunyai 10 serotype, dimana serotype 1 disebut Shigella shigae, ini yang paling parah menyebabkan gejala klinis. Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda.
- Spesies Shigella merupakan kuman berbentuk batang, berukuran kira-kira 0,5-0,7umx2-3um, pada pewarnaan gram bersifat gram negative, tidak berflagel sehingga tidak bisa bergerak (inmotil), berkapsul dan tidak berspora. Sifat pertumbuhannya adalah aerob dan fakultatif anaerob (membutuhkan oksigen), dengan pH pertumbuhan 6,4-7.8 pada suhu pertumbuhan optimum (suhu dimana bakteri tumbuh sebaik-baiknya) 37 derajat celcius kecuali S. soneii yang dapat tumbuh pada suhu 47 derajat celcius. Pada reaksi biokimiawi bakteri tidak meragi laktosa kecuali S. soneii yang meragi laktosa secara lambat 4-7 hari sehingga hasil awal masih negatif, pada peragian glukosa tidak membentuk gas. Bakteri ini negative terhadap sitrat, urease, manitol dan voges proskauer (vp). Pada reaksi bakteri untuk menghasilkan indol dari triptofan bervariabel (ada postif dan ada yang negative). Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut : koloni lebih kecil, pada pembenihan diferential dan selektif koloni Nampak halus, tidak berwarna yang menandakan laktosa negative.
- Shigella spesies kurang tahan terhadap agen fisik dan kimia diabanding Salmonella, tahan dalam 0,5% fenol selama 5 jam dan dalam 1 % fenol dalam setengah jam. Tahan dalam es selama 2 bulan, dalam laut selama 2-5 bulan. Toleran terhadap suhu rendah dengan kelembapan cukup. Garam empedu konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan strain tertentu. Kuman akan mati pada suhu 55 derajat celcius. Infeksi ringan biasanya disebabkan oleh bakteri spesies Shigella soneii sedangkan pada infeksi yang berat disebabkan oleh spesies Shigella dysentriae terutama Shigella dysentriae serotype 1 yaitu Shigella shigae.
- Bakteri Shigella merupakan bakteri patogen atau menyebabkan ganguan klinis pada usus besar dan dikenal sebagai bakteri penyebab disentri basiler. Bakteri ini sebenarnya merupakan floura normal usus, jadi dalam keadaan nomal, bakteri ini akan terdapat dalam usus, namun jika kondisi daya tahan tubuh menurun dan jumlah bakteri yang berlebihan, maka akan menyebabkan gejala klinis dan pada keadaan ini kuman akan terdapat dalam tinja di dalam ulkus atau perlukaan diusus besar dalam jumlah yang banyak, kadang-kadang kuman sampai pada kelenjar getah bening tetapi kuman ini tidak sampai kedalam darah. Jadi kuman ini tidak terdapat didalam darah.
- Genus bakteri Shigella ini mempunyai kemampuan menginvasi sel epitel intestinal (sel epitel usus) dan menyebabkan infeksi dalam jumlah lebih dari 200 organisme. Kuman menembus masuk kedalam lapisan sel permukaan mukosa usus besar didaerah ileum terminal dan kolon, dan pada lapisan epitel tersebut kuman akan memperbanyak diri. Sebagai reaksi tubuh, maka kuman yang masuk akan mendapatkan perlawanan dari system imun kita sehingga timbul reaksi peradangan yang hebat. Radang terutama terdapat di daerah ileum dan kolon berupa radang akut. Karena Shigella tidak masuk kedalam darah, makanya tidak terjadi bakteremia, melainkan hanya toksinemia, dimana kuman hanya tetap pada tempatnya dan merusak jaringan dengan toksinya.. Shigella membentuk toksin atau racun berupa enterotoksin dan eksotoksin yang neurotokisn dan sitotoksin. Diduga enterotoksin bertanggung jawab terhadap kejadian watery diarrhea pada keadaan dini keluhan klinis, sedangkan keterlibatan eksotosin dalam perjalanan penyakit belum begitu jelas. Jarang terjadi organisme menembus dinding usus dan menyebar ke organ tubuh yang lain.
- Akibat peradangan yang terjadi, bila infeksi ringan maka hanya terdapat endema (bengkak), hiperemi (kemerahan) dan infiltrasi sel radang mendadak pada lapisan mukosa dan sub mukosa ileum terminal dan kolon. Bila infeksinya lebih parah maka akan terjadi perdarahan dinding usus, nekrosis atau kematian sel di lapisan mukosa dan submukosa dengan pembentukan pseudomembran yang terdiri atas fibrin dan sel-sel radang yang telah nekrotik (mati) yang berwarna kuning tengguli atau kehijauan pada pemeriksaan patologik. Jika pseudomembran itu terlepas atau mengelupas maka timbulah tukak atau perlukaan atau ulkus yang dangkal (superficial) dengan berbagai bentuk dan ragam tanpa lokalisasi tertentu. Perlukaan tersebut mula-mula kecil kemudian membesar dengan batas-batas yang jelas dan tepi tidak bergaung dengan dasarnya mengandung jaringan nekrotik. Selaput lendir diantara tukak atau ulkus atau perlukaan itu akan ikut meradang dan hiperplastik, hingga tampak menebal atau tumbuh tonjol-tonjol (papilomatosa) dan disebut “pseudopolyp”
- Proses pembentukan ulkus atau perlukaan yang telah dijelaskan diatas, sebenarnya melalui dua mekanisme pembentukan yaitu yang pertama melalui penetrasi kuman langsung kedalam sel epitel dan lapisan lamina propia kolon atau ileum terminal (lamina propia merupakan susunan lapisan yang terdapat pada lapisan mukosa usus). Sedangkan mekanisme yang kedua yaitu melalui multiplikasi atau perbanyakan kuman di lapisan lamina propia sebagai focus infeksi, akhirnya terjadi kerusakan jaringan yang disebabkan oleh toksin setempat yang dikeluarkan oleh bakteri. Pada bakteri Shigella dysentriae type 1 atau Shigella shigae toksin yang dikeluarkan merupakan eksotosin yang termolabil yang dapat menyebabkan intoksikasi (keracunan), dimana pada kasus yang berat akan sampai ke otak dan terjadi meningismus dan koma, sehingga infeksi Shigella shigae harus diobati dengan antibiotic.
- Secara mikroskopis dinding usus mengandung sangat banyak leukosit, berbeda dengan penyakit thypus abdominal yang hanya mengandung sel-sel mononukleus. Lapisan Submukosa sangat menebal sedangkan pada dasar tukak tampak banyak kuman gram negative. Tampak pula kemerahan (hiperemi) dengan pembuluh-pembuluh yang mengandung thrombus serta tanda-tanda perdarahan setempat. Sel-sel kripta membentuk mucin atau lendir yang berlebihan dan membentik kista mucin halus-halus yang mengandung kuman shigella dan jika memecah dapat menyebabkan re-infeksi. Penyembuhan disertai pembentukan jaringan granulasi dan diatasnya tumbuh lagi epitel selapis tanpa kelenjar. Penyembuhan tukak tukak atau perlukaan yang dalam meninggalkan jaringan parut atau cicatrix yang dapat menyembabkan stenosis atau penyumbatan (jadi dinding usus kita rusak). Penyembuhan spontan ini dapat terjadi 2-7 hari terutama pada penderita dewasa yang sehat sebelumnya, namun pada anak-anak dan orang tua serta penderita dengan system imum yang kurang penyakit ini berlangsung lama.
- Rasa nyeri, tenesmus (nyeri waktu BAB) dan diare disebabkan oleh radang akut pada usus besar (kolon), darah dan lendir atau musin dalam tinja adalah akibat perlukaan atau tukak, sedangkan eksotosin berupa neurotropik di duga berperan dalam disentri karena dapat menyebabkan neuritis, perdarahan halus pada susunan saraf pusat, radang sendi (arthritis non suppurativa). Pada anak-anak dapat terjadi prolaps rectum, jarang menyebabkan perforasi atau abses-abses pada alat tubuh yang lain.
- Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi akibat disentri basiler pada anak-anak dibawah umur 5 tahun. Kuman penyakit disentri basiler didapatkan di mana-mana di seluruh dunia, tetapi kebanyakan ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang yang kesehatan lingkungannya masih kurang.
- Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya kurang dari 500.000 kasus yang dilaporkan ke Centers for disease control and preventiv (CDC). Hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia dari juni 1998 sampai dengan november 1999 dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan 5% shigella.
- Bakteri Shigella yang merupakan kuman penyebab disentri basiler memasuki host atau dalam hal ini manusia melalui mulut. Karena secara genetik bertahan terhadap Ph yang rendah, maka kuman dapat melewati barrer asam lambung. Secara endemik pada daerah tropis penyebaran melalui air yang tercemar oleh tinja pasien, makanan yang tercemar oleh lalat, dan pembawa hama atau carrier. Untuk menemukan carrier diperlukan pemeriksaan biakan tinja dengan teliti karena basil shigella mudah mati untuk itu diperlukan tinja yang baru.
- Basil disentri tidak ditemukan di luar rongga usus dan tidak merusak selaput lendir. Kelainan pada selaput Lendir disebabkan oleh toksin kuman. Lokasi usus yang terkena adalah usus besar dan dapat mengenai seluruh usus besar, dengan kelainan yang terberat biasanya di daerah sigmoid, sedangkan pada ileum hanya ditemukan hiperemik saja. Pada keadan akut dapat fatal ditemukan mukosa usus hiperemis, lebam dan tebal, nekrosis superfisial tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid dan pada selaput lendir lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan adanya infiltrat, tetapi tidak pernah berbentuk ulkus bergaung seperti pada disentri amueba. Selaput lendir yang rusak ini mempunyai warna yang khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput tebalnya sampai sekitar 1,5 cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil. Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum.
- Masa tunas penyakit ini berlangsung dari bebera jam sampai 3 hari. Jarang lebih dari 3 hari. Mulai terjangkit sampai timbulnya gejala biasanya berlangsung cepat, sering secara mendadak, tetapi dapat juga timbul secara perlahan-lahan. Gejala yang timbul bervariasi dimana defekasi atau buang air besar sedikit demi sedikit dan terjadi terus menerus, sakit perut dengan rasa kolik dan mejan, muntah-muntah, sakit kepala. Sifat kotoran mulanya sedikit-sedikit sampai isi usus terkuras habis, selanjutnya pada pasien ringan masih dapat mengeluarkan cairan, sedangkan bila keadaan berat, tinja akan berlendir dengan warna kemerah-merahan (red currant jelly) atau lendir yang bening dan berdarah dan bersifat basa. Secara mikroskopis didapat sel-sel pus, sel-sel darah putih atau sel darah merah, sel makrofag yang besar, kadang dijumpai entamoeba coli. Suhu badan bervariasi dari rendah sampai tinggi, nadi cepat dan gambaran sel-sel darah tepi tidak mengalami perubahan.
- Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari ringan, sedang sampai berat. Bentuk yang berat (fulminating case), biasanya disebabkan oleh S. Dysentriae terutama serotype 1 yaitu S.shigae. Berjangkitnya cepat, berak-berak seperti air, muntah-muntah, suhu badan subnormal, cepat terjadi dehidrasi, rejatan septik dan dapat cepat meninggal bila tidak cepat ditolong. Kadang-kadang gejalanya tidak khas dapat berupa seperti gejala kolera atau keracunan makanan. Pada kasus berat ini gejala-gejalanya timbul secara mendadak dan dapat berat dengan pengeluaran tinja yang banyak berlendir dan berdarah serta ingin berak yang terus menerus. Akibatnya timbul rasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit berkurang atau elasitas kulit berkurang karena dehidrasi. Mukanya menjadi warna kebiruan, ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat (hemokosentrasi).
- Sakit perut terutama dibagian sebelah kiri, terasa melilit diikuti pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi cekung. Didaerah anus terjadi luka dan nyeri, kadang-kadang timbul prolaps recti. Prolaps Recti adalah kondisi medis yang ditandai dengan terabanya benjolan pada anus akibat turunnya rektum (bagian dari usus besar yang mengarah ke anus, dimana materi tinja melaluinya untuk keluar dari tubuh) sebagai akibat melemahnya otot-otot dan ligamen-ligamen yang menahan di tempatnya. Benjolan biasanya terasa sewaktu bersin atau batuk, berdiri atau berjalan atau sewaktu defekasi. Pada kasus berat, rektum dapat timbul di luar anus, menyebabkan nyeri. Bila ada haemorhoid yang biasanya tidak timbul akan lebih mudah muncul keluar. suhu badan tidak khas biasanya lebih tinggi dari 39 derajat celcius tetapi bisa juga subnormal. Nadi cepat halus, muntah-muntah. Nyeri otot dan kejang kadang-kadang ada. Perkembangan selanjutnya berupa keluhan-keluhan yang bertambah berat, keadaan umum memburuk, inkontinensia urin dan alvi (ketidak mampuan menahan BAK atau BAB), gelisah tapi kesadaran masih tetap baik, kelainan-kelainan menjadi bertambah berat. Kematian biasanya terjadi karena gangguan sirkulasi perifer, anuria dan koma uremik. Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan pengobatan. Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi, dan keadaan darurat misalnya kelaparan. Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat membaik secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan yang lama, penyembuhan yang cepat jarang terjadi.
- Bentuk yang Sedang. Keluhan dan gejala bervariasi, tinja biasanya lebih berbentuk, mungkin dapat mengandung sedikit darah atau lendir.
- Bentuk yang ringan. Keluhan-keluhan atau gejala tersebut diatas lebih ringan.
- Bentuk yang menahun. Terdapat serangan seperti bentuk akut secara menahun. Bentuk ini jarag sekali bila mendapat pengobatan yang baik.
- Gambaran endoskopi,memperlihatkan mukosa hemoraghik yang terlepas dan ulserasi. Kadang-kadang tertutup dengan eksudat. Sebagian besar lesi berada dibagian distal kolon dan secara progresif berkurang di segment proksimal usus besar.
- Beberapa komplikasi ekstra intestinal disentri basiler, terjadi pada pasien yang berada di negara yang masih berkembang dan sering kejadian ini dihubungankan dengan infeksi oleh s. dysentriae tipe 1 dan s.flexineri pada pasien dengan keadaan gizi yang buruk. Misalnya bakteriemia tercatat 8% dari seluruh pasien disentri basiler yang dirawat. Adanya bakterimia akan menyebabkan angka kematian yang tinggi pada pasien yang berumur kurang dari 1 tahun. Faktor lain yang memperberat bakterimia di Amerika serikat yaitu apabila pasien dengan acquired immunodefiency syndrome (AIDS).
- Komplikasi lain disentri basiler oleh infekasi S.dysentriae tipe 1 adalah haemolytic uremic syndrome (HUS). Biasanya hus ini timbul pada akhir minggu pertama disentri basiler, pada saat disentri basilernya mulai membaik. Tanda-tanda HUS dapat berupa oliguria, penurunan hematokrit (sampai 10% dalam 24 jam) dan secara progresif timbul anuria dan gagal ginjal atau anemia berat dengan gagal jantung. Dapat pula dengan HUS ini terjadi reaksi leukemoid (leukosid lebih dari 50.000 permikro/liter). Terombositopenia (30.000-100.000 trombosit per mikroliter). Juga dapat timbul hiponatremia dan hipoglikemik berat. Bisa pula timbul gejala susunan saraf pusat, termasuk disini keluhan ensefalopaty, perubahan kesadaran dan sikap yang aneh.
- Selanjutnya pada disentri basiler, dapat timbul komplikasi berupa artritis, yang biasanya timbul pada masa penyembuhan dan mengenai sendi-sendi besar terutama lutut, biasanya dihubungkan dengan infeksi S.flexneri. Kelainan ini dapat terjadi pada kasus yang ringan, dimana cairan sinovial sendi mengandung leukosit polimorfonuklear. Penyembuhan dapat sempurna, sedangkan keluhan artritis ini dapat berlangsung sampai berbulan-bulan. Stenosis terjadi bila ulkus pada usus menyembuh, bahkan dapat pula terjadi obstruksi usus, walaupun hal ini jarang terjadi, biasanya timbul setelah serangan D.dysentriae yang toksik. Iritis dan iridoksitis biasanya timbul bersama artritis. Perlu diingat bahwa kejadian arthritis atau atau radang persendian ini hanya terjadi pada invidu dengan gen tertentu saja.
- Komplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rectal dan perforasi. Peritonitis karena perforasi jarang terjadi. Kalaupun terjadi biasanya pada stadium akhir atau setelah serangan berat. Peritonitis dengan perlengketan yang terbatas mungkin pula terjadi pada beberapa tempat mempunyai angka kematian yang tinggi. Komplikasi lain yang dapat timbul adalah bisul dan hemoroid atau wasir
- Diagnosa banding disendri basiler ialah radang kolon yang disebabkan oleh kuman enterohemoraghik dan enteroinvasif E. Coli, compylobacter jujeni, salmonella entereditis serotype, yersenia enterocolitica, clostridium difficile dan protozoa entamoeba histolyca. Diagnosa banding yang tidak berhubungan dengan inflamasi atau peradangan kolon (usus besar) yaitu kolitis ulseratif atau chron’s colitis.
- Pemeriksaan lain yang dapat membantu menegakan diagnosa disentri basiler adalah pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab juga untuk amoeba dan kista ameba serta biakan hapusan (rectal swab). Metode diagnostik lainya adalah polymerase chain reaction (PCR) yang spesifik dan sensitif tetapi belum dipakai secara luas. Pemeriksaan enzim immunoassay dapat mendeteksi toksin di tinja pada sebagian besar penderita yang terinfeksi dengan S. dysentriae type 1 atau toksin yang dihasilkan E.coli. Pada stadium dilakukan pengerokan daerah sigmoid, untuk pemeriksaan sitologi (sigmoidokopi). Aglutinasi karena aglutinin terbentuk pada hari kedua, maksimum pada hari keenam. Pada S.dysentriae aglutinasi antibody sangat kompleks dan oleh karena adanya banyak strain maka jarang dipakai.
- Yang perlu diingat, jika bahan pemeriksaannya mengunakan tinja segar, dalam hal ini harus perlu diperhatikan bahwa kuman shigella hidupnya singkat sekali dan peka terhadap asam-asam yang ada didalam tinja, sehingga jarak waktu sejak pengambilan bahan yang ada didalam tinja sampai penanaman dilaboratorium harus sesingkat mungkin. Dalam keadaan dimana specimen tidak dapat dikirim secepatnya kelaboratorium sebaiknya digunakan medium transport.
- Pada bentuk yang berat, angka kematian tinggi kecuali bila mendapatkan pengobatan dini. Tetapi pada bentuk yang sedang, biasanya angka kematian rendah; bentuk dysentriae biasanya berat dan masa penyembuhan lama meskipun dalam bentuk yang ringan. Bentuk flexneri mempunyai angka kematian yang rendah.
- Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah istirahat mencegah atau memperbaiki dehidrasi, dan pada kasus yang berat diberikan antibiotik.
- Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral. Jika frekuensi buang air besar terlalu sering dehidrasi akan terjadi dan berat badan penderita akan menurun. Dalam keadaan ini perlu diberikan cairan melalui infus untuk menggantikan cairan yang hilang. Akan tetapi jika penderita tidak muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau pemberian air kaldu, atau dapat juga oralit. Jika penderita berangsur sembuh, susu tanpa gula mulai dapat diberikan.
- Dapat diberikan makanan lunak sampai frekuensi beak kurang dari 5 kali/hari kemudian diberikan makanan ringan biasanya bila ada kemajuan.
- Penggunaan antibiotic mengurangi beratnya penyakit maupun angka kematian, walaupun banyak penderita yang tidak merasa perlu ke dokter karena penyakit ini memang dapat sembuh sendiri (kecuali infeksi berat yang biasanya disebabkan oleh Shigella shigae yang butuh antibiotik). Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosa shigelosis, maka pasien diobati dengan antibiotik. Jika setelah dua hari pengobatan menunjukan perbaikan, maka terapi dilanjutkan sampai lima hari. Jika dengan pengobatan dengan antibiotik yang kedua, paien tidak menunjukan perbaikan diagnosis harus di tinjau ulang dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis tinja, kultur dan resistensi mikroorganisme.
- Resistensi terhadap sulfonamid, streptomisin, kloramphenikol dan tetrasiklin hampir universal terjadi dan banyak shigella saat ini resistens terhadap ampisilin dan sulfametoksazol. Situasi pada tiap wabah penyakit ini menimbulkan resistensi yang berbeda-beda, karena itu pada wabah sebaiknya disiapkan obat khusus yang hanya diberikan pada pasien-pasien yang gawat. Sangat ideal bila di setiap kasus dilakukan uji resistensi terhadap kuman penyebabnya tetapi tindakan ini akan menyebabkan pengobatan dengan antibiotik menjadi tertunda.
- Kuman shigella biasanya resisten terhadap amphisilin, namun apabila ternyata dalam uji resistensi kuman terhadap amphisilin masih peka, maka masih dapat digunakan, dosis yang diberikan adalah4x500mg/hari, selama 5 hari. Begitupula dengan trimetoprim-sulfametoksazol, dosis yang diberikan 2x960mg/hari selama 3-5 hari. Amoksilin tidak dianjurkan dalam pengobatan disentri basiler, karena tidak efektif. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon seperti siprofloksasin atau makroloid azithromisin berhasil baik untuk pengobatan disentri basiler. Dosis siprofloksasin yang dipakai adalah 2x500mg/hari selama 3 hari. Pengobatan dengan pemberian obat siprofloksasin pada wanita hamil merupakan suatu kontraindikasi terhadap anak-anak dan wanita hamil. Dosis azitromisin yang dianjurkan adalah 1 gram dosisi tunggal dan untuk sefiksim 400mg/hari selama 5 hari.
- Dinegara-negara berkembang dimana terdapat kuman S.dysentriae tipe 1 yang multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam nalidiksik dengan dosis 3x1g/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang dianjurkan dalam pengobatan stadium karier disentri basiler. Obat-obat antispasmodik (misal tinktura beladona) dapat menolong dalam pengobatan bila terjadi kram yang berat. Obat-obat yang menghambat peristaltik usus seperti paregorik, difenoksilat dan loperamid belum jelas penggunaannya dalan fase permulaan disentri basiler. Obat-obat ini mempunyai efek membantu dalam membatasi diare. Obat-obat ini tidak diindikasikan pada fase disentri.
- Belum ada rekomendasi pemakaina vaksin untuk shigella. Penularan disentri basiler dapat dicegah dengan lingkungan yang bersih dan diri yang bersih. Membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih dapat mengurangin penularan disentri basiler. Pengobatan antibiotik tidak dianjurkan untuk karrier yang asimtomatik.