PADA DEWASA
Berdasarkan gejala klinis TBC, maka Gambaran klinik TB paru dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling awal dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Biasanya batuknya ringan sehingga dianggap batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari. Bila proses destruksi berlanjut, sekret dikeluarkan terus menerus sehingga batuk menjadi lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada waktu siang maupun malam hari. Bila yang terkena trakea dan/atau bronkus, batuk akan terdengar sangat keras, lebih sering atau terdengar berulang‐ulang(paroksismal). Bila laring yang terserang, batuk terdengar sebagai hollow sounding cough, yaitu batuk tanpa tenaga dan disertai suara serak
Batuk Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat bantuk dimulai dari batuk kering (non‐produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan spuntum).
b. Batuk darah
Darah yang dkeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercak‐bercak darah,gumpalan‐gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak(profus).
b. Batuk darah
Darah yang dkeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercak‐bercak darah,gumpalan‐gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak(profus).
Batuk darah jarang merupakan tanda permulaan dari penyakit tuberkulosisatau initial symptom karena batuk darah merupakan tanda telah terjadinya ekskavasidan ulserasi dari pembuluh darah pada dinding kavitas. Batuk darah pada pemerisaan raadiologis tanpak ada kelainan. Sering kali darah yang dibatukkan pada penyakit tuberkulosis bercampur dahak yang mengandung basil tahan asam. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
Batuk darah juga dapat terjadi pada tuberkulosis yang sudah sembuh karena robekan jaringan paru atau darah berasal dari bronkiektasis yang merupakan salah satu penyulit tuberkulosis paru. Pada saat seperti ini dahak tidak mengandung basil tahan asam
c. sesak napas dan timbul bunyi mengik atau bengek
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal‐hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain‐lain.atau oleh penggumpalan cairan di rongga pleura sebagai komplikasi TB Paru ataupun karena akibat terjadinya sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru‐paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar.
Gejala klinis Haemoptoe:
Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara
membedakan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin test negatif
2. Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia seriang terjadi
f. Benzidin test positif
3. Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena sehingga menimbulkan pleuritis . Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas (nyeri dikeluhkan di daerah aksila, di ujung skapula atau tempat tempat lain)
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masabebas serangan makin pendek. Panas badan meningkat atau menjadi lebih tinggi bila proses berkembang menjadi progresif sehingga penderita merasakan badannya hangat atau muka terasa panas
keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
b. Keringat malam.
Keringat malam bukan gejala yang patognomonis untuk penyakit tuberkulosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut, kecuali pada orang‐orang dengan
vasomotor labil, keringat malam dapat timbul lebih dini. Nausea, takikardi dan sakit kepala timbul bila ada panas.
c. Anoreksia, dan penurunan berat badan
Anoreksia yaitu tidak selera makan dan penurunan berat badan merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.
Rendahnya asupan makanan yang disebabkan oleh anoreksia, menyebabkan peningkatan metabolisme energi dan protein dan utilisasi dalam tubuh. Asupan yang tidak kuat menimbulkan pemakaian cadangan energi tubuh yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan dan kelainan biokimia tubuh
d. Gangguan Menstruasi
status gizi yang tidak normal merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi. Status gizi yang buruk menyebabkan meningkatnya kasus penyakit tuberkulosis karena daya tahan tubuh yang rendah. Oleh sebab itu gangguan menstruasi sering terjadi bila proses tuberkulosis paru sudah lanjut
e. Malaise
Gejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan, kurang tidur dan keadaan sehari‐hari yang kurang menyenangkan. Oleh sebab itu harus dianalisa dengan baik apabila dijumpai perubahan sikap dan tempramen, perhatian penderita berkurang atau menurun pada pekerjaan, penderita yang kelihatan neurotik.
Pada umumnya penderita TB paru nadinya meningkat seiring demam.
Cara mengukur denyut nadi, dapat dilihat disini...
g. Gejala khusus yang lain
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena,misalnya TBC Ginjal & Saluran Kencing, dengan gejala. pyuria atau hematuri ataupun tanpa gejala, tidak nyeri: “painless dapat puladysuria, urgency & frequency serta protienuria & hematuria
DAMPAK PENYAKIT TUBERCOLOSIS
Dampak bagi individu
Penderita penyakit TBC dapat menjadi sangat lemah, dan tidak bisa kerja, atau melakukan tugas harian biasa, misalnya jaga anak atau kerja kebun. Rata‐rata, seorang penderita penyakit TBC akan kehilangan 3‐4 bulan waktu kerja produktif. Jika tidak diobati, penyakit TBC menyebabkan kesakitan selama jangka panjang, kecacatan dan kematian. Kira‐kira 50% penderita penyakit TBC paru yang tidak diobati akan meninggal dalam waktu 5 tahun, mayoritas dari 50% ini akan mati dalam waktu 18 bulan.
Penderita penyakit TBC dapat menjadi sangat lemah, dan tidak bisa kerja, atau melakukan tugas harian biasa, misalnya jaga anak atau kerja kebun. Rata‐rata, seorang penderita penyakit TBC akan kehilangan 3‐4 bulan waktu kerja produktif. Jika tidak diobati, penyakit TBC menyebabkan kesakitan selama jangka panjang, kecacatan dan kematian. Kira‐kira 50% penderita penyakit TBC paru yang tidak diobati akan meninggal dalam waktu 5 tahun, mayoritas dari 50% ini akan mati dalam waktu 18 bulan.
BACA JUGA
1. MENGENAL TBC SECARA DETAIL...DISINI
2. KLASIFIKASI TBC..... DISINI
3. PATOFISIOLOGI TBC... DISINI
4. PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSA TBC... DISINI
5. TBC PADA KEHAMILAN.... DISINI
6. SYARAT KUMA AGAR TIDAK TERTULAR TBC... DISINI