PENDAHULUAN
Warna kulit manusia di tentukan oleh berbagai pigmen. Yang berperan pada penentuan warna kulit adalah : karoten, melanin, oksihemoglobin dan hemoglobin bentuk reduksi, yang paling berperan adalah pigmen melanin. Kelainan pigmen kulit kulit adalah kelainan warna kulit akibat berkurang atau bertambahnya pembentukan pigmen melanin pada kulit. Kelainan pigmen kulit di sebut juga melanosis. Melanosis adalah kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit, dimana di bedakan atas dua macam yaitu Hipermelanosis (melanoderma) yang terjadi jika produksi pigmen melanin bertambah, dan Hipomelanosis (leukoderma), bila produksi pigmen melanin berkurang.
Hipermelanosis dapat di sebabkan oleh sel melanosit bertambah ataupun hanya karena pigmen melanin saja yang bertambah. Sebaliknya leukoderma (hipomelanosis) dapat di sebabkan oleh pengurangan pigmen melanin maupun tidak adanya sel melanosit. seorang ahli kulit yang bernama Fitzpatric membagi hipermelanosis berdasarkan distribusi melanin dalam kulit, dimana di bedakan menjadi dua, yaitu :
- Hipermelanosis Coklat, bila pigmen melanin terletak pada Epidermis, dan
- Hipermelanosis Abu-abu, jika pigmen melanin terletak di dalam Dermis.
MELASMA
DEFENISI
Melasma atau lebih dikenal dengan flek-flek pada wajah adalah gangguan pigmen yang sangat sering dijumpai, berupa perubahan warna menjadi kecoklatan atau berwarna coklat kehitaman di kulit pada bagian tubuh yang terpapar sinar matahari, yang biasanya terdapat di wajah ( di daerah pipi dan dahi, kadang-kadang bibir atas), dengan distribusi menyerupai masker.
Melasma sering timbul selama kehamilan, akibat kontrasepsi suntik, akibat pemakaian kosmetika dan sinar matahari. Melasma secara klinis seringkali ditemukan simetris bilateral.
SINONIM atau NAMA LAIN
Dahulu melasma di sebut juga Kloasma.
EPIDEMOLOGI DAN INSIDEN
Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal di daerah tropis. Melasma terutama di jumpai pada wanita, meskipun pada pria dapat pula di temukan (10%). Di Indonesia perbandingan kasus wanita dan pria adalah 24:1. Terutama tampak pada wanita usia subur dengan riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari. Insiden terbanyak tampak pada usia 30-40 tahun. Melasma paling sering mengenai wanita usia reproduktif dan jarang mengenai usia sebelum pubertas.
Terutama mengenai wanita, dengan faktor penyebab eksaserbasi antara lain paparan sinar matahari, pengaruh hormonal seperti kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral, predisposisi etnis (Hispanik, Asia, Afrika, Amerika),herediter dan pemakai kosmetikn serta pemakai obat lainnya.
ETIOLOGI ATAU PENYEBAB
Etiologi melasma saat ini belum di ketahui secara pasti. Faktor penyebab yang dianggap berperan pada patogenitas melasma adalah :
- Sinar ultra violet
- Hal ini tergantung pada kuatnya sinar matahari (terutama jam 09.00 – 15.00 ) dan lamanya terkena sinar matahari. Spektrum sinar matahari ini akan merusak gugus sulfhidril di epidermis yang merupakan penghambat enzim tirozinase dengan cara mengikat ion Cu dari enzim tersebut. Sinar ultra violet menyebabkan enzim tirosinase tidak di hambat lagi, sehingga akibatnya memacu proses melanogenesis yaitu pembentukan melanin yang berlebihan oleh sel melanosit, sehingga terbentuklah pigmen yang berlebihan. (baca DISINI)
- Hormon
- Hormon yang berperan terjadinya melasma adalah estrogen, progesteron dan MHS (Melanin stimulasi hormone). Pada kehamilan, melasma biasanya meluas pada trismester ke 3. Pada pemakaian pil kontrasepsi, melasma tampak dalam1 bulan sampai 2tahun, setelah dimulai pemakaian pil tersebut.
- obat- obatan
- Obat- obatan yang dapat menyebabkan melasma, misalnya hidantoin(anti epilepsi), mesantoin, klorpormazin (anti muntah), sitostatik, dan minoksiklin. obat-obatan ini di timbun di lapisan dermis bagian atas dan secara kmulatif dapat merangsang melanogenesis.
- Genetik
- Dilaporkan adanya kasus keluarga sekitar 20-70%.
- Ras
- Melasma banyak di jumpai pada golongan rass hispanik dan golongan berwarna kulit gelap.
- Kosmetik
- Pemakaian kosmetik yang mengandung parfum, Zat pewarna atau bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan fotosensitivitas yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperpigmentasi pada wajah jika terpajan sinar matahari.
- Idiopatik
Terdapat beberapa jenis melasma, di tinjau dari gambaran klinis, pemeriksaan histopatologik dan pemeriksaan sinar wood.
- Melasma di bedakan berdasarkan gambaran klinis
- Bentuk Sentro-fasial, meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial, bawah hidung serta dagu (63%)
- Bentuk Malar, meliputi hidung dan pipi bagian lateral (21%)
- Bentuk Mandibular, meliputi daerah mandibula atau rahang bawah (16%)
- Melasma dibedakan berdasarkan pemeriksaan dengan sinar Wood
- Tipe Epidermal, melasma tampak lebih jelas dengan sinar Wood dibandingkan dengan sinar biasa.
- Tipe Dermal, dengan sinar Wood tidak tampak warna kontras dibandingkan dengan sinar biasa.
- Tipe Campuran, tampak beberapa lokasi lebih jelas, sedangkan lainya tidak jelas pada sinar wood.
- Tipe Sukar dinilai karena warna kulit yang gelap, dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas, sedangkan dengan sinar biasa jelas terlihat. Perbedaan tipe-tipe ini, sangat berarti pada pemberian terapi, tipe dermal lebih sulit di obati, dibanding tipe epidermal.
- Melasma di bedakan berdasarkan pemeriksaan Histopatologik
- Melasma tipe Epidermal, Umumnya berwarna coklat, melanin terutama terdapat pada lapisan basal dan suprabasal, kadang- kadang di seluruh stratum korneum dan sratu spinosum.
- Melasma tipe Dermal, berwarna coklat kebiruan, terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah di dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
PATOGENESIS ATAU PROSES TERJADINYA MELASMA
Masih banyak yang belum di ketahui menyangkut patogenesis penyakit ini, banyak faktor yang menyangkut proses ini, antara lain :
- Peningkatan produksi Melanosom karena hormon maupun karena sinar Ultra violet. Kenaikan melanosom ini, juga dapat di sebabkan karena bahan farmakologik seperti perak dan psoralen.
- Penghambat dalam Malphigian cell turn-over, keadaan ini dapat terjadi karena obat sitostastik.
GEJALA KLINIS MELASMA
- Lesi melasma berupa makula (kelainan kulit berbatas tegas,hanya berupa perubahan warna semata) berwarna coklat muda atau coklat tua berbatas tegas dengan tepi tidak teratur, sering pada pipi dan hidung yang di sebut pola malar.
- Pola mandibular terdapat pada dagu, sedangkan
- Pola sentrofasial di pelipis, dahi, alis dan bibir atas.
- Warna keabu-abuan atau kebiru-biruan terutama pada tipe dermal.
GAMBARAN KLINIS DAPAT DILIHAT PADA FOTO DI BAWAH INI
PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK MENEGAKAN DIAGNOSA
- Pemeriksaan histopatologik
- Tipe Epidermal
- Melanin terutama terdapat di lapisan basal dan supra basal, kadang-kadang di seluruh stratum spinosum sampai stratum korneum lapisan kulit; sel-sel padat mengandung melanin adalah melanosit, sel-sel lapisan basal, dan supra basal, juga terdapat pada keratosit dan sel-sel stratum korneum
- Tipe Dermal
- Terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah di dalam Dermis bagian atas dan bawah; pada Dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
- Pemeriksaan Mikroskop Elektron
- Gambaran ultrastuktur melanosit dalam lapisan basal, memberi kesan aktifitas melanosit meninggi.
- Pemeriksaan Dengan Sinar Wood
- Tipe Epidermal
- Warna lesi tampak lebih kontras
- Tipe dermal
- Warna lesi tidak bertambah kontras
- Tipe Campuran
- Lesi ada yang bertambah kontras ada yang tidak
- Tipe tidak Jelas
- Dengan sinar Wood, lesi menjadi tidak jelas, sedangkan dengan sinar biasa, jelas terihat.
DIAGNOSIS MELASMA
- Diagnosis melasma di tegakan hanya dengan pemeriksaan klinis. Untuk menentuka tipe melasma dilakuak pemeriksaan sinar wood, sedangkan pemeriksaan histopatologik hanya di lakukan pada kasus- kasus tertentu.
PENATALAKSANAAN MELASMA
Pengobatan melasma memerlukan waktu yang cukup lama, kontrol yang teratur serta kerjasama yang baik antara penderita dengan dokter yang menanganinya.
Kebanyakan penderita berobat karena alasan kosmetik, pengobatan dan perawatan kulit harus di lakukan secara teratur dan sempurna, karena melasma bersifat kronis residif (kambuhan).
Pengobatan yang baik dan sempurna, adalah dengan mencari tahu penyebabnya dan mengatasinya.
- Pencegahan melasma
- Pencegahan terhadap timbulnya atau bertambah beratnya serta kambuhnya melasma adalah perlindungan terhadap sinar matahari.
- penderita di haruskan menghindari sinar matahari, terutama pada pukul 09.00-15.00
- Sebaiknya jika keluar rumah,menggunakan payung atau topi yang lebar
- Melindungi kulit dengan memakai tabir surya yang tepat, tanpa pemakaian tabir surya yang tepat maka pengobatan sukar berhasil.
- pemakaian tabir surya sebaiknya 30 menit sebelum terkena sinar matahari
- perhatkan bahwa ada dua jenis tabir surya, yaitu yang bersifat fisik yang memantulkan sinar UV dan yang bersifat kimia yang menyerap sinar UV.
- Menghilangkan faktor yang merupakan penyebab melasma, misalnya menghentikan pemakaian pil kontrasepsi, menghentikan pemakaian kosmetik yang berwarna atau mengandung parfum, mencegah obat misalnya hidantoin,sitostika,anti malaria dan minokiklin.
- Pengobatan melasma
- Pengobatan Topical
- Hidrokinon
- Hidrokinon di pakai dengan konsentrasi 2-5%. Krim tersebut di pakai pada malam hari, disertai pemakaian tabir surya pada siang hari.
- Umumnya tampak perbaikan dalam 6-8minggu dan di lanjutkan sampai 6 bulan.
- Efek samping adalah Dermatitis kontak alergi atau Iritan
- Setelah penghentian Hidrokuin, sering terjadi kekambuhan.
- Asam retinoat
- Asam retinoat 0,1% terutama digunakan sebagai terapi tambahan atau terapi kombinasi.
- Krim ini di pakai pada malam hari, karena pada siang hari dapat terjadi foto-degradasi
- Efek samping berupa Eritema, deskuamasi dan foto sensitasi
- Asam aseleat
- Asam aseleat merupkan obat yang aman untuk di pakai
- Pengobatan asam aseleat 20% selama 6bulan memberiakn efek yang baik
- Efek samping, rasa panas dan gatal
- Pengobatan Sistemik
- Asam askorbat/Vitamin C
- Vitamin C mempunyai efek merubah melanin bentuk oksida menjadi melnin bentuk reduksi yang berwarna lebih cerah dan mencegah pembentukan melanin dengan merubah DOPA kinon, menjadi DOPA
- Glutation
- Glutation bentuk bentuk reduksi adalah adalah senyawa sufhidril yang berpotensi menghambat pembentukan melanin dengan cara bergabung dengan cuprum dari tirosinase.
- Tindakan Khusus
- Pengelupasan Kimiawi
- Pengelupasan kimiawi dapat membantu pengobatan kelainan hiperpigmentasi.
- Pengelupasan Kimiawi di lakukan dengan mengoleskan asam glikolat 50-70% selama 4-6 menit, dilakukan setiap 3 minggu selama 6 kali.
- Sebelum di lakuakn pengelupasan kimiawi, dibrikan krim sam glikolat 10% selama 14 hari.
- Bedah Laser
- Bedah laser dengan mengguanakan laser Q-swiched Ruby dan laser Argon, kekambuhan dapat juga terjadi