IMPETIGO KRUSTOSA
I.
Pendahuluan
Impetigo ialah pioderma
superfisialis (terbatas pada epidermis)1 atau infeksi piogenik
superfisialis yang mudah menular yang terdapat di permukaan kulit dan
disebabkan oleh Staphylococcus
dan/atau Streptococcus2,3.
Nama impetigo berasal dari bahasa latin yaitu impetere (menyerang)4.
Berdasarkan fakta tahun 2005 bahwa S.aureus umumnya patogen terbanyak
antara kedua impetigo bulosa dan nonbulosa pada United States dan Eropa, meskipun
S.pyogenes umumnya terdapat di
beberapa negara. Pada umumnya infeksi berawal sebagai infeksi streptokokal,
tetapi setelah itu stafilokokus selalu menggantikan streptokokus12.
Walaupun impetigo dapat merupakan
pioderma primer, tapi dapat juga timbul sebagai infeksi sekunder yang mengikuti
penyakit kulit atau trauma kulit yang telah ada (secondary infection) dan itu dikenal sebagai dermatitis
impetigenisata12. Penyakit kulit yang biasa menyertai adalah
pedikulosis, skabies, infeksi jamur, dan pada insect bites5.
Pioderma memiliki banyak bentuk,
diantaranya impetigo, folikulitis, furunkel, eritrasma, erisipelas, selulitis,
abses dll. Namun dalam kepustakaan ini hanya akan dibahas tentang impetigo,
karena impetigo merupakan bentuk pioderma yang paling sering dijumpai disamping
folikulitis6. Khususnya yang akan lebih dibahas mendalam adalah
impetigo non-bulosa (impetigo krustosa).
Impetigo krustosa juga dikenal sebagai impetigo kontagiosa, impetigo
vulgaris, atau impetigo Tillbury Fox1.Impetigo krustosa merupakan bentuk pioderma yang
paling sederhana. Menyerang epidermis, dimana gambaran yang dominan
ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang
berlapis-lapis8. Impetigo krustosa terkadang terdapat berbagai
ukuran (inch) diameter, tapi biasanya kecil dan dalam beberapa kasus hanya
beberapa bagian tubuh yang terkena (wajah, telinga, leher, dan kadang tangan)9.
Impetigo krustosa biasanya tanpa gelembung cairan dengan krusta/keropeng/koreng10.
Secara umum, penyakit pioderma merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, oleh karena itu ditatalaksana
dengan menggunakan antibiotik. Antibiotik
yang diberikan pada pioderma bisa berupa antibiotik topikal dan atau sistemik,
tergantung dari berat ringannya penyakit6
2.
Etiologi atau penyebabnya
Impetigo
krustosa umumnya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus dan jarang disebabkan oleh grup
A streptococcus tapi untuk negara berkembang, impetigo krustosa umumnya
disebabkan oleh Streptococcus ß
hemolyticus grup A (Streptococcus pyogenes)1,6.
Gambar 2.1 Staphylococcus aureus |
Gambar 2.2 Streptococcus pyogenes |
Staphylococcus grup II
dalam jumlah yang banyak lebih sering menyebabkan impetigo bulosa dibandingkan
dengan impetigo non-bulosa2.
Pada dasarnya keberadaan impetigo streptokokal
(pioderma streptokokal) tidak diragukan. Organisme grup A biasanya merupakan
penyebabnya, tapi Streptococcus grup
C dan grup G kadang ikut terlibat2.
Streptococcus
merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat, yang mempunyai karakteristik
dapat berbentuk pasangan atau rantai selama pertumbuhannya. Lebih dari 20
produk ekstraseluler yang antigenik termasuk dalam grup A (Streptococcus pyogenes) diantaranya adalah Streptokinase,
streptodornase, hyaluronidase, eksotoksin pirogenik, disphosphopyridine
nucleotidase, dan hemolisin5.
III.
Epidemiologi atau penyebarannya
Impetigo terjadi di seluruh negara di dunia dan
angka kejadiannya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Di Amerika Serikat
impetigo merupakan 10% dari masalah kulit yang dijumpai pada klinik anak dan
terbanyak pada daerah yang jauh lebih hangat, yaitu pada daerah Amerika
tenggara5. Di Inggris (1995) kejadian impetigo pada anak sampai usia
4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15 tahun. Sekitar 70%
merupakan impetigo krustosa10,12.
Impetigo krustosa adalah infeksi kulit yang mudah
menular dan terutama mengenai anak-anak yang belum sekolah (antara umur 2-5 tahun).
Penyakit ini mengenai kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, sama
banyak. Selain itu dapat mengenai semua bangsa. Lebih sering pada daerah tropis8,10,12.
Biasanya Streptokokus tumbuh dalam suasana yang hangat dan lembab, maka paling
sering ditemukan saat musim panas2. Impetigo merupakan penyakit yang
sangat menular. Penyakit ini bisa tertular secara kontak langsung dengan kulit
yang terinfeksi atau kontak dengan benda-benda yang sudah terinfeksi7.
Selain itu juga, dapat ditularkan melalui nafas penderita. Masa inkubasi 1-3
hari. Streptokokus kering yang terdapat di udara tidak menginfeksi kulit yang
normal. Tetapi dengan gesekan dapat memperberat lesi11.
Pada orang dewasa, impetigo ini sering terdapat pada
mereka yang tinggal bersama-sama dalam satu kelompok, seperti asrama dan
penjara. Faktor predisposisi terjadinya ialah kebersihan
yang kurang, higiene yang jelek (anemia
dan malnutrisi), tempat tinggal yang padat penduduk, panas dan terdapatnya
penyakit kulit (terutama yang disebabkan oleh parasit)2,8.
Bakteri Stafilokokus dan Streptokokus dapat melalui pertahanan kulit yang utuh
jika kulit rusak, seperti robek (terpotong), gigitan, atau penyakit cacar air (chickenpox)7. Selain itu,
dapat juga terjadi melalui kontak tidak langsung melalui handuk, selimut, atau
pakaian pasien impetigo; cuaca panas maupun kondisi lingkungan yang lembab;
kegiatan/olahraga dengan kontak langsung antar kulit seperti rugby, gulat, dll;
pasien dengan dermatitis, terutama dermatitis atopik5.
Gigitan serangga mungkin dapat menularkan
penyakit ini, tapi dengan gigitan yang kecil dari binatang
genus Hippelates
dapat menularkan infeksi streptokokus dalam daerah tropis dan subtropis2
IV.
Etiopatofisiologi/Patofisologi
Impetigo non-bulosa merupakan jenis impetigo yang
paling sering dan timbul hampir 70% pada anak-anak di bawah usia 15 tahun
dengan infeksi. Streptococcus ß
hemolyticus grup A (GABHS) dan Staphylococcus
aureus timbul dengan frekuensi yang sama sebagai agen kausatif pada
impetigo non-bulosa, sekarang ini S.aureus
merupakan patogen utama untuk impetigo non-bulosa, telah dilaporkan sebanyak
50-60% kasus. Pada kenyataannya, hampir 20-45% kasus terdapat kombinasi S.aureus dan S.pyogenes. Pada negara yang sedang berkembang, GABHS ( hidup Bersih dan sehat) tetap
merupakan penyebab utama. S.aureus
memproduksi racun bakteriotoksin pada streptococcus. Bakteriotoksin inilah yang
menjadi alasan mengapa hanya S.aureus
yang terisolasi pada lesi tersebut walaupun disebabkan oleh bakteri Streptococcus.
Jika seorang individu mengadakan kontak dekat dengan
yang lainnya (anggota keluarga, teman satu kelas, teman sekelompok) yang
mempunyai infeksi kulit karena GABHS atau yang membawa organisme ini, maka
individu yang mempunyai kulit utuh dapat terkontaminasi oleh bakteri ini. Jika
pada kulit yang terkolonisasi oleh bakteri ini, maka pada luka yang kecil,
seperti luka lecet atau tergigit serangga akan timbul lesi impetigo antara 1-2
minggu.
GABHS dapat ditemukan pada hidung dan tenggorokan
pada beberapa individu 2-3 minggu setelah timbul lesi, meskipun mereka tidak
terdapat gejala-gejala dari faringitis streptococcal. Hal ini disebabkan karena
perbedaan rantai pada bakterinya. Impetigo biasanya merupakan rantai D,
sedangkan faringitis disebabkan rantai A,B, dan C.
DEMIKIAN DAHULU UNTUK POSTING SAYA KALI INI.... UNTUK KELANJUTAN MENGENAI GEJALA KLINIK IMPETIGO KRUSTOSA DAN CARA DIAGNOSANYA, DAPAT DI BACA....... DI SINI......ATAU UNTUK CARA PENGOBATANNYA....... DISINI