MENGENAL TBC SECARA DETAIL

                                                  BAB I
                                         PENDAHULUAN
 

 Latar Belakang


             Siapa  yang  tidak  kenal  dengan  tuberkulosis  (TB).  Penyakit  ini  kian  populer  dalam  beberapa waktu  dengan  slogan  baru  yang  disandangnya,  “TB:  Bukan  Batuk  Biasa”.  Beberapa  orang  awam mungkin  lebih  mengenalnya  dengan  sebutan  penyakit  flek  paru.
Tuberkulosis  paru  merupakan salah satu penyakit  saluran  pernafasan bagian bawah.

            Penyakit  Tuberculosis  (TBC)  merupakan  salah satu  penyakit  menular  yang  tersebar  di  seluruh  dunia  dan  menjadi  masalah kesehatan  masyarakat, karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tak disangka, TB ternyata adalah penyakit usang yang sudah  ditemukan  sejak jaman  Mesir kuno. Hal  ini di tandai  dengan  di  temukannya tanda pott’s deases akibat TBC pada mumi yang di perkirakan berumur1000 SM. Dalam Corpus hippocratium oleh hippocrates  di  sebutkan phthisis  is  the  most  widespespread,  fatal  diseases  of  all  the  time.
Catatan tertua  tentang  TBC  di  Indonesia  dapat  di  temukan  berupa  gambaran  relief  pada  candi  borobudur.

             Meski  usang,  tapi  penyakit ini masih  belum  bisa  juga  dibasmi di  muka bumi.  Sampai-sampai,  TB pun memiliki hari peringatan sedunia yang jatuh setiap  tanggal 24 Maret. Dengan adanya hari peringatan itu, tentu diharapkan dunia aware terhadap penyakit ini.TB  bukanlah  penyakit  yang  hanya  dapat  diderita  orang  dewasa.  Anak-anak  pun  terancam.

             Usia  anak  merupakan  usia  yang  sangat  rawan  terhadap  penularan  penyakit  tuberkulosis  (Samallo dalam  FKUI,  1998).  Samallo  mendapatkan  angka  penularan  dan  bahaya  penularan  yang  tinggi terdapat  pada  golongan  umur  0-6  tahun  dan  golongan  umur  7-14  tahun.  Menurut  Rosmayudi
(2002),  usia  anak  sangat  rawan  tertular  tuberkulosis,  dan  bila  terinfeksi  mereka  mudah  terkenapenyakit  tuberkulosis  dan  cenderung  menderita  tuberkulosis  berat  seperti  tuberkulosis  meningitis,tuberkulosis  milier  atau  penyakit  paru  berat.  Selain  itu  dari  seluruh  kasus  tuberkulosis,  didapatkandata  bahwa  74,23%  terdapat  pada  golongan  anak.  Baru-baru  ini,  jumlah  kasus  TB  semakin meningkat,  banyak  yang  tercatat,  terutama  kaum  gelandangan,  pada  kelompok  masyarakatberpendapatan rendah, dan mereka yang terinfeksi kuman HIV.

              Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan setiap tahun di perkirakan ada 9,2 juta kasus TBC  baru  (139/100.00  penduduk).  Disinilah  masalah  mulai  muncul.  Insiden  yang  terus  merangkak tidak  disertai  dengan  kemudahan  menegakkan  diagnosis  sedini  mungkin.

             Pada  orang  dewasa, diagnosis  pasti  ditegakkan  apabila menemukan  kuman  M.  tuberculosis  dalam  sputum/dahak.  Akan tetapi,  anak-anak  sangat  sulit  bila  diminta  untuk  mengeluarkan  dahak.  Bila  pun  ada,  jumlah  dahak yang  dikeluarkan  tidak  cukup.  Jumlah  dahak  yang  cukup  untuk
dilakukan  pemeriksaan  basil  tahan asam adalah sebesar 3-5 ml, dengan konsistensi kental dan purulen.

                 Masalah  lain adalah  jumlah  kuman  M.  tuberculosis  dalam  sekret  bronkus  anak  lebih  sedikit daripada  orang  dewasa.  Hal  itu  dikarenakan  lokasi  primer  TB  pada  anak  terletak  di  kelenjar  limfe hilus  dan  parenkim  paru  bagian  perifer.  BTA  positif  baru  dapat  dilihat  bila  minimal  jumlah  kuman 5000/ml  dahak.  Selain  itu,  gejala  klinis  TB  pada  anak  tidak  khas.  Hal-hal  tersebutlah  yang  sering membuat kita  misdiagnosis  atau overdiagnosis.  Gejala  TB  pada  anak sangat bervariasi dan  tidak  saja melibatkan  organ  pernafasan  melainkan  banyak  organ  tubuh  lain  seperti  kulit  (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ lain. Jangan sampai salah diagnosis atau overdiagnosis




BAB II 
PEMBAHASAN 



DEFENISI

         Penyakit  TBC  adalah  penyakit menular  yang disebabkan  oleh  mikrobakterium  tuberkulosis.  Kuman  batang aerobik  dan  tahan  asam  ini  dapat  merupakan  organisme  patogen  maupun  saprofit.  Sebagian  besar  kuman  TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya (Depkes RI, 2002). Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis.Kuman ini pada umumnya menyerang  paru - paru  dan sebagian lagi  dapat menyerang di  luar  paru - paru,  seperti  kelenjar getah  bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan sebagianya(Laban,2008).

         Selain  defenisi TBC  oleh  Depkes  dan  laban,  TBC  juga  didefenisikan  sebagai  suatu  penyakitinfeksi  yang  disebabkan  oleh  bakteri Mikobakterium  tuberkulos. Penyebab  penyakit  ini  adalah  bakteri  kompleks Mycobacterium  tuberculosis.  Mycobacteria  termasuk  dalam  famili Mycobacteriaceae  dan  termasuk  dalam  ordo  Actinomycetales.

Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi
                      M.  tuberculosis                 
                      M.  bovis
                      M.  africanum
                      M.microti          
dan
                      M.  canettii

Dari beberapa  kompleks  tersebut M.  Tuberculosis, merupakan  jenis  yang  terpenting  dan  paling  sering dijumpai.  Bakteri  ini  merupakan  bakteri  basil  yang  sangat  kuat  sehingga  memerlukan  waktu  lama untuk  mengobatinya.  Bakteri  ini  lebih  sering  menginfeksi  organ  paru-paru  (90%)  dibandingkan bagian lain tubuh manusia  (Masrin, 2008)




ETIOLOGI ATAU PENYEBAB
Penyebab Tuberkulosis 
                     Penyebab  tuberkulosis  adalah  kuman Mycobacterium  tuberculosa,  yang  berbentuk  batang dan  mempunyai  sifat  khusus  yaitu  tahan  terhadap  asam  pada  pewarnaan.  Oleh  karena  itu  disebut pula  sebagai  Basil  Tahan  Asam  (BTA).  Selain  itu  TBC  juga  di  sebabkan  oleh  Micobacterium  bovis (sangat  jarang  disebabkan  oleh  Micobacterium  avium).  Kuman  TBC  cepat  mati  dengan  sinar matahari  langsung,  tetapi  dapat  bertahan  hidup  beberapa  jam  di  tempat  gelap  dan  lembab.  Oleh karena  itu  dalam  jaringan  tubuh  kuman  ini  dapat  dorman  (tidur), tertidur  lama  selama  beberapa tahun.  Pada  sifat  dormant  ini kuman tuberkulosis suatu  saat dimana  keadaan kemungkinkan  untuk dia berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali.

Morfologi dan identifikasi Mycobacterium Tuberkulosis

           M.  tuberculosis merupakan  kuman  berbentuk  batang,  berukuran  panjang  5µ  dan lebar  3µ, tidak membentuk  spora,  tidak  mempunyai  kapsul  dan  termasuk  bakteri aerob,  pada  dinding  selnya terdapat mycolic acid yaitu suatu asam  lemak rantai  panjang  sehingga  menyebabkan  bakteri tahan asam pada pewarnaan gram, Oleh karena itu M. tuberculosis disebut sebagai  Basil Tahan Asam atau BTA.
            Pada  Pewarnaan Ziehl-  Nellsen  tampak  berwarna  merah  dengan  latar  belakang  biru.  Bakteri sulit  diwarnai  dengan  Gram  tapi  jika  berhasil  hasilnya  Gram  positif.  Pemeriksaan  menggunakan mikroskop  elektron  nampak  dinding  sel  tebal,  mesosom  mengandung  lemak  (lipid)  dengan kandungan  25%,  kandungan  lipid  memberi  sifat  yang  khas  pada  bakteri  yaitu  tahan  terhadap kekeringan,  alkohol,  zat  asam,  alkalis  dan  germisida  tertentu.  Sifat  tahan  asam  karena  adanya  perangkap  fuksin  intrasel,  suatu  pertahanan  yang  dihasilkan  dari  komplek  mikolat  fuksin  yang  terbentuk di dinding. 

             Selain  itu mycolic  acid juga  menyebabkan  bakteri  bisa  bertahan  di  tempat  terbuka selama lebih  dari  2  minggu.  Pada  dinding  sel M.  Tuberculosis lapisan  lemak  berhubungan  dengan  arabinogalaktan  dan  peptidoglikan  yang ada  dibawahnya,  hal ini menurunkan  permeabilitas  dinding sel,  sehingga  mengurangi  efektivitas  dari  antibiotik.  Lipoarabinomannan,  yaitu  suatu  molekul  lain dalam  dinding  sel M.  tuberculosis,  yang  berperan  dalam  interaksi  antara  inang  dan  patogen, sehingga M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag.

              Mycobacterium  dapat  di  biakan  pada  medium  cair  dan  padat.  Bakteri  lebih  cepat  tumbuh pada  medium  cair  di  bandingkan  pada  medium  padat,  pada  medium  padat  yang  biasa  di  gunakan adalah lawenstein jenssen yaitu media dengan  bahan telur.

             Mycobacterium  tidak  tahan  panas,  akan  mati  pada  6°C  selama  15-20  menit.  Biakan  dapat mati  jika  terkena  sinar  matahari  langsung  selama  2  jam.  Dalam  dahak  dapat  bertahan  20-30  jam. Basil  yang  berada  dalam  percikan  bahan  dapat  bertahan  hidup  8  –  10  hari.  Biakan  basil  ini  dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dengan tingkat pH optimal (pH  6,4-7,0).
            Untuk membelah dari 1-2 kuman  membutuhkan waktu  14-20 jam dan  dapat  disimpan dalam  lemari dengan suhu  20C  selama 2  tahun.  Mycobacterium  bakteri  tahan  terhadap  berbagai  khemikalia  dan  disinfektan  antara  lain phenol 5%  asam sulfat 15%,  asam sitrat  3% dan  NaOH 4%.  Basil ini dihancurkan  oleh jodium tinetur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit.








EPIDEMOLOGI
            Penyakit  tubercolusis  bermula  sejak  ribuan  tahun  yang  lalu.  Hal  ini  di  tunjukan  dengan  ditemukannya  mumi  yang  berusia  kira-kira  1000SM  dimana  di  temukan  tanda  pott’s  disease  akibat tubercolosis. Selain itu jga di temukan pada mumi peruvia( tahun 700) di temukan TB abdominal dan spinal.
Dalam  “corpus  hippocratium”  oleh  hipocrates  di  sebutkan  “phthisis  is  the  most  widespread,fatal disease of the times” tentang penyakit tuberculosis.

            Di Indonesia catatan tertua tentang penyakit TBC berupa gambaran relif pada candi borobudur. Tanggal  24  maret  1982,  di  berlin robert  koch  mempresentasikan  hasil  penemuannya  yaitu penemuan  tentang  bakteri  penyebab  tubeculosis Mycobacterium  tuberculosis.  Sehingga  kini  setiap tanggal 24 maret di seluruh dunia di peringati sebagai hari tuberculosis “ TB Day “.

            Pada pertengahan abad ke 20 dua orang  peneliti yaituCallmete dan  Guerin,  menemukan  vaksin  BCG (  bacillus  Calmette  Guerin  ).  Pada  tahun  1940  obat  TB  mulai  di  temukan  dan  pada  tahun  1952 pengobatan “triple  drugs” INH,streptomisin dan PAS yang  di  berikan selama 24 bulan ternyata  dapat memberikan angka kesembuhan lebih dari 90% penderita Obat  anti  tuberculosis  terus  di  kembangkan  sehingga  dapat  menyembuhkan  hanya  dengan pengobatan selama 6 bulan

            Belum ada satu negarapun di dunia ini yang di laporkan bebas  dari TBC, bahkan  sekarang ini di  negara  maju  angka  kesakitan  tuberculosis  cenderung  meningkat  sehingga  TB  di  sebut  “  reemerging disease “ Laporan terbaru  WHO 2008, menunjukan setiap tahun di perkirakan ada 9,2  juta kasus  TB  baru atau sekitar  (139/100.000  penduduk  )  4,1  juta  diantaranya  (44%)  adalah  pasien  dengan  BTA  positif  dan 0,7 juta pasien TB yang juga terinfeksi virus HIV.

           Lima negara  penyumbang kasus  TB  terbesar adalah India,  cina, indonesia, Afrika selatan dan Nigeria.  Incidenrete  tertinggi  di  dunia  adalah  afrika  yaitu  sekitar  363/100.000  penduduk.  Gglobal tuberculosis control report 2008, menyebutkan prevalensi TB tahun 2996 adalah14,4  juta  orang  dan di perkirakan 0,5  juta pasien dengan  MDR  (multy  drugs resisten  ).  Tahun  2006 di perkirakan ada 1,7 juta orang /tahun yang menubgal akibat TBC. Dan 0,2 juta di antaranya pasien dengan HIV positif.

          Untuk  Indonesia,  TB  merupakan  masalah  kesehatan  yang  penting.  Indonesia  adalah negara dengan  kasus  TBC  terbesar  ketiga  di  dunia.  WHO  Report  2008  meyebutkan  bahwa  insiden  semua kasus  TBC  di  Indonesia  pada  tahun  2006  adalah  534.439  orang  (234/100000  orang).  Insiden  BTA positif  sekitar  240.183  orang  (105/100.000  pnduduk).  Dengan  jumlah  kematian  akibat  TB C  sekitar 88.113 oran(38/100.000 penduduk )
            TB membunuh 1  juta perempuan  di dunia setiap tahunnya, di Indonesia  pada  tahun  2007 di temukan  94.614  pasien  laki-laki  dan  65.643  pasien  TB  perempuan  dengan  BTA  positif.  Untuk BTA negatif ditemukan 56.756 pasien laki- laki dan 45.678 pasien perempuan.

Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan adalah 
1.  Reservour, sumber dan penularan
     Manusia  adalah  reservoar  paling  umum,  sekret  saluran  pernafasan  dari  orang  dengan  lesi
     aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet.
2.  Masa inkubasi
     Yaitu  sejak  masuknya  sampai  timbulnya  lesi  primer  umumnya  memerlukan  waktu  empat
      sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun
3.  Masa dapat menular
     Selama  yang  bersangkutan  mengeluarkan  bacil  Turbekel  terutama  yang  dibatukkan  atau
     dibersinkan.
4.  Immunitas
     Anak  dibawah  tiga  tahun  paling  rentan,  karena  sejak  lahir  sampai  satu  bulan  bayi  diberi
     vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.




DIAGNOSA
Penegakan  pada  penyakit  TB-Paru  dapat  dilakukan  dengan  melihat  keluhan/gejala  klinis, pemeriksaan biakan, pemeriksaan mikroskopis, radiologik dan tuberkulin test.


1.  Keluhan atau gejala klinis 
     Untuk gejala klinik akan di bahas pada bagian manifestasi klinis
2.  Pemeriksaan fisik
     Pada  tuberkulosis  paru,  kelainan  yang  didapat  tergantung  luas  kelainan  struktur paru.
     Pada  awal  perkembangan  penyakit  umumnya  tidak  menemukan  kelainan.  Kelainan paru
     pada umumnya  terletak  di  daerah  lobus  superior  terutama  daerah  apeks  dan  segmen
     posterior,  serta  daerah  apeks  lobus  inferior.  Pada  pemeriksaan  jasmani  dapat  ditemukan
     antara lain  suara  napas  melemah,  ronki  basah,  tanda-tanda  penarikan  paru,  diafragma  dan
     mediastinum
3.  Pemeriksaan laboratorium
     Pemeriksaan  laboratorium  dapat  berupa  pemeriksaan  bakteriologi,  pemeriksaan darah dan 
     pemeriksaan uji tuberkulin.
4.  Pemeriksaan radiologis
     Pemeriksaan  standar  ialah  foto  toraks.  Pemeriksaan  lain  atas  indikasi:  fotolateral,  top
     lordotik,  oblik,  CT  Scan
5.  Pemeriksaan khusus
     Pemeriksaan khusus ini meliputi BACTEC, PCR, dan serologi




                        UNTUK LEBIH LENGKAPNYA MENGENAI TEKNIK PEMERIKSAAN TBC... DISINI




PENENTUAN DIAGNOSA TBC


PADA ORANG DEWASA
     Diagnosis  TB  paru  pada  orang  dewasa  dapat  ditegakkan  dengan  ditemukannya  BTA
     pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
     Diagnosis  Tuberkulosis  Pada  Orang  Dewasa  dapat  ditegakkan  dengan  ditemukannya  :

           1.  BTA  pada  pemeriksaan  dahak  secara  mikroskopis  dinyatakan  positif  apabila  
                sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif.
           2.  Bila  hanya  1  spesimen  yang  positif  perlu  diadakan  pemeriksaan  lebih  lanjut   
                yaitu  foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang.
           3.  Jika  hasil  rontgen  mendukung  TB,  maka  penderita  didiagnosis  sebagai  penderita  
                TB BTA positif. 
           4. Jika hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
 
Bila  tiga  spesimen  dahak  negatif,  diberikan  antibiotik  spektrum  luas  (misalnya  kotrimoksasol  atau Amoksisilin)  selama 1 - 2  minggu. Bila  tidak  ada perubahan,  namun gejala klinis tetap  mencurigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS : 

             1. Jika hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif. 
             2. Jika  hasil  SPS  tetap  negatif,  lakukan  pemeriksaan  foto  rontgen  dada,  untuk
                 mendukung diagnosis TB.
             3. Bila  hasil  rontgen  mendukung  TB,  diagnosis  sebagai  penderita  TB  BTA  negatif
                 rontgen  positif. 
             4. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.

PADA ANAK
        Pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh 2 hal, yaitu :
        1. Sedikitnya jumlah kuman. 
            Jumlah  kuman  TBC di  sekret  bronkus  pasien  anak  lebih  sedikit  daripada dewasa
            karena lokasi  kerusakan  jaringan  TBC  paru  primer  terletak  dikelenjar  linfe  hilus  dan
            parenkim paru bagian perifer. Tingkat kerusakan parenkim paru tidak seberat pada dewasa.

         2.Sulitnya pengambilan spesimen  (sputum)

            Pada anak ,  walaupun  batuknya  berdahak  biasanya  dahak  akan  ditelan  sehingga
            diperlukan  bilasan lambung  yang  diambil  melalui  nasogastrik  tube  dan  harus
            dilakukan  oleh  petugas  yang berpengalaman.  Karena  berbagai  alasan  diatas,  sehingga
            sebagian  besar  diagnosis  TBC anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran foto
            rontgen dada dan uji tuberkulin.


 Petunjuk Who Untuk Diagnosis Tuberkulosis Anak


Dicurigai tuberculosis
             A) Anak sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosispasti (BTA 
                  positif)
             B) Anak dengan :Keadaan klinik tidak membaik setelah menderita campak atau batuk 
                  rejan
             C) Berat badan menurun, batuk dan mengi yang tidak membaik dengan pengobatan 
                  antibiotik untuk penyakit pernapasan 
             D) Pembesaran kelenjar superfisialis yang tidak sakit
Mungkin tuberkulosis
             - Uji tuberkulin positif (10 mm/lebih)
             - Foto Rontgen paru sugestif tuberkulosis
             - Pemeriksaan histologis biopsi sugestif tuberkulosis
             - Respon yang baik pada pengobatan dengan OAT

Pasti tuberkulosis (confirmed TB)
             Ditemukan basil tuberculosis pada pemeriksaan langsung atau biakan.
             Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan

Penentuan Diagnosis TB Ekstra Paru
     -  Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB,
        nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfesuperfisialis pada
        limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus) padaspondilitis TB dan lain‐lainnya.

    -  Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan
       gejala klinis TB yang kuat (presumtif) dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.

Ketepatan diagnosis bergantung pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat‐alat diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi,serologi, foto toraks, dan lain‐lain.




PATOGENESIS

1. Cara Penularan
           Sumber penularan penyakit TBC paru adalah penderita dengan TBCparu BTA (+). Penderita menyebarkan kuman ke udara pada waktu batuk atau bersin dalam bentuk percikan dahak(droplet), percikan yang mengandung kuman tuberkulosis dapat bertahan diudara beberapa jam pada suhu kamar,terhirup oleh orang sehat sewaktu bernapas,selanjutnya akan berkembangbiak dalam jaringan paru‐paru, kemungkinan pula masuk kebagian tubuhlainnya melalui pembuluh darah, saluran limfe, atau penyebaran langsung ketubuh lainnya ( Enarson, 1996).

          Tuberkulosis adalah penyakit menular, artinya orang yang tinggal serumah dengan penderita atau kontak erat dengan penderita yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular. Sumber penularannya adalah pasien TB paru dengan BTA positip terutama pada waktu batuk atau bersin,dimana pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama (Depkes, 2008).


Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh
         1. Banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. 
             Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut.
             Bila hasil pemeriksaan dahak negatif(tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut
             dianggap tidak menular.
        2. Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara 
            dan lamanya menghirup udara tersebut
        3. Faktor lain yang mempengaruhi seseorang terinfeksi TBC adalah daya tahan tubuh yang 
            rendah diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS ( Depkes 2001)

Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian bagian tubuh lainnya.Adanya ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara keberadaan sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB paru ditentukan oleh konsentrasi percikan
dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Depkes, 2008).

Menurut Nur Nasri, 1997 dalam Woro (1997), penularan penyakit TB dapat terjadi secara:
1) Penularan langsung
    Penularan yang terjadi dengan cara penularan langsung dari orang ke orang yaitu dalam bentuk
    droplet nuclei pada orang yang berada pada jarak yang sangat berdekatan.

2) Penularan melalui udara
    Penularan ini terjadi tanpa kontak dengan penderita dan dapat terjadi dalam bentuk droplet nuclei
    yang keluar dari mulut atau hidung, maupun dalam bentuk dust (debu). Penularan melalui udara
    memegang peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit TB. Droplet nuclei merupakan
    partikel yang sangat kecil sebagai sisa droplet yang mengering. Sedangkan Dust adalah bentuk
    partikel dengan berbagai ukuran
    sebagai hasil dari resuspensi partikel yang terletak di lantai, di tempat tidur serta yang tertiup
    angin bersama debu lantai/ tanah

3. Penularan melalui makanan/minuman
    Penularan TB dalam hal ini dapat melalui susu (milk borne disease) karena susu merupakan
    media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme penyebab, juga
    karena susu sering diminum dalam keadaan segar tanpa dimasak atau dipasteurisasi, sedangkan
    pada susu yang mengalami kontaminasi oleh bakteri tidak memperlihatkan tanda‐tanda tertentu.
    TBC tidak menular melalui serangga, transfusidarah ataupun air minum.

Kuman‐kuman TBC akan menetap di dalam tubuh tanpa membuat sakit. Hal tersebut dinamakan infeksi TBC. Sistem kekebalan tubuh kita menjebak kuman‐kuman tersebut, sehingga kita tetap sehat. Dan ketika kekebalan tubuh kita menurun atau tidak dapat melawan, kuman‐kuman tersebut menyerang paru‐paru atau organ tubuh yang lain. Halini dinamakan penyakit TBC.

Pasien TBC anak jarang menularkan kuman pada anak lain atau orang dewasa disekitarnya, karena TBC pada anak jarang infeksius, hal ini disebabkan karena kuman TBC sangat jarang ditemukan pada sekret endotracheal, dan jarang terdapat batuk. Walaupun terdapat batuk tetapi jarang menghasilkan sputum. Bahkan jika ada sputum pun, kuman TBC jarang sebab hanya terdapat dalam konsentrasi yang rendah pada sektret endobrokial anak .

2. PROSES PENULARAN
       Penularan biasanya melalui udara, yaitu secara inhalasi “ droplet nucleus “yang mengandung basil TB. Droplet dengan ukuran 1 – 5 mikron yang dapat melewati atau menembus sistem mukosilier saluran nafas kemudian mencapai dan bersarang di bronkiolus dan alveolus.

       Beberapa penelitian menyebutkan 25 % ‐50 % angka terjadinya infeksi pada kontak tertutup. Karena di dalam tubuh pejamu belum ada kekebalan awal, hal ini memungkinkan basil TB tersebut berkembang biak dan menyebar melalui saluran limfe dan aliran darah.

       Sebagian basil TB difagositosis oleh makrofag di dalam alveolus tapi belum mampu membunuh basil tersebut, sehingga basil dalam makrofag umumnya dapat tetap hidup danberkembang biak .
Basil TB yang menyebar melalui saluran limfe mencapai kelenjar limfe regional., sedangkan yang melalui aliran darah akan mencapai berbagai organ tubuh, dan di dalam organ tersebut akan terjadi proses dan transfer antigen ke limfosit .

        Kuman TB hampir selalu dapat bersarang di dalam sumsum tulang, hati, kelenjar limfe, tetapi tidak selalu dapat berkembang biak secara luas, sedangkan basil TB di lapangan atas paru, ginjal, tulang dan otak lebih mudah berkembang biak terutama sebelum imunitas terbentuk .

        Infeksi yang alami, setelah sekitar 4 – 8 minggu tubuh melakukan mekanisme pertahanan secara cepat. Pada sebagian anak‐anak atau orang dewasa mempunyai pertahanan alami terhadap infeksi primer sehingga secara perlahan dapat sembuh. Tetapi kompleks primer ini dapat lebih progresif dan membesar yang pada akhirnya akan muncul menjadi penyakit tuberkulosis setelah 12 bulan.

         Kurang lebih 10 % individu yang terkena infeksi TB akan menderita penyakit TB dalam beberapa bulan atau beberapa tahun setelah infeksi. Kemungkinan menjadi sakit terutama pada balita, pubertas dan akil balig dan keadaan‐keadaan yang menyebabkan turunnya imunitas seperti infeksi HIV, penggunaan obat‐obat imunosupresan yang lama, diabetes melitus dan silikosis.

         Fokus primer yang terjadi dapat melebur dan menghilang atau terjadi perkejuan sentra yang terdiri atas otolitis sel yang tidak sempurna. Lesi‐lesi ini akan pulih spontan, melunak, mencair atau jika multifikasi basil tuberkulosis dihambat oleh kekebalan tubuh dan pengobatan yang diberikan, maka lesi akan dibungkus oleh fibroflas dan serat kolagen.

        Proses terakhir yang terjadi adalah hialinasi dan perkapuran. Jika lesi berkembang, maka darah pekejutan akan membesar secara lambat dan seringkali terjadi perforasi ke dalam bronkus, mengakibatkan pengosongan bahan setengah cair tersebut sehingga terbentuk rongga di dalam paru‐paru.

        Sebagian besar orang yang telah terinfeksi (80 – 90 %), belum tentu menjadi sakit tuberkulosis. Untuk sementara, kuman yang ada dalam tubuh berada dalam keadaan dormant (tidur), dan keberadaan kuman dormant tersebut diketahui hanya dengan tes tuberkulin. Mereka menjadi sakit (menderita tuberkulosis) paling cepat setelah 3 bulan setelah terinfeksi, dan mereka yang tidak sakit tetap mempunyai risiko untuk menderita tuberkulosis sepanjang hidupnya .

3. RIWAYAT TERJADINYA TB PARU

Riwayat terjadinya Tuberkulosis
Infeksi Primer :
         Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran linfe akan membawa
kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer.

         Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 ? 6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu mengehentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis.
Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.

Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) :
          Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.



MANIFESTASI KLINIK.

A. GEJALA KLINIK TUBERCULOSIS ANAK
         Tuberkulosis pada anak merupakan penyakit sistemik yang dapat bermanifestasi pada berbagai organ, baik organ paru maupun ekstra paru. Penyakit TB pada anak didapatkan dari penularan oleh orang dewasa. Penularan dari orang dewasa yang menderita TB ini biasanya melalui inhalasi butir sputum penderita yang mengandung kuman tuberkulosis, ketika penderita dewasa batuk, bersin dan berbicara. Pada orang yang tidak imun, kuman TB tersebut berkembang di dalam paru dan kemudian menyebar melalui saluran limfe, paru dan darah ke organ‐organ lain, walaupun paru merupakan predileksi utama penyakit ini, namun bukan satu‐Satunya tempat infeksi, sebab TB praktis dapat mengenai semua jaringan tubuh manusia oleh karena sifat kuman TB yang obligat aerob. 

         Tuberkulosis pada anak dapat menyerang paru maupun ekstra paru. TB paru merupakan salah satu bentuk TB yang paling sering dijumpai pada anak. Sedangkan jenis TB ekstra paru yang paling sering dijumpai adalah TB kelenjar. TB kelenjar adalah suatu pembesaran dari satu atau lebih kelenjar limfe yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa

GEJALA NON SPESIFIK
        Gejala TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak tinggi (subfebris), berkisar 38 derajaT Celcius, biasanya timbul sore hari, 2‐3 kali seminggu dan belangsung 1‐2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek
        Gejala lain adalah penurunan nafsu makan, dan gangguan tumbuh kembang. Batuk kronik yang merupakan gejala tersering pada TB paru dewasa, tidak terlalu mencolok pada anak. Mengapa? Sebab lesi primer TB paru pada anak umumnya terdapat di daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor batuk. Kalaupun terjadi, berarti limfadenitis regional sudah menekan bronkus dimana terdapat reseptor batuk. Batuk kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma. Gejala‐gejala yang tersebut di atas dikategorikan sebagai gejala nonspesifik.

Perlu dicatat bahwa gejala nonspesifik dapat juga ditemukan pada kasus infeksi lain. Maka dari itu,
keberadaan infeksi lain perlu dipikirkan agar anak tidak overtreated. Selanjutnya, gejala spesifik
tergantung dari organ yang terkena seperti kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ lain.


Atau secara singkat tanda dan gejala umum/nonspesifik tuberkulosis pada anak dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut - turut, tanpa sebab yang jelas atau tidak naik 
    dalam 1 bulan meskipun dengan penanganan gizi yang tepat
2. Nafsu makan berkurang (Anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik secara 
    adekuat (failure to thrive)
3. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, atau infeksi saluran         
    napas akut), dapat disertai keringat malam
4. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multipel
5. Batuk lama lebih dari 30 hari
6. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare



GEJALA SPESIFIK
         Gejala spesifik sesuai organ terkena : TB kulit/skrofuloderma; TB tulang dan sendi (gibbus, pincang); TB otak dan saraf/meningitis dengan gejala iritabel, kuduk kaku, muntah, dan kesadaran menurun; TB mata (konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid), dll. 
Oleh karena gejala TB pada anak sangat bervariasi dan tidak saja melibatkan organ pernafasan melainkan banyak organ tubuh lain, maka ada yang menyebut TB sebagai the great immitator. 
Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya.

Kelenjar limfe. 
Kelenjar limfe superfisialis sering dijumpai, kelenjar yang sering terkena adalah kelenjar limfe kolli anterior atau posterior, juga dapat terjadi aksila, inguinal, submandibula dan supra klavikula. Secara klinis kelenjar yang terkena biasanya multipel, unilateral, tidak nyeri tekan, tidak panas pada perabaan dan dapat saling melekat satu sama lain. Perlekatan ini terjadi akibat adanya inflamasi pada kapsul kelenjar limfe.

TBC kulit/skrofuloderma.


TBC tulang dan sendi : Gejala umum yang sering ditemukan adalah
adanya nyeri, bengkak disendi yang terkena dan gangguan atau keterbatasan gerak
Pada bayi dan anak yang sedang tumbuh epifisis tulang merupakan daerah dengan baskularisasi tinggi yang disukai oleh kuman TBC. Tulang punggung (spondilitis) : gibbus, tulang panggul (koksitis) : pincang, pembengkakan di pinggul, tulang lutut: pincang dan/atau bengkak, tulang kaki dan tangan. 

TBC otak dan saraf:
       Meningitis TBC, Merupakan penyakit yang berat dengan mortalitas dan kecacatan yang
tinggi, terjadi akibat penyebaran langsung kuman TBC ke jaringan selaput saraf (meningens). Dengan
gejala iritabel, kaku kuduk, muntah‐muntah dan kesadaran menurun. TBC mata: Conjunctivitis
phlyctenularis. Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi) dan Lain‐lain.

Jika berdasarkan klasifikasinya, manifestasi TB pada anak adalah sebagai berikut : 
Ranke membagi tuberkulosis dalam 3 stadium, yaitu :
       a. stadium pertama yang merupakan kompleks primer dengan penyebaran limfogen.
       b. Stadium ke dua yaitu Pada waktu terjadi penyebaran hematogen dan
       c. Stadium ketiga yaitu Tuberkulosis paru menahun (crhonic pulmonary tuberkulosis).

Klasifikasi lain dari tuberkulosis adalah:
   -  Tuberkulosis primer yang merupakan infeksi pertama dari tuberculosis,
   -  Tuberkulosis subprimer yang merupakan komplikasi tuberkulosis primer serta
    - Tuberkulosis pascaprimer yang merupakan reinfeksi yang dapat terjadi endogen dan 

      estrogen setelah infeksi primer sembuh.

Ada juga yang membagi tuberkulosis menjadi dua stadium, yaitu
    - Tuberkolosis primer yang merupakan kompleks primer serta komplikasinya.
    - Tubekolosis pasca primer.

Permulaan tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena penyakit secara perlahan‐lahan. Kadang‐kadang tuberkulosis ditemukan pada anak tanpa keluhan atau gejala. Dengan melakukan uji tuberkulin secara rutin, dapat ditemukan penyakit tuberkulosis pada anak. Gejala tuberkulosis primer juga dapat panas yang naik turun selama 1-‐2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek.

Gambaran klinis tuberkulosis primer lain ialah panas, batuk, anoreksia dan berat badan yang menurun. Kadang‐kadang dijumpai panas yang menyerupai tifus abdominalis atau malaria yang disertai atau tanpa hepatosplenomegali. Oleh karena itu bila dijumpai panas seperti tifus abdominalis pada bayi atau anak kecil,harus dipikirkan juga kemungkinan tuberkulosis sebagai penyebab panas tersebut. 

Tuberkulosis dapat juga menunjukkan gejala seperti brokopneumonia, sehingga pada anak dengan gejala bronkopneumonia yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan brokopneumonia yang adekuat harus dipikirkan kemungkinan tuberkulosis. 

Konjungtivitis fliktenularis dapat juga dijumpai pada anak dengan tuberkulkosis ,terutama tuberkulosis tonsil, adenoid dan telinga tengah. Flikten pada mata diduga sebagai gejala hipersensivitas dan dalam flikten tidak terdapat basil tuberkulosis. Selama tuberkulosis atau fokus tuberkulosis masih ada, flikten sering tetap
hilang timbul. Flikten sering disertai infeksi sekunder biasanya oleh Staphylococus hemolyticus. 
Hal lain yang juga dapat menyebabkan timbulnya flikten ialah benda asing, trakoma dan askariasis. Eritema nodusum sangat jarang dijumpai di Indonesia, tetapi bila terdapat pada kulit menunjukkan bahwa penyakit masih aktif. 

Gambaran klinis lainnya sesuai dengan organ yang terkana misalnya paru, selaput otak, hepar, tulang dan sendi, ginjal dan lain‐lain.




B.GEJALA TUBERCOLUSIS PADA DEWASA

Gejala klinis yang penting dari TB dan sering digunakan untuk menegakkan diagnosis klinik adalah batuk terus menerus selama 3 (tiga) minggu atau lebih yang disertai dengan keluarnya sputum dan berkurangnya berat badan.(Idris,2004)


Gambaran klinik TB paru  dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:


1. Gejala respiratorik, meliputi:


a. Batuk
b. Batuk darah
c. sesak napas dan timbul bunyi mengik atau bengek     
d. Nyeri dada


2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
b. keringat malam.
c. anoreksia, dan penurunan berat badan
d. Gangguan Menstruasi
e. Malaise
f. Denyut nadi umumnya meningkat seiring demam

KOMPLIKASI TBC

Komplikasi Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,TB usus.

Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita TB Paru stadium lanjut:

1) Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian 

    karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3) Bronkiectasis dan fribosis pada Paru.
4) Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru.
5) Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
6) Insufisiensi Kardio Pulmoner
 
Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan simptomatis. Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke unit spesialistik

a. Pleuritis dan Empiema
 
Pleuritis adalah peradangan jaringan tipis yang meliputi paru-paru dan melapisi rongga dinding rongga dada bagian dalam (pleura).Empiema adalah berkumpulnya atau timbunan pus (nanah) di dalam suatu kavitas
organ berongga yaitu paru-paru.
Keadaan pleura yang merupakan bagian dari sistem pernapasan, dapat dipengaruhi melalui tiga cara yang berbeda:
- Cairan yang dibentuk dalam waktu beberapa bulan setelah terjadinya infeksi primer.
- Cairan yang dibentuk akibat penyakit paru pada orang dengan usia lebih lanjut.
Keadaan ini bisa berlanjut menjadi nanah (empiema)walaupun jarang terjadi.
- Memecahnya kavitas TB Paru dan keluarnya udara ke dalam rongga pleura.

Keadaan ini memungkinkan udara masuk ke dalam ruang antara paru dan dinding dada. TB Paru dari kavitas yang memecah mengeluarkan efusi nanah (empiema).Udara dengan nanah bersamaan disebut piopneumotoraks.

b. Pneumotoraks Spontan
Pneumotoraks adalah masuknya udara atau gas secara abnormal ke dalam paru dimana gas tersebut memisahkan pleura viseralis dan pleura parietalis sehingga jaringan paru tertekan dan kesulitan bernapas. Pneumotoraks spontan dapat terjadi bila udara memasuki rongga pleura sesudah terjadi robekan pada kavitas tuberkulosis. Hal ini mengakibatkan rasa sakit pada dada secara akut dan tiba-tiba bersamaan dengan sesak napas. Ini dapat berlanjut menjadi suatu empiema tuberculosis.

c. Laringitis Tuberkulosis
Laringitis tuberkulosis adalah radang pangkal tenggorokan dengan gejala serak, perubahan suara dan gatal pada kerongkongan. Keganasan pada laring jarang menimbulkan rasa sakit. Sputum biasanya positif, tetapi diagnosis mungkin perlu diitegakkan dengan biopsi pada kasus-kasus yang sulit. Tuberkulosis laring memberikan respon yang sangat baik terhadap kemoterapi. Bila terdapat nyeri hebat yang tidak cepat hilang dengan pengobatan, tambahkan prednisolon selama 2-3 minggu.

d. Kor Pulmonale
Kor pulmonale adalah suatu bentuk penimbunan cairan di dalam paru (abses paru). Gagal jantung kongestif karena tekanan balik akibat kerusakan paru dapat terjadi bila terdapat destruksi paru yang sangat luas. Keadaan ini dapat terjadi walaupun penyakit tuberkulosis sudah tidak aktif lagi, dimana banyak meninggalkan jaringan parut. Pengobatan dini terhadap penyakit TB Paru dengan jelas dapat mengurangi komplikasi ini.

e. Apergilomata
Apergilomata adalaah kavitas tuberkulosis yang sudah diobati dengan baik dan sudah sembuh terinfeksi jamur Aspergillus fumigatus. 




PENATALAKSANAAN PENGOBATAN TBC


a. Promotif.
      ‐ Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
      ‐ Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara    

        pencegahan, faktor  resiko
      ‐ Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.


b. Preventif


1. Vaksinasi BCG
         Vaksin BCG merupakan suatu live attenuated vaksin yang mengandung kultur strain Mycobacterium bovis dan digunakan sebagai agen imunisasi aktif terhadap TBC dan telah digunakan sejak tahun 1921.
Walaupun telah digunakan sejak lama, akan tetapi efikasinya menunjukkan hasil yang bervariasi yaitu antara 0 – 80% di seluruh dunia. Vaksin BCG secara signifikan mengurangi resiko terjadinya active tuberculosis dan kematian. 
Efikasi dari vaksin tergantung pada beberapa faktor termasuk diantaranya umur, cara/teknik vaksinasi, jalur vaksinasi, dan beberapa dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

         Vaksin BCG sebaiknya digunakan pada infants, dan anak‐anak yang hasil uji tuberculinnya negatif dan yang berada dalam lingkungan orang dewasa dengan kondisi terinfeksi TBC dan tidak menerima terapi atau menerima terapi tetapi resisten terhadap isoniazid atau rifampin. Selain itu, vaksin BCG juga harus diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan dengan pasien infeksi TBC tinggi

        Sebelum dilakukan pemberian vaksin BCG (selain bayi sampai dengan usia 3 bulan) setiap pasien harus terlebih dahulu menjalani skin test.
Vaksin BCG tidak diindikasikan untuk pasien yang hasil uji tuberculinnya posistif atau telah menderita active tuberculosis, karena pemberian vaksin BCG tidak memiliki efek untuk pasien yang telah terinfeksi TBC.
Vaksin BCG merupakan serbuk yang dikering‐bekukan untuk injeksi berupa suspensi.Sebelum digunakan serbuk vaksin BCG harus dilarutkan dalam pelarut khusus yang telah disediakansecara terpisah.
Penyimpanan sediaan vaksin BCG diletakkan pada ruang atau tempat bersuhu 2 – 8oC serta terlindung dari cahaya.

 Pemberian vaksin BCG biasanya dilakukan secara injeksi intradermal/intrakutan (tidak secara subkutan) pada lengan bagian atas atau injeksi perkutan sebagai alternatif bagi bayi usia muda yang mungkin sulit menerima injeksi intradermal.

Dosis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Untuk infants atau anak‐anak kurang dari 12 bulan
diberikan 1 dosis vaksin BCG sebanyak 0,05ml (0,05mg).
2. Untuk anak‐anak di atas 12 bulan dan dewasa
diberikan 1 dosis vaksin BCG sebanyak 0,1 ml (0,1mg).

Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 – 15 tahun. Sehingga
re‐vaksinasi pada anak‐anak umumnya dilakukan pada usia 12 ‐15 tahun.
 
Tanda Keberhasilan
            Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut. 

           Jika bisul tak muncul, jangan cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara penyuntikan perlu kehlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntiknya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.
           Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah.
Imunisasi BCG pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah


Vaksin BCG dikontra‐indikasikan untuk pasien yang mengalami gangguan pada kulit seperti
atopic dermatitis, serta baru saja menerima vaksinasi lain (perlu ada interval waktu setidaknya 3minggu).

Vaksin BCG juga tidak diberikan untuk :
 
1. Pasien dengan gangguan imunitas (immunosuppressed) seperti pasien HIV, pasien yang
mengkonsumsi obat‐obat kortikosteroid (immunosuppressan), atau baru saja menerima
transplantasi organ.
2. Wanita hamil dan menyusui, walaupun belum ada data yang menunjukkan efek bahaya
dari pemberian vaksin BCG t
erhadap wanita hamil dan menyusui.

Beberapa adverse reaction yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin BCG antara lain:

• Nyeri pada tempat injeksi, terjadi ulcer atau keloid karena kesalahan pada saat injeksi.
• Kelebihan dosis dan pemberian vaksin pada pasien dengan tuberculin positif.
• Sakit kepala, demam, dan timbul reaksi alergi

Beberapa contoh vaksin BCG yang tersedia di Indonesia adalah : Vaksin BCG kering (Bio Farma) dan
BCG Vaccine SSI (Statent Serum Institut – Denmark).

2. Menggunakan isoniazid (INH)

 Kemoprofilaksis primer diberikan pada anak yang belum terinfeksi (uji Tuberculin negatif),tetapi kontak dengan penderita TB aktif, obat yang digunakan adalah INH 5‐10 mg/kgBB/hari selama2‐3 bulan.

Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak dengan uji tuberculin positif, tanpa gejala klinis, dan foto paru normal, tetapi memiliki faktor menjadi TB aktif.
Golongan ini adalah balita, anak yang mendapat pengobatan kortikosteroid atau
imunosupresan lain, penderita penyakit keganassan, terinfeksi virus (HIV, morbili), gizi buruk, masa
akil balik, atau infeksi baru TB, konfersi uji tuberculin kurang dari 12 bulan.
Obat yang digunakan adalah INH 5‐10 mg/kgBB/hari selama 6‐12 bulan

3, Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab (PHBS). Des‐Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga keberhasilan yang ketat, perlu perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur, pakaian) ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup

4. Bila ada gejala‐gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.

5, Menghindari faktor resiko.

6,
Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang dahak tidak disembarangan tempat. Bila Anda harus meludah, gunakan tempat seperti tempolong atau kaleng tertutup, untuk menampung dahak Anda. Cara yang aman untuk menjauhkan dahak Anda dari orang lain
adalah buanglah dahak Anda ke lubang WC, atau timbun tampungan dahak Anda ke dalam tanah di tempat yang jauh dari keramaian.

7. Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti kepadatan hunian,
dengan meningkatkan pendidikan kesehatan

8. Penyelidikan orang–orang kontak. Tuberculin‐test bagi seluruh anggota keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara–cara ini negatif, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu penyelidikan intensif

9. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala TBC paru dan Pemeriksaan screening dengan tuberculin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant, orang–
orang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit, petugas/guru disekolah, petugas foto
rontgen.

10. Memberantas penyakit TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi dan pasteurisasi air susu sapi



PENGOBATAN TBC MEDIKAMENTOSA
Tujuan pengobatan TB paru adalah untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman Terhadap OAT.

UNTUK PEMBAHASAN MENGENAI TEKNIK PENGOBATAN TBC DAPAT DI BACA .......... DISINI...










BACA JUGA
1. GEJALA KLINIS TBC PADA DEWASA SECARA DETAIL...DISINI
2. KLASIFIKASI TBC..... DISINI
3. PENGOBATAN DAN CARA SERTA DOSIS OBAT TBC... DISINI
4. PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSA TBC... DISINI
5. TBC PADA KEHAMILAN.... DISINI
6.FAKTOR LINGKUNGAN RUMAH YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TBC...SINI
SLIMING CAPSUL
Suplement pelangsing terbaik. Lulus Standard GMP (Good Manufacturing Practice) dan uji tes SGS. Pesan sekarang Juga!!!
sikkahoder.blogspot
ABE CELL
(Jamu Tetes)Mengatasi diabetes, hypertensi, kanker payudara, mengurangi resiko stroke, meningkatkan fungsi otak, dll.
sikkahoder.blogspot
MASKER JERAWAT
Theraskin Acne Mask (Masker bentuk pasta untuk kulit berjerawat). Untuk membantu mengeringkan jerawat.
sikkahoder.blogspot
ADHA EKONOMIS
Melindungi kulit terhadap efek buruk sinar matahari, menjadikan kulit tampak lenih cerah dan menyamarkan noda hitam di wajah.
sikkahoder.blogspot
BIO GLOKUL
Khusus dari tanaman obat pilihan untuk penderita kencing manis (Diabetes) sehingga dapat membantu menstabilkan gula darah
sikkahoder.blogspot


ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder
Body Whitening
Mengandung vit C+E, AHA, Pelembab, SPF 30, Fragrance, n Solk Protein yang memutihkan kulit secara bertahap dan PERMANEN!!
Sikkahoder.blogspot
PENYEDOT KOMEDO
Dengan alat ini, tidak perlu lg memencet hidung, atau bagian wajah lainnya untuk mengeluarkan komedo.
Sikkahoder.blogspot
Obat Keputihan
Crystal-X adalah produk dari bahan-bahan alami yang mengandung Sulfur, Antiseptik, Minyak Vinieill. Membersihkan alat reproduksi wanita hingga kedalam.
Sikkahoder.blogspot
DAWASIR
Obat herbal yang diramu khusus bagi penderita Wasir (Ambeien), juga bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan mengurangi peradangan pada pembuluh darah anus
Sikkahoder.blogspot
TERMOMETER DIGITAL
Termometer digital dengan suara Beep. Mudah digunakan, gampang dibaca dengan display LCD dan suara beep ketika selesai mendeteksi suhu.
Sikkahoder.blogspot


ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder