hidung : Stuktur anatomi, histologi dan fisiologi Hidung

STUKTUR ANATOMI DAN MIKROSKOPIS HIDUNG MANUSIA


STUKTUR ANATOMI
  • Hidung Luar.
    • Bentuk hidung luar seperti piramid. Bagian puncak hidung disebut apeks atau hip. Agak ke atas dan belakang dari apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai ke belakang ke pangkal hidung atau bridge dan menyatu ke dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu di posterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung.
    • Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas ke bawah, disebut filtrum. Sebelah kanan dan kiri kolumela adalah nares anterior (lubang hidung)  atau nostril kanan dan kiri, sebelah laterosuperior dibatasi oleh ala nasi (cuping hidung) dan di sebelah inferior oleh dasar hidung
animated gif
    • Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
      • Kerangka tulang terdiri dari :  
        • Sepasang os nasalis
        • Prosesus frontalis os maksila
        • Prosesus nasalis os frontal
      • Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari : 
        • Sepasang kartilago nasalis lateral superior
        • Sepasang kartilago nasalis lateral inferior (kartilago ala mayor)
        • Beberapa pasang kartilago ala minor
        • Kartilago septum nasi
gif animator
gambar tulang dan tulang rawan hidung
        • Kerangka tulang dan kartilago dari hidung ditutupi oleh otot-otot yang dapat menggerakkan ala nasi, otot-otot tersebut antara lain:
          • M.  depressor septii  nasi
            • Persarafan : Nervus facialis (VII) 
            • Origo : jugum alveolare dentis incisivi medialis 
            • Insertio : cartilago alaris major, cartilago septi nasi 
            • Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri  dan menurunkan tip hidung dan membuka nostril pada saat inspirasi maksimal
    gif maker
    gambar M.depressor septi nasi
            • M. dilator nares
              • Persarafan :saraf fasialis VII
              • Fungsi : Melebarkan hidung
            • M. levator labii superior
              • Persarafan : Nervus facialis (VII)
              • Origo : Margo infraorbitalis dan bagian Zygomaticus maxilla di dekatnya; berasal dari massa otot M.Orbicularis oculi
              • Insertio : Bibir atas
              • Fungsi : Menarik bibir atas ke lateral dan atas
      animated gif
      Gambar M. Levator labii superior
              • M. nasalis
                • Persarafan : Nervus facialis (VII)
                • Origo : Pars alaris : Jugum alveolare dentis incisivi lateralis dan Pars transversa : Jugum alveolare dentis canini
                • Insertio : Pars alaris : ala nasi, pinggir cuping hidung dan Pars transversa : Cartilago nasi lateralis, membran tendo dorsum nasi
                • Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri 
                  • Pars alaris : membuka lebar lebar cuping hidung
                  • Pars transversa : Mengecilkan lubang hidung
        gif animator
        Gambar M. Nasalis
                • M. procerus
                  • Persarafan : Nervus facialis (VII)
                  • Origo : Os nasale, Cartilago nasi lateralis
                  • Insertio : Kulit Glabella
                  • Fungsi : Menarik turun kulit dahi dan alis mata  dan mempunyai efek memendekkan hidung
          animated gif
          Gambar M.procerus

            Hidung Dalam


            • Hidung dalam dibagi menjadi kavum nasi (rongga hidung) kanan dan kiri oleh septum nasi. Setiap kavum nasi tersebut dihubungkan dengan dunia luar melalui nares anterior dan dihubungkan dengan nasofaring melalui nares posterior (koana). 
            • Hidung bagian dalam terdiri dari :
              • Vestibulum
                • Merupakan bagian dari cavum nasi yang Terletak tepat di belakang nares anterior, dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut yang disebut vibrissae.
              • Septum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, yang membagi kavum nasi menjadi kavum nasi kanan dan kiri.
                • Bagian tulang terdiri dari:
                  • Lamina perpendikularis os etmoid
                  • Os vomer
                  • Krista nasalis os. Maksila
                  • Krista nasalis os. Palatine
                • Bagian tulang rawan terdiri dari:
                  • Kartilago septum (lamina kuadraangularis)
                  • kolumela
              • Kavum Nasi (rongga Hidung) 
                • Dasar hidung
                  • Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os. Maksila dan prosesus horizontal os. Palatum
                • Atap hidung
                  • Terdiri dari kartilago lateralis superior dan inverior, os nasal prosesus nasalis os. Maksila, korpus os. Etmoid dan korpus os. Sphenoid. Sebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang didahului oleh filament-filamen n. olfaktorius yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan cranial konka superior.
                • Dinding lateral
                  • Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os. Maksila, os. Lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os. Palatum dan lamina pterigodeus medial.
                • Konka
                  • Pada dinding lateral hidung terdapat 4 buah konka. Dari bawah ke atas yaitu konka inferior, konka media, konka superior dan konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os. Maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media dan superior merupakan bagian dari labirin etmoid
                • Meatus nasi
                  • Diantara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Ada tiga Meatus, Yaitu:
                    • Meatus inferior terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung, dimana pada meatus ini terdapat muara duktus nasolakrimalis.
                    • Meatus media terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga hidung, di meatus ini terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior. 
                    • Meatus superior yang merupakan ruang antara konka superior dan konka media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sphenoid.
                • Dinding medial
                  • Dinding medial hidung adalah septum nasi.`



            STUKTUR HISTOLOGI HIDUNG Stuktur histologi hidung, terdiri atas :
            • Jika dilihat pada mikroskop rongga hidung terdiri dari :
              • Tulang
              • Tulang rawan hialin
              • Otot bercorak
              • Jaringan ikat
            • Kulit luar Hidung, secara mikroskopis nampak:  
              • Mempunyai lapisan sel yaitu Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk
              • Terdiri atas Rambut -rambut halus
              • Mengandung Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
            • Vestibulum nasi
              • Secara anatomi  Vestibulum nasi  merupakan bagian dari cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares anterior.
              • Secara histologi, vestibulum nasi terdiri atas : 
                • Epitel berlapis gepeng
                • Terdapat vibrissae  yaitu rambut-rambut kasar yang berfungsi menyaring udara pernafasan
                • Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
            • Konka nasalis
              • Secara anatomi Pada dinding lateral cavum nasi terdapat tiga tonjolan tulang disebut konka, dimana ada empat buah konka yaitu Konka nasalis superior yang tersusun atas epitel khusus, Konka nasalis media, Konka nasalis inferior dan konka nasalis suprema yang kemudian akan rudimenter.
              • Konka nasalis superior tersusun atas epitel khusus yaitu epitel olfaktorius untuk penciuman
              • Konka nasalis media dan Konka nasalis inferior dilapisi epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.
              • Epitel yang melapisi konka nasalis inferior banyak terdapat plexus venosus yang disebut swell bodies yang berperan untuk menghangatkan udara yang melalui hidung. Bila alergi akan terjadi pembengkakan swell bodies yang abnormal pada kedua konka nasalis ,sehingga aliran udara yang masuk sangat terganggu.
              • Dibawah konka inferior terdapat Plexus venosus berdinding tipis ,sehingga mudah perdarahan
            • Mukosa Hidung
              • Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologis dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan (mukosa respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa olfaktorius).
                • Regio Respiratorius
                  • Tersusun atas Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet
                    • Silia berperan mendorong lendir kearah belakang yaitu nasofaring sehingga kemudian lendir tertelan atau dibatukkan
                  • Pada lamina propria
                    • Terdapat glandula nasalis yang  merupakan kelenjar campur dimana Sekret kelenjar disini menjaga kelembaban kavum nasi dan menangkap partikel partikel debu yang halus dalam udara inspirasi
                    • Terdapat noduli limfatisi
                    • Lamina propria ini menjadi satu dengan periosteum / perikondrium (dinding konka nasalis) oleh karena itu membran mukosa di hidung sering disebut mukoperiosteum / mukoperikondrium / membrana Schneider
                  • Terdapat serat kolagen, serat elastin, limfosit, sel plasma , sel makrofag
                  • Jadi Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh  Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir pada permukaannya.
                • Regio Olfaktorius
                  • Bagian dinding lateral atas dan atap posterior kavum nasi mengandung organ olfaktorius
                  • Pada konka nasalis superior terdapat epitel khusus / epitel olfaktorius yang terdapat pada pertengahan kavum nasi
                  • Daerah epitel olfaktorius ini mencakup 8 – 10 mm ke bawah pada tiap sisi septum nasi dan pada permukaan konka nasalis superior, dengan batas tidak teratur dan luas 500 mm2 dengan mukosa warna coklat kekuningan
                  • Tunika mukosa terdapat epitel olfaktorius yang tersusun atas empat macam sel, yaitu
                    • Sel olfaktorius
                      • Terletak diantara sel basal dan sel penyokong
                      • Merupakan neuron bipolar dengan dendrit kepermukaan dan akson ke lamina propria
                      • Ujung dendrit menggelembung disebut vesikula olfaktorius
                      • Dari permukaan keluar 6 – 8 silia olfaktorius
                      • Akson tak bermyelin dan bergabung dengan akson reseptor lain di lamina propia membentuk Nervus Olfaktorius / N. II
                    • Sel sustentakuler / sel penyokong
                      • Bentuk sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar dan bagian basal menyempit
                      • Inti lonjong
                      • Pada permukaan terdapat mikrovili
                      • Sitoplasma mempunyai granula kuning kecoklatan
                    • Sel basal
                      • Bentuk segitiga
                      • Inti lonjong
                      • Merupakan reserve cell / sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin menjadi sel olfaktorius
                    • Sel sikat
                      • Sel yang mempunyai mikrovili di bagian apikal
                  • Lamina propria:
                    • Mempunyai banyak vena
                    • Mengandung kelenjar terutama jenis serosa / kelenjar Bowman,berperan untuk membasahi epitel dan silia, dan juga sebagai pelarut zat – zat kimia yang dalam bentuk bau / dapat melarutkan bau-bauan
            How to make a gif
            regio olfactorius

            Pendarahan hidung
            • Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.etmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a.oftalmikus, sedangkan a.oftalmikus berasal dari a.karotis interna.
            • Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.maksila interna. 
            • Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari a.fasialis. 
            • Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoidalisanterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus kiesselbach. Pleksus kiesselbach letaknya superficial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis
            • Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena ophtalmika superior yang berhubungan dengan sinus kavernosus.

            Persarafan hidung
            • Saraf motorik
              • Untuk gerakan otot-otot pernafasan pada hidung luar mendapat persarafan dari cabang nervus fasialis.
            • Saraf sensoris
              • Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus etmoidalis anterior, merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari nervus ophtalmika (N. V-I). rongga hidung lainnya sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila melalui ganglion sfenopalatina
            • Saraf otonom
              • Ganglion sfenopalatinum, selain memberikan persarafan sensoris, juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut parasimpatis dari nervus petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media.
            • Nervus olfaktorius (penciuman)
              • Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribriformis dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung

            FISIOLOGI HIDUNG
            • Secara fisiologis, hidung merupakan bagian dari traktus respiratorius, alat penghidu dan rongga-suara untuk berbicara. 
            • Dalam sistem pernapasan
              • Inspirasi
                • Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
              • Ekspirasi : 
                • udara dari koana akan naik setinggi konka media selanjutnya di depan memecah sebagian ke nares anterior dan sebagian kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring
              • Untuk mekanisme pernapasan dapat di baca disini
            • Resonansi suara :  dimana Sumbatan hidung menyebabkan rinolalia (suara sengau) dan Membantu proses bicara dimana konsonan nasal (m, n, ng) sehingga rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara
            • Refleks nasal :
              • Pada mukosa hidung ada reseptor refleks yg berhubungan dengan sal cerna, kardiovaskuler, pernafasan : mis : iritasi mukosa hidung menyebabkan bersin dan nafas berhenti, bau tertentu menyebabkan sekresi kel liur, lambung dan pankreas.
            VIDEO FISIOLOGI HIDUNG
              • Mekanisme penciuman
                • Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). 
                • Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. 
                • Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). 
                • Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

              Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap
              • Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.
              VIDEO HUBUNGAN INDRA PEMBAU DENGAN PENGECAP

              DAFTAR PUSTAKA
              • Prof. Dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi III, editor : H. Dr. Efianty Arsyad Soepardi,Sp.THT, Fak. Kedokteran UI, Jakarta, 1997, Hal : 89-95 ; 113-115.
              • Adams, Boeis higler, Buku Ajar Penyakit THT, Edisi VI, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Hal : 221-222.
              • A. Mansyoer, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Satu, FK UI,Jakarta, Hal : 100-101
              • Al-Fatih, M. 2007.Rinitis Atrofi (Ozaena). Available from :http://hennykartika.wordpress.com.Accessed : 2008, April 12. Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Ed. ke-5. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006
              SLIMING CAPSUL
              Suplement pelangsing terbaik. Lulus Standard GMP (Good Manufacturing Practice) dan uji tes SGS. Pesan sekarang Juga!!!
              sikkahoder.blogspot
              ABE CELL
              (Jamu Tetes)Mengatasi diabetes, hypertensi, kanker payudara, mengurangi resiko stroke, meningkatkan fungsi otak, dll.
              sikkahoder.blogspot
              MASKER JERAWAT
              Theraskin Acne Mask (Masker bentuk pasta untuk kulit berjerawat). Untuk membantu mengeringkan jerawat.
              sikkahoder.blogspot
              ADHA EKONOMIS
              Melindungi kulit terhadap efek buruk sinar matahari, menjadikan kulit tampak lenih cerah dan menyamarkan noda hitam di wajah.
              sikkahoder.blogspot
              BIO GLOKUL
              Khusus dari tanaman obat pilihan untuk penderita kencing manis (Diabetes) sehingga dapat membantu menstabilkan gula darah
              sikkahoder.blogspot


              ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder
              Body Whitening
              Mengandung vit C+E, AHA, Pelembab, SPF 30, Fragrance, n Solk Protein yang memutihkan kulit secara bertahap dan PERMANEN!!
              Sikkahoder.blogspot
              PENYEDOT KOMEDO
              Dengan alat ini, tidak perlu lg memencet hidung, atau bagian wajah lainnya untuk mengeluarkan komedo.
              Sikkahoder.blogspot
              Obat Keputihan
              Crystal-X adalah produk dari bahan-bahan alami yang mengandung Sulfur, Antiseptik, Minyak Vinieill. Membersihkan alat reproduksi wanita hingga kedalam.
              Sikkahoder.blogspot
              DAWASIR
              Obat herbal yang diramu khusus bagi penderita Wasir (Ambeien), juga bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan mengurangi peradangan pada pembuluh darah anus
              Sikkahoder.blogspot
              TERMOMETER DIGITAL
              Termometer digital dengan suara Beep. Mudah digunakan, gampang dibaca dengan display LCD dan suara beep ketika selesai mendeteksi suhu.
              Sikkahoder.blogspot


              ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder