PARANOIKA: KUKU BENGKAK DAN BERNANAH
PENDAHULUAN
Paronikia adalah suatau reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan di sekitar kuku. Paronikia akut paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, umumnya Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa, sedangkan Paronikia kronis disebab oleh jamur Candida albicans.
Paronikia ditandai dengan jaringan kuku menjadi lembut dan membengkak serta dapat mengeluarkan pus (nanah), kuku bertambah tebal, berubah warna dan membentuk garis punggung melintang. Bila infeksi telah kronis, maka terdapat cerah horizontal pada dasar kuku biasanya menyerang 1-3 jari.
(perhatikan gambar di bawah ini)
paranoika |
Antibiotika dan pengobatan secara topikal dapat digunakan dalam penatalaksanaan Paronikia akut maupun kronis. Untuk memahami Paronikia hendaknya lebih dahulu mengetahui anatomi kuku dan jaringan sekitar kuku.
ANATOMI KUKU DAN JARINGAN SEKITARNYA
Bagian-bagian kuku terlihat pada gambar di bawah ini.
Anatomi kuku |
- Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
- Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas.
- Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
- Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
- Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
- Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
- Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
- Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
- Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free edge) menebal.
- Kutikula ialah stratum komeum yang terbentuk dari lipatan kuku proksimal, yang lengket dengan lempeng kuku (nail plate).
- Jari-jari tangan mendapat vaskularisasi pembuluh darah yang berjalan paralel dan pembuluh darah tersebut beranastomosis pada ruangan pulpa di bawah falangs terminal membentuk lengkungan di sekitar tulang dan mevaskularisasi jaringan lipatan kuku, di bantalan kuku juga terdapat glomus yang merupakan struktur vaskuler khusus yang bekerja sebagai arterivenosa untuk mengatur aliran darah pada cuaca dingin.
GAMBARAN KLINIS
- Paronikia Akut
- Penyebab paronikia akut yang sering adalah: Staphylococcus aureus, (80%) sedangkan sisanya adalah Streptococcus dan bakteri gram negatif lain.
- Paronikia superfisial tampak sebagai daerah kemerahan, nyeri tekan di sekitar lipat kuku, bengkak, adanya abses intra kutikular atau sub kutikular dan dapat juga pada sisi lateral lipat kuku. Paronikia yang dalam memberikan gambaran pembengkakan yang nyeri bila ditekan dan selulitis hampir di seluruh jaringan proksimal kuku, yang paling sering dalam eponikium.
- Keadaan ini dapat didahului oleh trauma lokal, misalnya kuku pecah, atau menggigit kuku, atau dapat pula terjadi tanpa trauma pendahuluan. Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronikia kronik, bila terkena organisme lain, termasuk streptokokus, Pseudomonas pyocyaneaceae, organisme koliform dan Proteus vulgaris.
- Pada awal sebelum pengobatan antibiotika tidak terlihat adanya pus dan setelah pengobatan akan terbentuk pus yang terlokalisasi. Infeksi bakteri pada lipat kuku sering terjadi sekunder karena trauma seperti kebiasaan mengisap dan menggigit kuku, kesusuban atau tertusuk paku, adanya luka lama dan perawatan kuku yang salah dengan pemakaian alat yang tidak steril yang dapat mengakibatkan robeknya kutikula
|
|
|
|
|
|
Gambar paranoika akut : Tampak lipatan kuku menjadi sakit, merah dan bengkak, kadang di sertai nanah di bawah kutikula.
- Paronikia Kronis
- Berdasarkan etiologinya dibagi menjadi primer dan sekunder.
- Pada keadaan primer ada nyeri dan pembengkakan lipat kuku lateral dan posterior, eritematosa tampak berkilat. Kutikula biasanya terlepas dari lempeng kuku – yang merupakan gambaran diagnostik penting. Pada stadium awal lempeng kuku masih tampak normal; dengan proses lanjut daerah lempeng kuku bagian proksimal dan lateral mengalami perubahan warna bahkan distropi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita terutama pada usia 30-60 tahun. Kadang-kadang muncul pada anak-anak yang gemar mengisap jari tangannya. Etiologi dihubungkan dengan perendaman tangan dalam air yang berlangsung lama. Penyakit ini banyak terjadi pada ibu rumah tangga, tukang masak, perawat, orang dengan pekerjaan yang berhubungan dengan ikan seperti nelayan, penjual ikan, pekerja kantin (catering), penyakit sistemik yang merupakan predisposisi seperti kencing manis (DM). Peradangan ringan yang berlanjut pada lipat kuku sering diikuti serangan akut yang terbentuk bintik-bintik pus yang dapat diketahui dengan penekanan jaringan lipat kuku akan keluar material seperi keju. Pus terbentuk dalam kantong di bawah lipat kuku; tidak terlihat adanya abses dalam perinikium.
- Pada Paronikia sekunder, infeksi kuku biasanya disebabkan oleh : Hendersonula toruloidea atau Scytalidium hyalinum. Mekanisme terjadinya paronikia kronis sekunder serupa dengan paronikia primer. Gangguan pertama berupa lepasnya eponikium dari lempeng kuku akibat perendaman dalam air yang berlangsung lama. Paparan tersebut menyebabkan kutikula lunak dan akhirnya lepas, sehingga terjadi invasi bakteri dan jamur.
|
| ||||
|
|
Serangan akut dan kronis yang berulang-ulang menyebabkan perubahan warna lempeng kuku bagian proksimal dan lateral seperti warna kuning, coklat atau kehitaman. Perubahan warna ini disebabkan oleh dihidroksi aseton yang dihasilkan organisme dalam lipat kuku. Pseudomonas memberikan warna khusus hijau atau biru tergantung dari spesies Pseudomonas. Pseudomonas pyocyanea memberikan warna hijau karena pigmen piosianin, sedangkan Pseudomonas aeruginosa warna hijau.
Paronikia Candida mempunyai tanda sebagai berikut :
- Kurangnya rasa sakit.
- Pada perabaan kurang hangat, jika dibandingkan dengan paronikia bakterial.
- Tidak adanya pus atau nanah.
- Berjalan secara kronis.
- Sering disertai onikolisis.
PENATALAKSANAAN
Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri, pengobatan pilihan preparat flucloxacilin 4 x 250 mg/hari, umumnya berhasil baik. Bila terbentuk pus dilakukan drainase dengan tidak mengabaikan 5 prinsip pengobatan infeksi tangan yaitu :
- Pemberian antibiotik
- Istirahat dan elevasi bagian yang terkena infeksi
- Pengenalan lebih dini adanya pus dan daerah pus yang tepat
- Keluarkan pus, kalau perlu dilakukan debridemen pada ruang abses
- Pengobatan yang adekuat setelah tindakan
Pada Paronikia superfisial umumnya pus terlokalisasi dan terlihat dengan jelas : dapat dilakukan drainase dengan insisi bentuk bayonet atau skalpel lancip yang tajam dimasukkan ke dalam sulcus dengan sudut oblique, dilakukan harus sejajar dengan lempeng kuku. Setelah drainase maka dikompres dengan larutan garam fisiologis hangat untuk memacu drainase luka; pada beberapa kasus cukup dilakukan kompres dan antibiotik Neosporin topikal. Posisi jari yang terinfeksi diistirahatkan dalam posisi fleksi untuk memercepat penyembuhan luka.
Pada Paronikia dalam, sering ditemukan gejala klinis pembengkakan, eritem tanpa titik pus yang jelas; dapat diberikan antibiotika yang sensitif seperti kloksasilin atau eritromisin. Setelah diberikan antibiotika dan kompres hangat akan terjadi pus yang terlokalisata, kemudian terjadi drainase spontan melalui lekukan lipat kuku, atau dapat dilakukan insisi seperti Paronikia superfisial. Pada Paronikia sub ungual yang tidak responsif terhadap antibiotika setelah 2 hari, perlu dilakukan tindakan pembedahan dengan menghilangkan 1/3 proksimal lempeng kuku; lempeng kuku dipotong secara tranversal dengan gunting kuku di bawah anestesi lokal tanpa adrenalin, dapat juga dengan ethylchloride spray atau nitrogen cair.
Pada infeksi yang meluas pada sub ungual distal, 40% kasus pus terjadi di bawah lempeng kuku. Pada daerah yang sakit dilakukan penetrasi lempeng kuku, sehingga pus dapat dikeluarkan dan penanganan selanjutnya mengompres jari dengan larutan antiseptik seperti : khlorheksidin 2x sehari, dan dilakukan kompres basah tersebut akan mempercepat penyembuhan Penanganan Paronikia kronis membutuhkan kesabaran dokter maupun pasien. Pada keadaan ini harus dicegah infeksi bakterial kronis sehingga dilakukan pengompresan, sedangkan kompres akan memperpanjang perjalanan penyakit serta memperburuk keadaan. Penanganan umum adalah: mengurangi paparan dengan air.
Bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan air sebaiknya memakai pelindung sarung
tangan, lebih baik memakai sarung tangan dari katun dan dilapisi dengan sarung tangan karet yang terbuat dari vinyl : Bila sarung tangan sudah basah hendaknya diganti. Pemakaian agen pengering setelah melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan air dengan larutan khloroform atau aluminium khlorida 6-20% dalarn alkohol; jika terjadi iritasi dapat dianjurkan pemberian lotion atau krim kortikosteroid
Mengingat infeksi Paronikia kronis penyebabnya kebanyakan Candida albicans pemakaian anti jamur dalam bentuk tingtur dipakai 2x sehari yaitu : larutan klotrimoksasol, haloprigin atau mikonazol. Pemakaian kombinasi anti jamur yang lebih cepat dengan lotrisone secara topikal. Menurut Barlow dkk. pemakaian gentamisin pada siang hari dan nystatin topikal pada malam hari
Apabila terjadi tanda radang yang berupa, kemerahan, panas, pembengkakan dan nyeri dianjurkan pemberian eritromisin secara oral, karena selalu ditemukan Staphylococcus di sekitar luka yang masih sensitif terhadap antibiotika tersebut. Antibiotika lain ialah larutan Sulfasetamid 15% dalam 50% spiritus atau alkohol dan pemakaian cat castelani juga masih efektif.
Pada penderita Paronikia yang juga menderita diabetes aspek pengobatan yang terpenting adalah: terutama pengontrolan kadar gula darah. Paronikia ibu jari kaki sering diikuti
unguis incarnatus, dapat dilakukan tindakan pembedahan setelah Paronikia terkontrol, dan dilakukan pencabutan kuku secara radikal
Dosis pengobatan radio terapi untuk kasus kronis 75 rad/minggu dengan 43-50 KM (Dermopan Siemens) sampai dosis maksimum 450 rad (sebanyak 6x pemberian) sering membantu penyembuhan Paronikia kronis yang tidak responsif terhadap segala pengobatan perlu mendapat penanganan melalui pembedahan dengan eksisi bentuk bulan sabit dari proksimal lipat kuku 5 - 6 mm. Pada bagian yang terlebar meluas ke lateral lipat kuku.
Penyembuhan luka terjadi secara secondary intention, bisa mencapai 2 bulan. Diperlukan waktu 2 - 3 bulan untuk pembentukan kembali kutikula yang rusak seperti pada keadaan
semula terhadap Paronikia kronis. Pertumbuhan kuku yang distropi diperlukan waktu pengobatan selama 6 bulan, penderita harus menjaga terhadap paparan air selama dalam pengobatan infeksi Paronikia tersebut
SEBELUMNYA
|
SELANJUTNYA
|
DIAGNOSA
PENYAKIT MELALUI KUKU
|
DAFTAR PUSTAKA