EPIDEMOLOGI PENELITIAN

                                                 METODELOGI  PENELITIAN DAN 
                                                 CARA PENGUMPULAN DATA


BAB I
Pendahuluan

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi penyakit dan determinannya pada manusia. Distribusi penyakit digambarkan menurut orang (usia, jenis kelamin, ras), tempat (penyebaran geografis), dan waktu. Sedangkan determinan penyakit mencakup penjelasan pola distribusi penyakit tersebut menurut faktor-faktor penyebabnya. 1
Tujuan studi epidemiologi adalah mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat, menetukan riwayat alamiah penyakit dan etiologi penyakit, menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan. Ketiga tujuan tersebut dicapai dengan melakukan surveilans epidemiologi dan penelitian epidemiologi. Surveilans epidemiologi meliputi kegiatan-kegiatan seperti pengumpulan data secara kontinu dan sistematis, lalu dilanjutkan dengan pengolahan, analisis, dan intepretasi data sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk pemantauan, penilaian, dan perencanaan progam kesehatan. Pada penelitian epidemiologi pengumpulan data tidak dilakukan secara kontinu, lebih bersifat observasional, yang mempelajari hubungan antara pajanan dan penyakit yang berskala dikotomi.

BAB II
Isi
Kerangka konsep
Menurut Masri Singarimbun (1982). “Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Jika kerangka teori digunakan untuk memebrikan landasan atau dasar berpijak penelitian yang akan dilakukan, maka “konsep” dimaksudkan untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, untuk menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertian dalam teori tersebut.2

Desain Penelitian
Desain penelitian secara umum dapat dibedakan mejadi desain penelitian deskriptif dan analitik. Pada desain penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan siapa, dimana dan kapan.3 Sedangkan untuk desain penelitian analitik akan dapat menjelaskan hubungan antara kasus yang terjadi. Desain penelitian deskriptif yang biasa digunakan antara lain adalah studi kasus, korelasi, dan kros seksional. Sedangkan desain penelitian analitik dibagi antara lai eksperimen, kohort dan kasus kontrol.2

Studi Kasus
Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki. Lebih lanjut Arikunto mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.
Penelitian case study atau penelitian lapangan (field study) dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
 Pengertian yang lain, studi kasus bisa berarti metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Dalam konteks tulisan ini, penulis lebih memfokuskan pada pengertian yang pertama yaitu sebagai metode penelitian. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar. Pada intinya studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya.
Untuk dapat mengatasi kesulitan dalam menentukan orientasi teoritik pemilihan pokok studi, terutarna dalam studi kasus, Guba dan Lincoln (1987) memberikan saran-saran sebagai berikut: Pertama, bagi peneliti pemula hendaknya banyak membaca sebanyak mungkin laporan-laporan kasus yang ada sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana para peneliti menyusunnya. Kedua, mereka hendaknya bergabung dengan para penulis kasus yang baik untuk memahami bagaimana mereka bekerja. Ketiga, mereka harus berlatih menulis laporan kasus, dan terakhir, mereka harus meminta kritik-kritik yang positif dan para ahli.
Secara ringkasnya yang membedakan metode studi kasus dengan metode penelitian kualitatif lainnya adalah kedalaman analisisnya pada kasus yang lebih spesifik (baik kejadian maupun fenomena tertentu). Biasanya pendekatan triangulasi juga digunakan untuk menguji keabsahan data dan menemukan kebenaran objektif sesungguhnya. Metode ini sangat tepat untuk menganalisis kejadian tertentu disuatu tempat tertentu dan waktu yang tertentu.2,3

Studi kors seksional
Studi cross sectional (potong lintang) adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungna penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada saat itu. Dengan demikian studi cross sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu.
Pada penelitian cross sectional kasus di atas, pengukuran status penyakit dan status paparan dilakukan pada saat yang bersamaan Setelah menentukan populasi yang akan diteliti, kemudian dilakukan pencuplikan (random, fixed exposure, atau fixed disease sampling), lalu mengumpulkan informasi dari individu–individu dalam sampel tentang status penyakit, paparan, atau kedua–duanya. Masing–masing individu dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kategori aitu terpapar-sakit, tidak terpapar-sakit, terpapar-tidak sakit, -terpapar-sakit
Kelebihan studi ini adalah  mudah dilakukan dan relatif lebih murah dibandingkan studi kohort, dapat memberikan informasi mengenai frekuensi dan distribusi penyakit yang menimpa masyarakat, serta informasi mengenai faktor resiko atau karakteristik lain yang dapat menyebabkan kesakitan pada masyarakat, dapat dipakai untuk mengetahui stadium dini atau kasus subklinis suatu penyakit, seperti pemeriksaan pap-smear pada kanker leher rahim.
Kekurangan dari metode ini adalh tidak dapat dipakai untuk meneliti penyakit yang terjadi secara akut dan cepat sembuh (durasi penyakit pendek), tidak dapat menjelaskan apakah penyakit atau faktor resiko (pajanan) yang terjadi lebih dulu, sering terjadi penyimpangan berupa bias observasi dan bias respon.2,3

Case Control
Studi kasus kontrol merupakan studi observasional yang menilai hubungan paparan penyakit dengan cara menentukan sekelompok orang-orang berpenyakit (kasus) dan sekelompok tidak berpenyakit (kontrol), lalu membandingkan frekuensi paparan pada kedua kelompok (Murti, 2003). Studi kasus control dimulai dengan memilih kasus (berpenyakit) dan control (tidak berpenyakit). Kasus dan control biasanya dipilih dari populasi sumber yang sama (Rothman, 2002), sehingga kedua kelompok memiliki karakteristik yang sebanding kecuali penyakit, peneliti kemudian mengukur paparan yang dialami subyek pada waktu yang lalu (retrospektif) dengan cara wawancara, mengkaji catatan medik, memeriksa hasil-hasil pemeriksaan laboratorium.
Pada penelitian case control kasus di atas, diawali dengan penentuan kelompok penelitian, satu kelompok dengan penyakit (kasus) yaitu kelompok penderita Kasus dan kelompok lainnya tanpa penyakit (kontrol) yaitu kelompok yang tidak menderita Kasus. Peneliti kemudian memeriksa secara retrospektif (melihat ke belakang) status paparan di antara kelompok kasus maupun kelompok control (Kasus (-)) dengan wawancara atau register medik. Pada kelompok Kasus (+), dibagi menjadi 2 yaitu kelompok dan kelompok tidak. Pada kelompok Kasus (-) juga dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok dan kelompok tidak terpapar.
Kelebihan dari studi kasus kontrol antara lain adalah pada  studi kasus kontrol sangat berguna untuk meneliti masalah kesehatan yang jarang terjadi di masyarakat sangat berguna untuk meneliti masalah kesehatan yang terjadi secara laten di masyarakat. Untuk mempelajari karakteristik berbagai faktor resiko potensial pada masalah kesehatan yang diteliti. Hanya memerlukan waktu yang singkat dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan studi kohort.
                Kekurangan dari studi kasus kontrol adalah tidak dapat dipakai untuk menentukan angka insidensi (incidence rate) penyakit. Data faktor resiko disimpulkan setelah penyakit terjadi sehingga data tidak lengkap dan sering terjadi penyimpangan. Odds Ratio tidak dapat digunakan untuk mengestimasi resiko relatif jika masalah kesehatan yang sedang diteliti terdapat di masyarakat lebih dari 5%. Sulit untuk menghindari bias seleksi karena populasi berasal dari dua populasi yang berbeda.

Kohort
Studi kohort adalah desain observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan memilih dua atau lebih kelompok-kelompok studi berdasarkan perbedaan status paparan, kemudian mengikuti sepanjang suatu periode waktu untuk melihat berapa banyak subyek dalam masing-masing kelompok mengalami penyakit. Status paparan diukur pada awal penelitian dan kohor diikuti untuk melihat kejadian penyakit di masa yang akan datang.
Di dalam penelitian  dengan desain studi Cohort untuk mengetahui faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dapat dilakukan dengan membedakan antara kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar dari populasi yang sehat. Dimana kedua kelompok tersebut seimbang. Kedua kelompok tersebut selanjutnya diikuti secara longitudinal selama kurun waktu tertentu ke masa depan dan kurun waktu telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan observasi terhadap insidensi kasus. Dan dilihat jumlah insidensi penyakit pada kelompok yang terpapar  dan kelompok kontrol.
Kelebihan studi kohort adalah dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya asosiasi antara faktor resiko dan penyakit. Sangat bermanfaat untuk studi penyakit-penyakit yang jarang dijumpai di masyarakat. Dapat memberikan keterangan yang lengkap mengenai faktor resiko (pajanan) yang dialami oleh individu dan riwayat alamiah perjalanan penyakit. Masalah etika lebih sedikit daripada studi eksperimental. Dapat secara langsung menghitung angka insidensi penyakit dan resiko relatif, serta dapat mengetahui faktor resiko yang sedang diteliti. Informasi mengenai studi mudah dimengerti oleh orang selain ahli epidemiologi.
Kekurangan studi kohort adalah memerlukan ukuran sampel yang besar, terutama untuk jenis penyakit yang jarang dijumpai di masyarakat. Memerlukan waktu follow up yang cukup lama. Biaya yang diperlukan selama melaksanakan studi cukup besar. Follow up kadang sulit dilakukan dan sampel yang loss overload dapat mempengaruhi hasil studi.2,3

Studi eksperimental
                Studi eksperimental dibagi menjadi tiga yaitu randomized control tiral, field tiral, dan     comunity trial. Randomized control trial (atau randomized clinical trial) adalah sebuah eksperimen eoidemiologi yang mempelajari sebuah pencegahan atau cara hidup yang dapat mengobati. Subjek dalam populasi adalah kelompok yan acak, biasanya disebut perawatan dan kelompok kontrol, dan hasilnya diperoleh dengan membandingkan hasil dari dua atau lebih kelompok. Hasil yang diinginkan  dapat saja berbeda tetapi, mungkin saja perkembangan penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah ada.
Penelitian dimulai dari menentukan populasi dengan acak untuk mendapatkan perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan kita mengikuti subjek dalam setiap grup untuk mengetahui seberapa banyak subjek yang mendapatkan perawatan baru berkembang dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada. Jika perawatan menghasilkan outcome yang lebih baik, kita dapat berharap untuk mendapatkan outcome yang lebih baik pada subjek dengan perawatan baru dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada.
Randomized trial dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan. Cara ini dipakai untuk mengevaluasi obat-obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit, termasuk test tekhnologi kesehatan dan perawatan medis yang baru. Juga bisa digunakan untuk memperkirakan program yang baru untuk skrining dan deteksi dini, atau cara baru mengatur dan mengantarkan jasa kesehatan.
                Ekperimen lapangan atau filed tial adalah jenis eksperimen yang dilakukan di lapangan dengan individu-individu yang belum sakit sebgai subyek. Mirip dengan studi kohor prospektif,rancangan ini diawali dengan memilih subyek-subyek yang belum sakit. Subyek-subyek penelitiandibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, lalu diikuti perkembangannya apakah subyek itu sakit atau tidak. Berbeda dengan studi kohor, peneliti menentukan dengan sengaja alokasi faktor penelitian kepada kelompok-kelompok studi.
Subyek yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok studi kemudian dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan. Jika laju kejadian penyakit dalam populasi rendah, maka eksperimen lapangan membutuhkan jumlah subjek yang sangat besar pula. Pada ekperimen lapangan kerap kali peneliti harus mengnjungi subyek penelitian di “lapangan”. Peneliti dapat juga mendirikan pusat penelitian di mana dilakukan pengamatan dan pengumpulan informasi yang dibtuhkan dengan biaya yang ekstra.
                Intervensi komunitas atau comunity trial adalah studi di mana intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan kepada individu-individu. Intervensi komunitas dipilih karena alokasi intervensi tidak mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada individu.2,3

Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring). Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua besar, yaitu data diskrit dan data kontinum.
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur). Data ini dapat disebut juga sebagai data nominal atau kategorikal. Data diskrit diperoleh dari penelitian yang bersifat eksploratif atau survey. Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu data ordinal, interval, dan rasio.
Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Data interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nol absolut (mutlak). Pada data ini, walaupun datanya nol, tetapi masih mempunyai nilai. Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nol absolut (mutlak). Jadi kalau ada data nol berarti tidak ada apa-apanya. Bermacam-macam data tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.
Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan angket/kuisioner. Pada pengulpulan data beberapa sarat harus dipenuhi antara lain : Pada pengumpulan data harus jelas apa, dimana, kapan dan siapa yang diukur dalam penelitian tersebut. Juga harus standart alat yang digunakan mengukur, hal ini bertujuan agar hasil data yang diambil seragam dan dapat dibandingkan. Pengukuran harus sesuai SOP yang telah dibuat sebelumnya dah sesuai dengan metode pengambilan data yang telah ditentukan sebelumnya.  Pada pengukuran atau pengujian data dalam jumlah besar perlu diperhatiakan orang yang akan melakulan wawancara teserbut. Semua hal diatas terutama ditujukan agar hasil pengukuran yang didapatkan valid dan reliabel.3
1.       Pengamatan (observasi)
       -          Harus diketahui apa, dimana, kapan dan apa/siapa yang observasi
       -          Observasi harus sesuai dengan SOP
        -          Hasil observasi harus valid dan reliable
        -          Harus diketahui cara mencatat hasil observasi

2.       Wawancara (interview)
      -          Harus jelas apa, dimana, kapan dan siapa yang diwawancarai
       -          Usahakan membina hubungan baik antara pewawancara dengan responden
     -          Pewawancara hanya mengambil data, tidak boleh mempengaruhi, mengarahkan atau menafsirkan jawaban responden

3.       Angket/Kuesioner
Kuesioner  merupakan daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dijawab dibawah pengawasan peneliti. Kuesioner ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik ini cocok untuk memperoleh data yang cukup besar, dari kelompok/ masyarakat yg berpopulasi besar dan bertebaran tempatnya


Macam Kuesioner

·         Menurut sifatnya:
                -          Angket umum: untuk memperoleh data yang selengkapnya (umum) tentang 
                            kehidupan seseorang.
                -          Angket khusus: untuk mendapatkan data khusus tentang kehidupan seseoran
·         Menurut cara penyampaianya:
          -          Angket langsung: disampaikan langsung kepada responden tentang dirinya sendiri
          -          Angket tak langsung: disampaikan kepada responden tentang diri orang laiN
·         Menurut struktur:
        -          Angket berstruktur: angket yang disusun lengkap dengan jawabanya, sehingga 
                 responden tinggal memilih.
        -          Angket tak berstruktur: angket yang pertanyaanya meminta jawaban menurut 
                responden, sehingga tiap responden jawabanya berbeda
·         Menurut bentuk pertanyaan:
     -          Angket terbuka: jika responden diberi kebebasan untuk menjawab, menurut 
              pendapat responden sendiri.
   -          Angket tertutup: jika pertanyaanya sudah lengkap dengan jawaban, sehingga 
            responden harus menjawab sesuai dengan jawaban yang telah tersedia


Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Kuesioner
           - Pakai bahasa yang sederhana, yang mudah dimengerti oleh responden, hindari 
                menggunakan bahasa yang sulit dimengerti
          -   Pertanyaan jangan terlalu luas
            -   Pertanyaan tidak boleh double
            -   Pertanyaan tidak boleh memimpin atau mengarahkan
            -  Pertanyaan diusahakan mudah dijawab responden
-          Pertanyaan Terbuka yaitu pertanyaan yang memiliki variasi jawaban yang lias
·         Apakah Saudara setuju Puskesmas Peterongan dipindahkan ke lokasi Pondok?
·         Apa alasan Saudara tidak setuju?
-          Pertanyaan Tertutup, yaitu pertanyaan yang memiliki variasi jawaban yang sempit, dimana

Apakah Saudara setuju Puskesmas Peterongan dipindahkan ke lokasi Pondok?
□ Setuju
□ Tidak Setuju
                                 
Apa alasan Saudara tidak setuju?
□ Jauh
□ Lahan sempit
□ Tidak ada transportasi
□ Harus pakai jilbab
□ Lain-lain ……

-          Dichotomous Choice adalah pertanyaan yang memunkinkan orang yang disurvey hanya dapat menjawab dua buah jawaban contohnya antara lahin:
Apakah Ibu pernah membicarakan masalah ASI Eksklusif dengan teman/tetangga?
□ Pernah
□ Tidak pernah
                                  
-          Multiple Choice; Contoh:
Siapakah yang mendorong Ibu datang ke Posyandu?
□ Suami
□ Orang tua
□ Tetangga
□ Tokoh masyarakat
□ Tokoh Agama
□ Lain-lain …………

-          Check List; Contoh:
Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan:
□ Puskesmas
□ Polindes
□ Posyandu
□ Dukun
□ Lain-lain …………

-          Ranking Question; contoh:
Menurut Saudara siapakah Presiden yang paling jujur? (Berikan urutan dengan memberi nomor didepan nama presiden)
□ Sukarno    
□ Suharto
□ Habibi
□ Gus Dur
□ Megawati
□ SBY


Syarat Instrumen Penelitian:
1.       Akurasi (accuracy) → valid
Akurasi (validitas) → apakah instrumen tersebut benar benar dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji Validitas adalah uji untuk membuktikan apakah instrumen penelitian valid. Uji Reliabilitas adalah uji untuk membuktikan apakah instrumen penelitian reliable. Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur
Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, memakai rumus korelasi product moment. Item Instrumen dianggap jika r hitung > r tabel (kritis). Tingkat signifikansi yang dipakai biasanya 5% atau 10% . Untuk melihat tabel, baris yang dilihat adalah N-2, dimana N adalah jumlah responden


2.       Presisi (precision) → reliable
Presisi (reliability) → kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan pengukuran.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman Brown. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable.
3.       Kepekaan (sensitivity) → teliti
Kepekaan (teliti) → mampu mengukur perubahan data yang semakin kecil (teliti),

Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).4



Tipe Sampling menurut Proses Memilihnya
Sampling dengan Pengembalian :
Satuan sampling yang terpilih, “dikembalikan” lagi ke dalam populasi (sebelum dilakukan kembali proses pemilihan berikutnya). Sebuah satuan sampling bisa terpilih lebih dari satu kali. Untuk populasi berukuran N=4 dan sampel berukuran n=2, maka sampel yang mungkin terambil adalah Nn = 42 = 16 buah sampel. Teknik sampling seperti ini bisa dikatakan tidak pernah digunakan dalam suatu penelitian, hanya untuk keperluan teoritis yang berkatian dengan pengambilan sampel.

Sampling tanpa Pengembalian :
Satuan sampling yang telah terpilih, “tidak dikembalikan” lagi ke dalam populasi. Tidak ada kemungkinan suatu satuan sampling terpilih lebih dari sekali. Untuk populasi berukuran N=4 (misalnya A, B, C, D) dan sampel berukuran n=3, maka sampel yang mungkin terambil ada 4 buah sampel yaitu ABC, ABD, ACD, dan BCD. Jumlah sampel mengikuti persamaan sbb:


Tipe Sampling menurut Peluang Pemilihannya
Sampling Non Probabilitas :
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi:
1.       Sampling Sistematis
Teknik sampling ini merupakan teknik penarikan sampel dengan cara penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sebagai contoh jumlah anggota populasi sebanyak 200 orang. Anggota populasi diberi nomor urut dari no 1 sampai nomor 200. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan dengan memilih nomor urut ganjil, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, seperti bilangan 5 dan lainnya.

  1. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik penarikan sampling dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota) yang diinginkan. Sebagai contoh akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II pada suatu instansi, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Jumlah sampel ditetapkan 100 orang sementara penelitian sebanyak 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.

  1. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan yang diperlukan sebagai sumber data.

  1. Purposive Sampling
Purposive sampling, adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.

  1. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah npopuloasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

  1. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula dilakukan dalam jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampal yang terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya, yang akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar.

  1. Sampling Seadanya
Merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat kerepresesntatipannya. Dalam pembuatan kesimpulan masih sangat kasar dan bersifat sementara.

  1. Sampling Purposif (sampling pertimbangan)
Sampling purposif dikenal juga dengan sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sampling purposif akan baik hasilnya di tangan seorang akhli yang mengenal populasi. Cara penarikan sampel ini sangat cocok digunakan untuk studi kasus.4

Sampling Probabilitas :
Dikenal pula dengan nama Random Sampling. Pada saat memilih unit sampling sangat diperhatikan besarnya peluang satuan sampling untuk terpilih ke dalam sampel, dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Sampling tipe ini bisa dipakai untuk melakukan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi walaupun data yang didapat hanya berasal dari sampel. Analisis tidak hanya menggunakan statistika deskriptif, juga bisa memakai statistika inferensial baik yang termasuk kelompok statistika parametrik maupun non parametrik. Yang termasuk Sampling Probabilitas antara lain adlah simple random sampling, stratifed random sampling, dan cluster random sampling.
 Simple Random Sampling atau dikenal juga dengan Satuan sampling yang dipilih secara acak. Peluang untuk terpilih harus diketahui besarnya, dan untuk tiap satuan sampling besarnya harus sama. Misalnya ada sebuah penelitian mengenai “Model Pembiayaan Pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP tersebut dilakukan pemilihan secara random tanpa melakukan pengelompokkan terlebih dahulu, dengan demikian peluang masing-masing SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
Pada stratified Random Sampling : Populasi dibagi ke dalam sub populasi (strata), dengan tujuan membentuk sub populasi yang didalamnya membentuk satuan-satuan sampling yang memiliki nilai variabel yang tidak terlalu bervariasi (relatif homogen). Selanjutnya dari setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling. Misalnya dalam penelitian  yang sama seperti di atas, semua sekolah baik SD maupun SMP di Jawa Barat diklasifikasikan atau distratifikasi terlebih dahulu ke dalam sekolah yang berbiaya mahal, sedang, dan murah. Kemudian dari masing-masing strata dipilih sekolah dengan teknik simple random sampling.
Pada Cluster Random Sampling populasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang besar, disebut Cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling. Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.

Menentukan Jumlah Sampel
Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya jumlah subyek penelitian yang harus diambil, paneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi unit analisis dari penelitian. Unit analisis atau satuan subyek yang dianalisis sangat tergantung pada siapa yang diteliti. Apabila penelitian tentang siswa maka sebagai unit analisis adalah siswa.
Besarnya jumlah sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang meakili 1oo% populasi adalah sama dengan jumlah populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati jumlah populasi maka peluang kesalahan dalam melakukan generalisasi akan semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel penelitian maka diduga akan semakin besar kemungkinan kesalahan dalam melakukan generalisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel adalah sebagai berikut: a) Unit analisis, b) Pendekatan atau model penelitian, c) Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada populasi, dan d) Keterbatasan Penelitian.
Untuk jumlah subyek dalam populasi sebanyak 100 sampai 150 subyek, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak lebih kurang 25-30%. Besarnya sampel juga diambil dengan menggunakan rumus Cohran sebagai berikut:4


Analisi Data
            Dalam suatu pendelitian, data yang sudah diambil akan dilakukan uji untuk menganalisis suatu data tsrsebut. Uji analisis yang biasa digunakan adalah uji statistik. Statistika adl ilmu yg mempelajari bagaimana merencanakan mengumpulkan menganalisis menginterpretasi dan mempresentasikan data. Statistika merupakan ilmu yg berkenaan dgn data sedang statistik adl data informasi atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi sampel unit sampel dan probabilitas.
Ada dua macam statistika yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dgn deskripsi data misal dari menghitung rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lbh mudah “dibaca” dan lbh bermakna. Sedangkan statistika inferensial lbh dari itu misal melakukan pengujian hipotesis melakukan prediksi observasi masa depan atau membuat model regresi.
Statistika deskriptif berkenaan dgn bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan baik secara numerik (misal menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik) utk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut sehingga lbh mudah dibaca dan bermakna.5
Statistika inferensial berkenaan dgn permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data misal melakukan pengujian hipotesis melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi) membuat permodelan hubungan (korelasi regresi ANOVA deret waktu) dan sebagainya. Terdapat dua macam statistik inferensial, yaitu; statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada uji statistik inferensi dapat digunakan metode Z-test, t-test, uji korelasi pearson dan Anova. Sedangkan statistik non parametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinat dari populasi yang bebas distribusi. Pada uji statistin non parametis ini dapat digunakan uji statistik chi square test, fisher test, Mc Nemar Test, Kologorov-Smirnov Test, dll.6
Z test dapat digunakan untuk menguji satu variabel ataupun dua variabel. Uji z test beda mean satu sampel berguna untukMenguji perbedaan mean data hasil kenyataan di lapangan dengan standar / ketentuan baku / peraturan atau mean data hasil kenyataan di lapangan yang dianggap sebagai standar.6  Rumus yang digunakan adalah 


Dimana: 








Rumus ini dapat digunakan pada data berskala interval atau rasio. Ketentuan berikutnya penggunaan rumus ini adalah standar deviasi  (penyimpangan) pada standar  (data yang dianggap standar) telah diketahui. Signifikansi, nilai hasil hitung Z dibandingkan dengan nilai tabel distribusi normal. Pada uji dua sisi daerah penerimaan Ho, jika Z0,5a < Zhitung < Z0,5a, sedangkan pada uji satu sisi daerah penerimaan Ho, jika Zhitung < Za





Berikutnya adalah Ztest beda proporsi dua sampel. Kegunaan uji ini adalah Menguji perbedaan dua proporsi (dari dua sampel) data hasil kenyataan di lapangan. Rumus yang digunakan pada uji ini adalah :

Dengan :
          Z=nilai Z
          X1=banyaknya kejadian kelompok 1
          X2=banyaknya kejadian kelompok 2
          n1=banyaknya sampel 1
          n2=banyaknya sampel 2
          p=proporsi kejadian secara keseluruhan kedua kelompok
          q=proporsi tidak terjadinya kejadian secara keseluruhan kedua kelompok
          q = 1 – p


Uji ini digunakan pada Populasi binom. Signifikansi, nilai hasil hitung Z dibandingkan dengan nilai tabel distribusi normal. Pada uji dua sisi daerah penerimaan Ho, jika Z0,5a < Zhitung < Z0,5a, sedangkan pada uji satu sisi daerah penerimaan Ho,jika . Zhitung < Za
Yang berikutnya adalah uji statistik inferensi non parametrik. Pada uji statistik ini dapat dilakukan beberapa jui statistik seperti yang telah disebutkan diatas. Pada beberapa paragraf dibawah ini hanya akan dibahas uji statistik chi square, fisher, dan kolmogomorov-smirnov. Yang pertama alkan dibahas adalah metode chi square. Metode  Chi-Square  atau  X2 untuk  Uji  Goodness  of  fit  Distribusi  Normal, menggunakan  pendekatan  penjumlahan  penyimpangan  data  observasi  tiap kelas dengan nilai yang diharapkan. Persyaratan dari uji ini antara lain : Data  tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam  tabel distribusi frekuensi, cocok untuk data dengan banyaknya angka besar ( n > 30 ), setiap sel harus terisi, yang kurang dari 5 digabungkan. Signifikansi uji, nilai X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel (Chi-Square). Jika  nilai X2  hitung  kurang  dari  nilai X2  tabel, maka Ho  diterima  ; Ha ditolak. Jika nilai X2  hitung lebih besar dari nilai X2 tabel, maka Ho ditolak; Ha diterima. Tabel X2  (Chi-Square). Rumus yang digunakan pada uji ini adalah : 
Keterangan :
X2  =  Nilai X2
Oi  =  Nilai observasi
Ei  =  Nilai expected / harapan,  luasan interval kelas berdasarkan tabel normal dikalikan N (total frekuensi) ≈ pi x N
N  =  Banyaknya angka pada data (total frekuensi)
Fisher test merupakan uji eksak yang diturunkan oleh seorang bernama Fisher, karenanya disebut uji eksak Fisher.6  Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen. Perbedaan uji fisher dengan uji chi square adalah pada sifat kedua uji tersebut dan ukuran sampel yang diperlakukan. Uji fiher bersifat eksak sedangkan uji chi square bersifat pendekatan. Uji  chi square dilakukan pada data dengan sampel besar, sedangkan uji Fisher dilakukan pada data dengan sampel kecil. Data yang dapat diuji dengan fisher test ini berbentuk nominal dengan ukuran sampel n sekitar 40 atau kurang, dan ada sel-sel berisikan frekuensi diharapkan kurang dari lima. Perhitungan Fisher Test sama sekali tidak melibatkan chi-square, akan tetapi langsung menggunakan peluang.
Untuk mempermudah perhitungan, umumnya pengujian hipotesis menggunakan fisher test dilakukan dengan menyusun data hasil pengamatan ke dalam tabel kontingensi 2x2 (2 baris dan 2 kolom), sebagai berikut:
Langkah perhitungan fisher test adalah sebagai berikut:
1.       Amati data yang akan diolah, jika data berupa sampel independent dengan ukuran yang kecil yakni sekitar 40 atau kurangnya, maka uji ini dapat dilaksanakan. Tentukan taraf signifikansi yang diinginkan. Misal = 0,05
2.       Sajikan data dalam bentuk tabel kontingensi 2x2
3.       Buatlah tiga tabel kontingensi yang terdiri dari 1 tabel hasil pengamatan dan 2 tabel ekstrim yang melukiskan penyebaran sampel secara ekstrim.
4.       Hitung P untuk setiap tabel, sehingga didapat   ,  dengan indeks P diambil dari frekuensi sel terkecil dalam setiap tabel.
Sehingga P=   +
5.       Bandingkan nilai P hitung dengan nilai taraf signifikan ( )
Jika P >  maka Ho diterima
Jika P <  maka Ho ditolak
6.       Simpulkan sesuai dengan hasil pengujian di atas. Apabila Ho ditolak maka ada asosiasi antara 2 faktor.
Metode  Kolmogorov-Smirnov  tidak  jauh  beda  dengan  metode  Lilliefors.6 Langkah-langkah  penyelesaian  dan  penggunaan  rumus  sama,  namun  pada signifikansi  yang  berbeda.  Signifikansi  metode  Kolmogorov-Smirnov menggunakan  tabel  pembanding  Kolmogorov-Smirnov,  sedangkan  metode Lilliefors menggunakan tabel pembanding metode Lilliefors. Persyaratan dari uji ini antara lain adalah data berskala interval atau ratio (kuantitatif), data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi , dan dapat untuk n besar maupun n kecil. Signifikansi uji, nilai FT  -   FS terbesar dibandingkan dengan nilai  tabel Kolmogorov Smirnov. Jika nilai FT -  FS terbesar kurang dari nilai tabel Kolmogorov  Smirnov,  maka  Ho  diterima  ;  Ha  ditolak. Jika  nilai  FT  -  FS terbesar  lebih  besar  dari  nilai  tabel Kolmogorov  Smirnov, maka  Ho ditolak ; Ha diterima. Tabel Kolmogorov Smirnov, Harga Quantil Statistik Kolmogorov Distribusi Normal.

Keterangan :
Xi  =  Angka pada data
Z  =  Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal
FT  =  Probabilitas komulatif normal 
FS  =  Probabilitas komulatif empiris
 FT  =    komulatif  proporsi  luasan  kurva  normal  berdasarkan  notasi  Zi, dihitung dari  luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan  titik Z.


Ukuran-Ukuran Epidemiologi

1.       Proporsi:
Proporsi adalah perbandingan yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi
Rumus:   Proporsi : x / (x+y) x k

Contoh:
                                                      Jumlah Mahasiswa wanita
Proporsi Mhs wanita =  ------------------------------------------- k
      Jumlah Mahasiswa wanita + pria
2.       Ratio:
Ratio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung. Ratio digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian
Rumus: Ratio: (x/y) k
  • Ratio dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan
  • Ratio x : y = 1 : 2
Contoh:
                      jumlah pria
Sex ratio =  ------------------ k
                   jumlah wanita

Pria : Wanita = x : y
3.       Dependency ratio =
Jumlah usia (0 - <14th) + (>65 th)
--------------------------------------------- k
Jumlah usia (15 – 64 th)

4.       Rate
Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat
Rumus:  Rate: (x/y) k
  • X: angka kejadian
  • Y: populasi berisiko
  • K: konstanta (angka kelipatan dari 10)

Pengukuran Angka Kesakitan2,3

1.       Incidence Rate
Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu.
 Jumlah penyakit baru
Incidence Rate (IR): ------------------------------- k
 Jumlah populasi berisiko
2.       Prevalence Rate
Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu. PR yang ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence Rate. PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000) disebut Periode Prevalence Rate.
                                     Jumlah penyakit lama + baru
Prevalence Rate (PR): ------------------------------------- k
 Jumlah populasi berisiko
3.       Attack Rate
Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu
                                Jumlah penyakit baru
Attack Rate (AR):  ------------------------------- k
                               Jumlah populasi berisiko (dalam waktu wabah berlangsung)


Pengukuran Angka Kematian

1.       Curde Death Rate
CDR adalah angka kematian kasar atau jumlah seluruh kematian selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun

                                              Jumlah semua kematian
CDR (Crude Death Rate) = ------------------------------- k
                                              Jumlah semua penduduk




2.       Spesific Death Rate
SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun

                                                Jumlah kematian penyakit x
SDR (Specific Death Rate) = ------------------------------------- k
                                                Jumlah semua penduduk

3.       Case Fatality Rate
CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut

                                            Jumlah kematian penyakit x
CFR (Case Fatality Rate):  ----------------------------------- x 100%
                                            Jumlah kasus penyakit x
4.       Maternal Mortality Rate
MMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai 42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup

                                                         Jumlah kematian Ibu
MMR (Maternal Mortality Rate): --------------------------------- x 100.000
                                                         Jumlah kelahiran hidup

5.       Infant Mortality Rate
IMR = AKB = angka kematian bayi adalah jumlah kematian bayi (umur <1tahun) per 1000 kelahiran hidup

                                                 Juml kematian bayi
IMR (Infant Mortality Rate): --------------------------- x 1000
                                                Juml kelahiran hidup
6.       Neonatal Mortality Rate
NMR = AKN = Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi sampai umur < 4 minggu atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup

                                                       Jumlah kematian neonatus
NMR (Neonatal Mortality Rate): ----------------------------------  x 1000
                                                            Jumlah kelahiran hidup


7.       Perinatal Mortality Rate
PMR = AKP = angka Kematian Perinatal adalah jumlah kematian janin umur 28 minggu s/d 7 hari sesudah lahir per 1000 kelahiran hidup. 
                                                            Jumlah kematian perinatal
 PMR (Perinatal Mortality Rate):  ----------------------------------  x 1000
                                                                                   Jumlah kelahiran hidup



Daftar Pustaka
1.       N. Bustan, M. Pengantar Epidemiologi: Jakarta, PT. Rineka Cipta ; 2002
2.       Masri Singaribum, Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta : Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada; 1980.
3.       Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar Epidemiologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC,2002.
4.       Nugraha Setiawan. Teknik Sampling.  Dalam: Diklat Metodologi Penelitan. Bogor : Departemen Pendidikan Nasional ; 2005
5.       Hasan. Pokok Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif).  Jakarta: Bumi Aksara; 2005
6.       Hasan. Pokok Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Infereansif). Jakarta: Bumi Aksara; 2006















SLIMING CAPSUL
Suplement pelangsing terbaik. Lulus Standard GMP (Good Manufacturing Practice) dan uji tes SGS. Pesan sekarang Juga!!!
sikkahoder.blogspot
ABE CELL
(Jamu Tetes)Mengatasi diabetes, hypertensi, kanker payudara, mengurangi resiko stroke, meningkatkan fungsi otak, dll.
sikkahoder.blogspot
MASKER JERAWAT
Theraskin Acne Mask (Masker bentuk pasta untuk kulit berjerawat). Untuk membantu mengeringkan jerawat.
sikkahoder.blogspot
ADHA EKONOMIS
Melindungi kulit terhadap efek buruk sinar matahari, menjadikan kulit tampak lenih cerah dan menyamarkan noda hitam di wajah.
sikkahoder.blogspot
BIO GLOKUL
Khusus dari tanaman obat pilihan untuk penderita kencing manis (Diabetes) sehingga dapat membantu menstabilkan gula darah
sikkahoder.blogspot


ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder
Body Whitening
Mengandung vit C+E, AHA, Pelembab, SPF 30, Fragrance, n Solk Protein yang memutihkan kulit secara bertahap dan PERMANEN!!
Sikkahoder.blogspot
PENYEDOT KOMEDO
Dengan alat ini, tidak perlu lg memencet hidung, atau bagian wajah lainnya untuk mengeluarkan komedo.
Sikkahoder.blogspot
Obat Keputihan
Crystal-X adalah produk dari bahan-bahan alami yang mengandung Sulfur, Antiseptik, Minyak Vinieill. Membersihkan alat reproduksi wanita hingga kedalam.
Sikkahoder.blogspot
DAWASIR
Obat herbal yang diramu khusus bagi penderita Wasir (Ambeien), juga bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan mengurangi peradangan pada pembuluh darah anus
Sikkahoder.blogspot
TERMOMETER DIGITAL
Termometer digital dengan suara Beep. Mudah digunakan, gampang dibaca dengan display LCD dan suara beep ketika selesai mendeteksi suhu.
Sikkahoder.blogspot


ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder